Jika poin diskusi Studi Pembangunan di Jababeka terkait studi2 kasus transportasi dianggap kurang berkenan. Kutipan Media tidak menampilkan urutan keseluruhan diskusinya secara utuh sehingga disalahpahami,” ujar Ridwan Kamil dalam postingannya.
Kang Emil pun memaparkan kontek pernyataan itu muncul.
Menurutnya, dalam acara diskusi tersebut, ada seorang developer di Bekasi –Karawang yang tiba-tiba meminta dibangunkan MRT.
Ridwan Kamil pun beragumentasi bahwa pembangunan MRT dinilai mahal sekali dengan anggaran Rp 1 triliun pe kilometer.
“Tidak ada anggaran pemerintah daerah yang sanggup, kecuali DKI mungkin,” tutur Ridwan Kamil.
Alasan lainnya, pembangunan MRT itu populasi harus besar supaya kapasitas penumpang bisa penuh dan cepat balik modal.
MRT pun, menurutnya, harus terkoneksi dengan feeder dan jaringannya harus luas.
“Jika populasi sedikit nanti ada tantangan seperti LRT Palembang yang kondisi ridershipnya penumpang hariannya belum maksimal, berdasarkan penglihatan saya saat kunjungan terakhir,” paparnya.
Kang Emil memaparkan bahwa pernyataannya soal LRT Palembang muncul di dalam diskusi yang sifatnya akademis membahas plus minus pembangunan Indonesia dari zaman dulu sampai dengan saat ini.