GEDUNG Tjibadak, Cikal Bakal Penamaan Kawasan Ledeng,yang Ikut Berperan Mengatasi Wabah Kolera di Bandung

- 30 Agustus 2022, 07:32 WIB
Sumber air Tjibadak cikal bakal penamaan kawasan Ledeng Bandung
Sumber air Tjibadak cikal bakal penamaan kawasan Ledeng Bandung /Humas Pemkot Bandung/

DESKJABAR – Jika anda jalan-jalan ke kawasan Setiabudi, Bandung utara, di sana ada yang dinamakan kawasan Ledeng.

Tepatnya di kawasan sekitar kampus UPI dan Sersan Bajuri, dan terminal Ledeng.

Siapa nyana, ternyata kawasan ini dahulunya bernama Tjibadak atau Cibadak. Itu dilihat dari keberadaan Gedung Cai Tjibadak.

Padahal, warga Bandung saat ini mengenal kawasan Cibadak berada di sekitar Astana Anyar Bandung, yang tidak jauh dari alun-alun yang dulu merupakan pusat kota Bandung.

Baca Juga: SITU AKSAN, Danau Favorit Wisata Warga Kota Bandung Zaman Dulu yang Tinggal Nama dan Kenangan

Saat diresmikan tahun 1921, Gedung Cai Tjibadak berperan penting menyalurkan air bersih kepada warga Bandung yang saat itu tengah menghadapi wabah kolera.

Kawasan Ledeng memang kawasan yang cukup dikenal karena kawasan ini merupakan jalur penghubung bagi mereka yang akan melakukan wisata ke Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Selain melalui jalur Terminal Ledeng lurus, juga bisa dilalui menggunakan jalur Sersan Bajuri ke kawasan tanaman bunga Cihideung, yang juga kawasan wisata.

Melihat seluk beluk sejarah kawasan ini, ternyata cikal bakal penamaan kawasan Ledeng awalnya adalah Tjibadak.

Tetapi jangan salah, Tjibadak di sini bukan berarti bahwa di kawasan ini dahulunya di zaman purba merupakan sebuah danau tempat “guyang” Badak.

Tjibadak di sini berarti dalam bahasa Sunda adalah Cai Badag atau air melimpah.

Sebab, di kawasan ini dahulu memang dikenal sebagai sumber air yang melimpah yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari warga sekitar.

Baca Juga: SALUT, Meski Kalah di Final Kejuaraan Dunia BWF 2022, The Daddies Banjir Pujian dari Netizen China

Pemerintah kolonial Belanda kemudian memanfaatkan sumber air yang melimpah ini untuk disalurkan kepada masyarakat Bandung, yang kemudian sekarang disebut air ledeng.

Ledeng sendiri berasal dari bahasa Belanda Leiding yang berarti saluran.

Pada tahun 1920 hingga 1923, pemerintah kolonial Belanda kemudian membangun pipia-pipa besar di kawasan itu untuk menyalurkan air bersih, serta membangun gedung Tjibadak untuk mengontrol penyaluran air tersebut.

Saking melimpahnya, debit air dari sumber mata air Tjibadak saat itu mencapai 50 liter per detik.

Itulah kemudian karena banyak pipa-pipa besar yang menyalurkan air bersih kawasan itu kemudian orang-orang menyebutnya sebagai kawasan Ledeng.

Lokasi Gedung Tjibadak sendiri tepatnya berada Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung.

Saat ini gedung Tjibadak menjadi aset yang dikelola PDAM Tirta Wening Kota Bandung.

Gedung Tjibadak saat ini dikelola PDAM Tirta Wening Kota Bandung
Gedung Tjibadak saat ini dikelola PDAM Tirta Wening Kota Bandung
Walikota Bandung Yana Mulyana saat mengunjungi Gedung Tjibadak memaparkan bahwa saat diresmikan pada 29 Desember 1921,berperan penting dalam menghadapi wabah kolera.

Kunjungan Yana yang saat itu masih menjabat Plt Walikota Bandung, dilakukan pada 29 Desember 2021, memperingati usia 100 tahun Gedung Tjibadak.

Baca Juga: Bupati Bogor Ade Yasin Bertemu Auditor BPK RI, Saksi Ahli KPK Sebut Kalau Hanya Ketemu, Itu Bukan Pelanggaran

 Usai diresmikan, gedung ini kemudian oleh Walikota Bandung saat itu yakni S.A.Reitsma, difungsikan untuk mengalirkan air bersih ke warga Kota Bandung yang saat itu tengah menghadapi wabah kolera.

Dengan semakin pesatnya pembangunan pemukinan dan kegiatan bisnis di kawasan tersebut, membuat sumber air Tjibadak sudah jauh menyusut.

Debit air sudah menyusut jauh sekitar 50 persen, dan saat ini hanya mampu memenuhi kebutuhan sekitar 800 pelanggan saja. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah