SUMEDANG Dinilai Cocok Jadi IKN, Maukah ? Ini Prediksi Bakal Terjadi

- 6 April 2023, 09:51 WIB
Kabupaten Sumedang ada yang menilai cocok jadi IKN (Ibu Kota Negara) Indonesia dibandingkan Kalimantan. Apakah warga lokal mau ?
Kabupaten Sumedang ada yang menilai cocok jadi IKN (Ibu Kota Negara) Indonesia dibandingkan Kalimantan. Apakah warga lokal mau ? /Kodar Solihat/DeskJabar

Tingginya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk serta tingkat urbanisasi ini harus mendapat perhatian secara khusus terkait dampaknya terhadap pemanasan global karena menurut BPK RI (2007), peningkatan polusi udara disebabkan peningkatan pertumbuhan penduduk dan laju urbanisasi yang mendorong pertumbuhan kendaraan bermotor, penurunan ruang terbuka hijau, perubahan gaya hidup yang mendorong pertumbuhan konsumsi energi, ketergantungan ke-pada minyak bumi sebagai sumber energi, serta kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pencemaran udara dan pengendaliannya.

 Baca Juga: Menjelang Ramadhan 2023, Masakan Rantang, Nostalgia di Bandung dan Sumedang, Apakah Kini Masih Ada ?

Peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring bertambahnya kepadatan penduduk. Commoner, B (1971) menjelaskan, bahwa pertumbuhan populasi yang cepat khususnya di negara negara berkembang secara bersamaan akan meningkatkan degradasi terhadap lingkungan.

Disebutkan, dengan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat,  berimbas meningkatnya kebutuhan pangan, air bersih, pemukiman dan sebagainya. Sehingga menimbulkan ketidakseimbangan antara persediaan sumber daya alam dengan kebutuhan manusia. (Pandey,BV dan Singh S:2020).

Sumedang akan seperti ini 

 

Dari gambaran itu, DeskJabar.com bisa menyimpulkan, dampak terjadi kepada Sumedang dan sekitarnya jika menjadi Ibu Kota Negara Indonesia yang baru, adalah :

  1. Sumedang akan terjadi kerusakan alam, dari semula sejuk dan tenang, menjadi kawasan padat penduduk, dengan berbagai kebisingan muncul. Situasi ini berimplikasi secara berantai ke sejumlah kawasan sekitarnya. 
  2. Jalanan macet di sana sini, karena jumlah penduduk terus berdatangan dan bertambah. Sebab, lokasinya sangat mudah dituju dan dekat bagi kalangan kaum urban. Konflik dan gesekan antar masyarakat beresiko meninggi.
  3. Kendaraan terus bertambah sehingga polusi bakal meningkat, sementara membuat area jalan baru harus menyesuaikan kondisi alam Sumedang, apalagi ada bergunung-gunung dan longsor. Soal yang dibidik adalah dekat Bandara Kertajati Majalengka, implikasinya pun akan berantai.
  4. Biaya hidup akan menjadi tinggi. Apakah kemudian warga lokal Sumedang sudah siap dengan resiko tersebut ?
  5. Akan sangat sering banyak demonstrasi dan konflik urusan berbangsa dan bernegara, dan sejenisnya, seperti kita saksikan seperti sekarang.
  6. Sumedang berpotensi lebih banyak terjadi kriminalitas baik karena para pendatang maupun orang lokalan. Sebab, kehidupan menjadi keras.
  7. Kultur masyarakat lokal beresiko tersingkirkan dan tergantikan kultur pendatang, dengan dalih “Ini Indonesia !”
  8. Areal pertanian bakal banyak terhabisi, selain banyak diborong dan terkena dampak perubahan iklim, berakibat masyarakat lokal kehilangan mata pencaharian. Pindah alih usaha dan pekerjaan kepada sektor formal bukan sesuatu yang mudah.

Nah, itulah yang bakal terbayang, jika Sumedang menjadi ibukota negara baru Indonesia. Lalu akan dikemanakan hasil pembangunan yang sudah dilakukan di Kalimantan dengan biaya sangat besar ? ***

 

 

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah