“Bukan format Tanya jawab dengan media,” tutur Kang Emil.
“Mungkin kebiasaan saya sebagai mantan dosen yg selalu berargumen dengan memberi contoh studi kasus,” paparnya.
“Suka lupa bahwa dalam berstatemen akademik, melekat jabatan saya sbg pemimpin daerah, sehingga ada kritikan ‘urus aja atuh jabar, jangan sok komen pembangunan daerah lain’. Kritikan itu saya terima dengan lapang dada,” ujarnya menambahkan.
Kang Emil mengemukakan bahwa jika pernyataanya dinilai kurang berkenan dan keliru, dia pun memohon maaf.
“Mungkin saya harus update dan jalan-jalan lagi ke Kota Palembang yang pembangunannya memang keren, pesat dan luarbiasa,” paparnya.
Kang Emul pun menuliskan sebait pantun :
“Indahnya kembang di motif baju.
Menjual gaun ke pulau Sumatera”
Kota Palembang memang maju.