Maka, tes tersebut diperkirakan Anjas untuk dilakukan grafologi. Sehingga, tulisan tersebut bisa dicocokkan dengan tulisan peta yang ditemukan anjing pelacak tersebut.
Meski kasus Subang ini belum terpecahkan berbulan-bulan, tetapi perlu diketahui bahwa tidak ada kasus pembunuhan yang sempurna. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh ahli forensik Mabes Polri, dr Hastri.
“Secanggih-canggihnya pembunuhan pasti tetap saja ada kecerobohan karena mereka terburu-buru,” ujar Anjas Asmara yang mengutip pernyataan dr Hastri.
Jadi, dari kecerobohan tersebut, pelaku mengira telah melenyapkan barang tersebut. Padahal, barang tersebut akhirnya bisa berhasil ditemukan oleh penciuman anjing pelacak.***