Menurut Abah Anton, hal itu bukan sebuah pekerjaan yang mudah. Ia menyebut hanya pasukan khusus TNI , Densus 88 dan BNPT yang berani melakukannya.
Namun begitu tegas Abah Anton Charliyan, pekerjaan yang sangat beresiko itu telah dilakukan secara riil di lapangan dengan ikhlas dan sukarela oleh Almagari.
Dirinya bersama Ceng Mujib dan Almagari bukan hanya sekedar berani bersuara keras tapi juga berani mengambil sikap yang sangat beresiko.
Abah Anton Charliyan menjelaskan, acara baiat ini digelar dalam rangka memperingati Milangkala HUT Almagari yang ke 1.
“Untuk menunjukan kinerja aksi nyata Almagari sebagai penggiat anti radikalisme dan intoleran yang betul-betul riil bekerja, tidak hanya sekedar bicara atau NATO (Not Action Talking Only) saja”, ujarnya.
Dalam kata sambutanya Anton Charliyan juga menekankan, kita sebagai single mayoritas merupakan Tuan, pemilik NKRI, harus berani melawan dengan tegas, setiap bentuk kegiatan maupun sikap-sikap prilaku intoleran dan radikal.
“Jangan bersikap acuh tak acuh dan tidak mau tahu, jika betul-betul ingin menjaga NKRI. Karena salah satu ancaman nyata saat ini adalah gerakan intoleran yang harus kita lawan bersama dengan tegas dan berani”, kata Anton Charliyan.
Harus tegas jika tak ingin seperti Timur Tengah
Adapun Ceng Mujib menegaskan, Garut harus bersih dari paham-paham radikal dan intoleran. Negara harus hadir dengan nyata, jangan bersikap setengah-setengah.
“Karena jika bersikap ragu NKRI hanya akan tinggal nama saja alias bubar sebagaimana yang terjadi di Timur Tengah”, kata Ceng Mujib.