Menurut Fredy, di kasus Subang ini memang ada fenomena menarik.
“Apakah kasus ini hasil perencanaan atau bukan perencanaan? Ataukah perencanaan yang profesional atau biasa saja? Atau apakah kasus ini biasa bukan hal yang luar biasa. Dilakukan oleh orang biasa tapi mendapat dukungan profesional,” ujar Fredy.
Jadi, menurut Fredy, pelaku atau eksekutornya adalah orang biasa namun mendapat dukungan atau perlindungan dari orang-orang hebat.
Baca Juga: Rusia Ukraina Terkini: Ya Tuhan Ini Mimpi Buruk, Hujan Amunisi Bom Peluru Warga Lari
Asumsi Fredy, kuncinya ada pada bak mandi dan ember biru. Mber biru itu sendiri sudah dibawa ke kantor polisi sebagai barang bukti kasus Subang.
“Sehingga saya berkesimpulan, awalnya tidak terencana namun kemudian jadi terencana. Jadi tidak melibatkan perencanaan yang spektakuler, tapi lebih ke spontanitas. Perencanaan yang super cepat,” ujar Fredy
Fredy menilai, kasus ini merupakan hasil pemikiran lebih dari satu orang. Ada suatu perlindungan terhadap eksekutor yang dia tidak menyangka akan terjadi seperti itu (ada korban tewas).
Bak mandi yang ada airnya, menurut Fredy, digunakan untuk memandikan jasad korban Tuti suhartini dan Amel.
“Kalau dia atau pelaku profesional dan terencana, dia tidak akan memandikan jasad korban. Cukup pake sarung tangan, tidak ada sidik jari dan pakai kupluk dan alas kaki dan jaket,” ujar Fredy.
Baca Juga: Rusia Ukraina Terkini: Ya Tuhan Ini Mimpi Buruk, Hujan Amunisi Bom Peluru Warga Lari