Di Sumedang, Wanadri, Pemburu Senapan Angin, BKSDA, Taman Buru, dan Aparat akan Gelar Temu Akrab

- 1 Agustus 2023, 13:25 WIB
Suasana malam di Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi, Sumedang.
Suasana malam di Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi, Sumedang. /Instagram @masigitkareumbi

Disebutkan, belakangan ini interaksi penggiat berburu/petani/masyarakat dengan kawasan konservasi mengakibatkan gangguan ekosistem. Ini diduga menyebabkan sumber makanan alami di kawasan terganggu oleh aktivitas manusia disekitar kawasan.

Dampaknya, mendorong terjadinya beberapa kasus seperti masuknya monyet ekor pendek alias kera ke pertanian, babi hutan menyerang kebun petani dan menyerang orang, dan macan tutul berkeliaran keluar kawasan.

“Ada ratusan desa di sekitar kawasan konservasi Masigit Kareumbi sangat sensitif dan sangat mungkin terjadinya gangguan ekosistem dari perubahan pola pemanfaatan lingkungan di sekitar kawasan,” ujar Phassa.

Baca Juga: Di Sumedang, Wisata ke Pulau Kuburan di Waduk Jatigede, Ada Sekeluarga Tinggal di Situ, Bagaimana Rasanya ?

Disebutkan, ada masukan terakhir karena ditemukan sisa tubuh monyet dan bekas kemping pemburu liar di kawasan taman buru Gunung Masigit Kareumbi itu. Kondisi banyaknya pemburu liar di Gunung Masigit Kareumbi sedang menjadi perbincangan hangat pihak-pihak berkepentingan.

 

Sebagai gambaran, para pemburu di Taman Gunung Masigit Kareumbi, Sumedang, kebanyakan menggunakan senapan angin jenis PCP. Sebab, senapan angin jenis PCP merupakan yang terkuat, dan sering digunakan untuk menembak babi hutan dan suaranya meletus.

Orang-orang yang memiliki senapan angin jenis PCP, terutama jenis buru, biasanya ingin menggunakan karakter jenis itu untuk berburu. Daya tembak efektif senapan angin jenis PCP adalah 30-50 meter, dengan jangkauan 100-150 meter, sedangkan tekanan angin yang sangat aman adalah 2.500-3.000 Psi. ***

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah