Tulisan atau peta tersebut digunakan sebagai panduan dan arahan bagi pelaku pembunuhan ibu dan anak kasus Subang tersebut ketika sedang menjalankan aksinya.
Namun, Anjas Asmara juga meyakini penemuan anjing pelacak tersebut tidak disampaikan ke publik.
Anjas Asmara juga menyangkal adanya dugaan yang menyatakan jika kasus Subang ini akibat dari konflik atau perdebatan.
“Kayanya agak kecil kemungkinan di sana (akibat konflik). Ini sepertinya sudah kasus pembunuhan pemberencana gitu karena rapihnya kemudian detail-detail kecil,” kata Anjas Asmara.
Anjas Asmara juga menerangkan, banyak kasus di dunia termasuk di Indonesia yang terungkap dengan petunjuk dari anjing pelacak.
Kemudian, Anjas Asmara juga mencoba mengaitkan dengan salah satu pernyataan pengacara kasus Subang ini.
Itu adalah pernyataan terkait yang meminta kliennya untuk menulis sesuatu di kertas.
Adapun saksi lainnya yang juga diminta menulis di kertas dengan tujuan untuk dilakukan tes tertentu.