Namun sayangnya, bukit-bukit tersebut sudah tidak ada lagi karena pembangunan, yang tertinggal hanyalah nama bukit di tengah kota Tasikmalaya.
Dari cerita tersebut banyak orang yang berpendapat jika nama Tasikmalaya terbentuk setelah Gunung Galunggung meletus.
Hal tersebut diperkuat dengan laporan Residen Priangan pada tahun 1816 yang tidak menyebut nama Tasikmalaya sebagai sebuah distrik.
Pada periode pemerintahan Raden Prawira Adiningrat atau Bupati Sukapura 12 yang memerintah pada tahun 1901-1908 terjadi perpindahan ibukota dari Manonjaya menjadi Tasikmalaya, tepatnya pada 1 Oktober 1901.
Perubahan nama dari Kabupaten Sukapura menjadi Tasikmalaya terjadi pada pemerintahan Raden Wiratanuningrat, tepatnya pada tanggal 1 Januari 1913.
Kemudian Raden Wiratanuningrat diangkat menjadi Bupati Tasikmalaya yang pertama pada pemerintahan Belanda.
Singkat cerita Kabupaten Tasikmalaya meningkat statusnya menjadi Kota Administratif tahun 1976, pada masa kepemimpinan Bupati A. Bunyamin, dikutip dari sumber jdih.tasikmalayakota.go.id.
Selanjutnya pada masa kepemimpinan Bupati H. Suljana W.H, Kabupaten Tasikmalaya menjadi pemerintahan kota yang mandiri.
Sehingga kota Tasikmalaya dulunya adalah sebuah Kabupaten, namun seiring perkembangan maka terbentuklah dua buah pemerintahan, yaitu Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya.