Network
DESKJABAR – Kasus Subang terkini malam ini sudah berjalan 11 bulan dan mendekati usia 1 tahun pada 18 Agustus 2022, namun belum ada perkembangan dan kejelasan kapan kasus ini bisa terungkap.
Belajar dari kasus kematian Brigadir J, pemerhati kasus subang ,memberikan usulan penting kepada Kapolri dan keluarga korban, agar kasus pembunuhan ini cepat terungkap.
Kasus kematian Brigadir J juga diharapkan jadi momentum Polda Jabar untuk tidak ragu-ragu lagi dalam pengungkapan kasus Subang yang diawal ditemukan banyak kendala yang bisa menghambat pengungkapan.
Baca Juga: KASUS SUBANG Dekati 1 Tahun, 4 Saksi Dicurigai, Langkah Polisi dan Rohman Hidayat Dipertanyakan
Hal itu dikemukakan pemerhati kasus Subang, Mbak Suci di kanal YouTube Misteri Mbak Suci dengan judul “Kapolri bentuk Tim Khusus tangani k4asus Subang, Setujukah kalian” yang tayang pada 1 Agustus 2022.
Mbak Suci mengemukakan bahwa kasus Subang yang telah menewaskan Tuti dan Amel akan segera menginjak 1 tahun.
Namun, Kapolda Jabar belum juga memberikan sinyal atau kabar menggembirakan soal kelanjutan kasus Subang yang terjadi pada 18 Agustus 2021 tersebut.
Sejak Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana menjabat mulai Oktober 2021, para pemerhati dan keluarga korban menaruh harapan kasus Subang bisa cepat terungkap.
Namun, hingga saat ini mendekati 1 tahun, belum juga ada perkembangan kapan kasus pembunuhan di Jalancagak Subang ini terungkap.
Ketua Harian Kompolnas Benny J. Mamoto sudah melakukan pendekatan dan gelar perkara kasus Subang bersama Polda Jabar, dan dari sana terungkap adanya sejumlah kendala.
Baca Juga: CERITA Naik Elf Majalaya-Kebon Kalapa Bandung, Pergi Wangi Parfum, Pulang Bau Tujuh Rupa
“Jika saat ini publik dihebohkan dengan kasus kematian Brigadir J hingga berujung penonaktifan 3 pejabat di tubuh Polri, sangat diharapkan pemerhati kasus subang itdak membuat pergeseran perhatian di tubuh Polri,” tutur Mbak Suci.
“Momen ini diharapkan jadi momen penting Polda Jabar untuk tidak ragu lagi untuk untuk mengambil langkah tegas untuk merespon di awal menemukan kejanggalan di lapangan hingga menghambat pengungkapan kasus,” lanjutnya.
Menurut Mbak Suci, insiden kematian Brigadir J bisa dipakai oleh pihak keluarga inti dan pengacaranya untuk agresif mendorong Polda Jabar, seperti halnya keluarga Brigadir J atas temuan yang menurut mereka ada kejanggalan.
Bila diperlukan, keluarga inti bisa mengajukan permohonan ke Komisi 3 DPR RIdan Kapolri untuk mem bentuk tim khusus seperti di kasus Brigadir J.
“Sangta diyakini hukum di negara kita tidak akan memberdakan antara korban sipil maupun kepoliian,” ujar Mbak Suci.
Dalam ksus Brigadir J, Kompolnas sampaikan ke publik akan pelajarai detail kebenatran alibi Ferdy sambo.
“Jika dikaitkan dengan kasus Subang, munkinkah Kompolnas dan Polda Jabar akan mempelajari alibi saksi sebelum dan pasca kejadian?” tanyanya.
“Bahkan pernyataan saksi jika ada oknum diduga banpol dan angota polisi yang masuk ke TKP satu hari setelah kejadian, apa kepentingannya, apa yang dilakukan, dan siapakah yang berikan perintah,” ujarnya.
Untuk itu, Mbak Suci menghimbau kepada Kapolri untuk membentuk tim khusus kasus Subang untuk mempercepat pengungkapan kasus.
Mbak Suci juga mengajak masyarakat dan pemerhati kasus Subang untuk mendukung himbauan tersebut.
Sebab menurut Mbak Suci, kepercayaan institusi Polri akan jadi taruhan besar, dan Kapolri tentu akan menjaga agar kepercayaan Polri dimata masyarakat baik.
“Kami yakin terungkapnya dua kasus yang jadi perhatian masyarakat ini akan memberikan kesan baik dan menghapus anggapan bahwa hukum di negara kita tumpul ke atas tetapi tajam ke bawah,” paparnya. ***
