Kasihan Puluhan Ribu Nakes di Jabar Merana, Tenaga Kesehatan Itu Minta Diangkat Menjadi P3K

- 9 Agustus 2022, 11:32 WIB
Ribuan Nakes dan Non Nakes Demo di Depan Gedung Sate
Ribuan Nakes dan Non Nakes Demo di Depan Gedung Sate /

DESKJABAR - Tenaga Kesehatan (Nakes) di Jabar yang masih honorer jumlah mencapai 65.000 orang kini nasib mereka tidak menentu.

Jumlah tersebut selain nakes juga non tengah kesehatan yang bekerja di seluruh rumah sakit, dan fasilitas kesehatan di Jabar.

Beberapa waktu lalu mereka melakukan unjukrasa di Gedung Sate Bandung Jabar dan kini mereka meminta diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

Baca Juga: CEPAT KLAIM SLUR, Kode Redeem FF, Hari Ini, Terbaru, Permanen, GRATIS HADIAH M1887 SG Ungu, Dragon Dll, GARENA

Keinginan mereka disuarakan melalui Forum Komunikasi Honorer Fasyankes (FKHF) Jawa Barat (Jabar).

Wakil Ketua FKHF Jabar, Saeful Anwar mengatakan, kondisi honorer nakes dan non nakes di Jabar saat ini dirundung kebingungan. Menurutnya, rata-rata nakes yang bekerja di seluruh fasilitas kesehatan dan RSUD Jabar 70-75 persen non ASN dan P3K.

"Kami pun ingin memperbaiki nasib tidak hanya sekedar non ASN atau sekadar honorer. Tetapi P3K," ujar Saeful di Gedung Sate, Selasa (9/8/2022).

Belum lagi, kata dia, kebijakan aturan dari pemerintah pusat dan daerah juga membuat dilema. Bahkan dikatakannya, adanya aturan Peraturan Presiden (PP) nomor 49/2018 seperti mengancam nasib honorer nakes dan non nakes.

Saeful menjelaskan, dalam pasal 99 ayat 1 di PP itu jelas menyatakan bahwa tidak diperkenankan ada pegawai non ASN di dalam institusi pemerintah daerah. Sedangkan, puskesmas dan RSUD banyak yang berstatus BLUD.

"Kenyataanya pemerintah daerah tidak bisa mengakomodir karena keterbatasan biaya. Karena pusat melimpahkan semuanya kepada daerah," ungkapnya.

Dengan begitu, para honorer di Jabar saat ini tengah dalam keadaan kebingungan, pemerintah pusat juga seolah belum memberikan solusi kongkret atas keluarganya aturan itu. Sedangkan, pemerintah daerah sendiri alokasi anggaran berbeda-beda.

"Tolong pemerintah pusat memikirkan juga kemampuan daerah di dalam penggajian, di dalam penganggaran. Guru honorer beberapa tahun lalu mereka diangkat menjadi ASN, bahkan sebagian ada yang tertunda masalah pengajian karena dibebankan kepada daerah," jelasnya.

Baca Juga: GAWAT, Harganya Bakal Naik 3 Kali Lipat, Seberapa Besar Konsumsi Mi Instan di Indonesia, Fantastis Banget

Oleh sebab itu, Saeful meminta pada Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk turut serta mencarikan solusi agar honorer nakes dan non nakes bisa tetap bekerja dan mengabdi di fasyankes yang ada di Jabar dengan pengupahan yang layak.

"Karena kalau kami nakes dan non nakes yang bekerja di fasilitas pemerintah tidak mendapat pengupahan yang layak di bawah UMR daerah masing masing," ucapnya.

Kemudian, Saeful juga merasa miris dengan penggajian yang belum maksimal untuk honorer tenaga kesehatan. Dalam pasalah penanganan penyakit nakes selalu menjadi garda terdepan. Namun, untuk upah yang diberikan jauh dari kata layak.

"Jadi kami yang katanya pelayan masyarakat, kami yang katanya garda terdepan, tapi dari segi pengupahan kami jauh dari kata layak. Apalagi dengan adanya PP ini kami akan dihilangkan," kata dia.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah