Tol Getaci Jangan Berdampak Bencana Lingkungan Hidup di Priangan Jawa Barat

- 21 Maret 2023, 09:50 WIB
Rencana pembangunan jalan tol Getaci diharapkan jangan berdampak bencana lingkungan hidup di Priangan Jawa Barat.
Rencana pembangunan jalan tol Getaci diharapkan jangan berdampak bencana lingkungan hidup di Priangan Jawa Barat. /Kodar Solihat/DeskJabar.com

DESKJABAR – Walau bersifat kepentingan umum transportasi, tetapi pembangunan jalan tol sebenarnya banyak dikritisi sering berdampak kerusakan lingkungan.

Begitu pula rencana pembangunan tol Getaci, apakah bisa muncul fenomena baru, dengan dirancang diimbangi pemulihan lingkungan ? Apakah mampu menghindari dampak bencana terhadap lingkungan hidup.  

Diketahui, rencana proyek jalan tol Getaci yang menghubungkan Gedebage Bandung, Tasikmalaya, dan Cilacap, melintasi pula kawasan subur dan hijau yang indah di kawasan Nagreg Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis (yang merupakan wilayah Priangan), sampai Cilacap.

 Baca Juga: Daftar 37 Desa di Garut Akan Terima UGR Tol Getaci: Ini Gambaran Harga Per Meter

Kekhawatiran merusak lingkungan

Disebut-sebut, salah satu lintasan adalah melintasi Lebakjero, Nagreg, Kabupaten Bandung dan utara Garut, yang memiliki alam indah. Ada kekhawatiran, lintasan Getaci akan menjadikan kawasan tersebut menjadi gersang.

Bahkan, Kepala Badan BPPSDMP (Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, sudah duluan menyampaikan harapan dan optimisme pembangunan jalan tol Getaci tetap memperhatikan lingkungan, khususnya berkaitan lahan pertanian pada rute dilintasi.

Pendapat akademisi

Seberapa jauh dampak pembangunan jalan tol terhadap kerusakan lingkungan ? Ada pendapat akademisi yang mengamati berbagai keberadaan jalan tol yang sudah ada di Pulau Jawa.

Ada pun yang menyampaikan pandangan secara umum soal jalan tol dan dampak terhadap lingkungan, dilontarkan dosen magister administrasi publik dari Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, dr Nurhadi Susanto pada tahun 2019.

Baca Juga: DI Lokasi Inilah Struktur Tol Getaci Seksi 1 akan Terlihat Unik dan Rumit, Bisa Jadi Spot Pemandangan Eksotik

Nurhadi Susanto menilai, pertimbangan pemerintah dalam pembangunan jalan tol, selama ini masih difokuskan pada kemanfaatan distribusi barang dan orang.

Tetapi, katanya, belum spesifik menyebutkan pertimbangan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Tampaknya bukan hanya pelestarian, tetapi juga pemulihan lingkungan hidup di sekitar jalur yang terdampak proyek.

Sebab diketahui, pembangunan jalan tol juga menggunakan kawasan lingkungan hidup. Nah itulah yang menjadi bahan perhatian terhadap pembangunan jalan tol secara umum.

Perhatian Nurhadi Susanto terhadap pembangunan jalan tol dampak terhadap lingkungan hidup dikemukakan pada diskusi bertajuk Urgensi Perlindungan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Jalan Tol, di ruang seminar Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM, pada 16 Agustus 2019, yang diunggah Humas UGM/Gusti Grehenson pada laman ugm.ac.id.

 Baca Juga: 4 Kelurahan di Garut Kota Akan Segera Terima UGR Tol Getaci: INI DAFTARNYA!

Nurhadi Susanto berpendapat, pembangunan jalan tol seharusnya merupakan bagian dari pembangunan transportasi. Sebab dalam Sistem Transportasi Nasional (Sistranas). Salah satu tujuannya, adalah mendukung pengembangan wilayah dalam bentuk penyediaan sarana dan prasarana transportasi.

Tetapi menurut Nurhadi Susanto, cara berpikir antroposentris yaitu manusia pusat segala-galanya dan alam harus tunduk pada keinginan manusia, menjadi maraknya penyebab bencana ekologi di Pulau Jawa.

Tingginya sebaran lahan kritis di Pulau Jawa diiringi dengan semakin menyusutnya luas hutan, membawa dampak serius pada indeks hutan, udara, dan air. Pada gilirannya menjadi ancaman potensial/serius terhadap daya dukung ekosistem di Pulau Jawa.

Baca Juga: JEJAK Perjalanan Proyek Tol Getaci, Diprotes Jabar, Keterlibatan Perusahaan Malaysia, Hingga Perubahan Rute

Hindari bencana ekologi dampak tol Getaci

Nurhadi Susanto mengutip data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang menunjukan angka Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) di Jawa tahun 2016 berada pada angka 52,44, masuk pada kategori “sangat kurang”.

Hasil kajian tentang IKLH pada tahun 2017, justru berbanding terbalik kajian tentang IKLH Pada Tahun 2017 justru berbanding terbalik dengan kondisi eksisting.

Menurut Kementerian LHK, penilaian nilai IKLH nasional terjadi karena kontribusi yang besar dari IKU (indeks kualitas udara) terjadi kenaikan sebesar 221,1 persen. Sedangkan presentase penurunan IKA (indeks kualitas air) dan IKTL (indeks kualitas tutupan lahan) terhadap kenaikan nilai IKLH masing-masing sebesar 69,5 persen dan 51,6 persen.

“Kondisi tersebut, selaras dengan persepsi tentang kerusakan lingkungan akibat pembangunan jalan tol,” ujar Nurhadi Susanto.

Baca Juga: TOL Getaci Seksi 1, Daftar Desa dengan Lahan Terluas hingga Lahan Terkecil di Bandung dan Garut

Ia juga mencontohkan dengan mengutip pendapat Walhi Jawa Tengah tentang beberapa proyek jalan tol di Jawa Tengah mengalihfungsikan lahan-lahan hijau menjadi jalan. “Kondisi ini akan mempercepat kerusakan lingkungan,” ujar Nurhadi Susanto.

Disebutkan Nurhadi Susanto, pembangunan infrastruktur jalan tol secara fisik merubah fungsi lahan dan daya dukung, serta daya tamping lingkungan hidup pada area dilewati.

“Mengabaikan aspek lingkungan hidup dalam pembangunan jalan tol, menyebabkan penurunan kualitas lingkungan hidup dan kehidupan dalam jangka panjang,” terangnya.

Baca Juga: Tol Getaci di Garut, Melintasi Makam Prabu Kian Santang dan Peternakan Bibit Domba

Singkatnya, Nurhadi Susanto berharap, pembangunan jalan tol sejak disusun pra konstruksi, konstruksi, dan operasionalisasi harus menyentuh tentang aspek lingkungan hidup. Tujuannya, agar dampak kerusakan lingkungan dalam jangka panjang dapat diprediksi dan diantisipasi secara baik.

Nah, kembali kepada rencana pembangunan jalan tol Getaci, apakah mungkin pelaku proyek dapat mencermati dari berbagai kejadian yang sudah ada ?

Semoga, rencana pembangunan tol Getaci kali ini dapat munculkan fenomena yang bagus terhadap kelestarian lingkungan hidup. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Berbagai Sumber Wawancara ugm.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x