MENGUNGKAP KASUS SUBANG, Mengapa Pintu Rumah Yosep dan Kamar Tidur Korban Tidak Rusak? Analisa Fredy dan Anjas

- 7 Januari 2022, 09:11 WIB
Kapolres Subang SKBP Sumarni tatkala bertanya kepada saksi soal kunci rumah dan kamar tidur.
Kapolres Subang SKBP Sumarni tatkala bertanya kepada saksi soal kunci rumah dan kamar tidur. /YouTube Fredy Sudaryanto Sport/

DESKJABAR - Memasuki bulan kelima penyidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, tim penyidik Polda Jabar masih berpacu dengan waktu untuk mengungkap terduga pembunuh Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) alias Amel.

Selama berjalannya penyidikan kasus Subang, banyak yang melontarkan opini, analisis, dan pendapat tentang mengapa kunci rumah Yosep tidak rusak. Demikian pula kunci kamar tidur Tuti Suhartini yang diduga dibunuh saat tengah terlelap.

Muncul dugaan korban kedatangan tamu di tengah malam berdasarkan keterangan sejumlah saksi.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBUKA, Makin Sering Diperiksa Saksi Bisa Ngarang Cerita, Adrianus Meliala & Anjas Buat Analisa

Dugaan-dugaan dan perkiraan-perkiraan  semacam itu pula yang membuat tim penyidik sempat melontarkan pernyataan bahwa terduga pelaku kemungkinan masih dekat atau mengenal korban.

Soal mengapa pintu rumah tidak rusak, Fredy Sudaryanto melalui kanal YouTube Fredy Sudaryanto Sport berjudul Apakah Pintu Kamar 4lmarhum4h Bu Tuti... di Kunci ? Pada Saat K3jadian, Kamis, 6 Januari 2021, menjelaskan alasannya.

Menurut dia, rumah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dihuni Yosep bersama istrinya, Tuti Suhartini, dan anaknya, Amel, adalah juga kantor Yayasan Bina Prestasi Nasional.

"Kunci gerbang dan kunci utama rumah ada kemungkinan bisa diduplikat atau diperbanyak karena banyak orang keluar masuk. Apalagi rumah TKP dijadikan kantor yayasan. Yang lalu lalang di sana, bukan hanya yang punya rumah. Ada juga orang luar," tuturnya.

Hal itu menjadi alasan mengapa pemegang kunci rumah dan kantor yayasan tersebut, tidak hanya ketiga penghuni rumah, tetapi mungkin juga pengurus yayasan dan karyawan kantor lainnya.

"Apalagi kalau kita dengar ada beberapa orang yang kadang-kadang keluar masuk pada malam hari. Artinya, kunci utama rumah bisa saja diduplikat," ujarnya.

Fredy pun mempertanyakan, apakah kunci pintu kamar tidur Yosep dan Tuti Suhartini diduplikat juga?

"Saya kira untuk kamar tidur tidak akan diduplikat karena berhubungan dengan privasi, kerahasiaan. Karena di kamar tidur itu terdapat hal-hal yang privasi, tempat penyimpanan dokumen dan barang berharga," kata Fredy.

Fredy yakin, hanya orang yang berada di kamar tidur itu yang memegang kunci. Artinya, tidak ada kemungkinan pintu kamar tidur diduplikat.

Pertanyaannya kemudian, kata Fredy melanjutkan, apakah Tuti Suhartini dan Amel punya kebiasaan mengunci pintu kamar tidur pada saat mereka tidur di malam hari?

"Kalau misalnya punya kebiasaan dikunci, pertanyaannya siapa yang membuka pintu kamar tidur? Karena menurut keterangan kepolisian tidak ada tanda-tanda pendobrakan pintu," tuturnya.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERUPDATE, Terduga Pelaku Orang Subang atau Luar? Beda Pendapat Achmad Taufan & Rohman Hidayat

Fredy pun melansir video berisi percakapan Kapolres Subang AKBP Sumarni dengan saksi kasus Subang soal kunci.

"Kalau tidur, ibu dikunci nggak pintunya?"

"Dikunci," kata saksi.

"Tadi Bapak datang pintunya terbuka atau dikunci?" tanya Sumarni.

"Sudah dibuka," ucap saksi.

"Kok bisa dia buka kunci yah?" kata Sumarni.

"Mungkin dibuka sama istri saya," jawab saksi.

Sumarni pun meminta anggota tim penyidik untuk melihat kondisi kunci pintu saat itu ada di dalam atau di luar. Video pun berakhir. 

"Nah ini, apakah pertanyaan AKBP Sumarni tentang pintu kamar tidur atau pintu rumah?" kata Fredy mengomentari video tersebut.

Menurut dia, kebiasaan almarhumah mengunci pintu kamar tentunya pihak keluarga yang lebih tahu.

Informasi dari forensik tim penyidik yang didapat Fredy, almarhumah Tuti dieksekusi dalam keadaan tidur.

Fredy mengutip AKBP Sumarni yang menyatakan, diindikasikan tidak ada perlawanan dari Tuti Suhartini sehingga diperkirakan korban dieksekusi dalam keadaan tidur.

Berdasarkan hasil autopsi, kata Fredy menjelaskan, almarhumah Tuti Suhartini diperkirakan meninggal dunia pukul 00.30 WIB yang kemudian dikoreksi dengan autopsi kedua oleh Sumy Hastry sekitar pukul 2.00 WIB.

"Berarti (kematian almarhumah) setelah berkunjungnya tamu. Itu juga kalau benar ada tamu yang berkunjung (malam hari)," ucapnya.

Fredy juga menilai, jika informasinya Tuti Suhartini masuk kamar tidur dan tidur, meninggalkan tamu di ruang tamu, berarti tamu itu bukan tamu asing.

Baca Juga: SKETSA TERDUGA PEMBUNUH DI SUBANG jadi Polemik di Masyarakat, Mirip Saksi yang Muda Ini?

"Hanya penyidik yang tahu seperti apa kronologisnya. Pihak kepolisian pun agak kesulitan melihat ini semua," ujar Fredy. 

Fredy pun menunggu terungkapnya kasus Subang ini sehingga bisa melihat rekonstruksi kejadiannya seperti apa.

"Kuncinya, apakah kuncinya diduplikat atau tidak? Apakah Tuti Suhartini dieksekusi pada saat saat tidur? Apakah kamar tidurnya tidak terkunci? Itu akan terjawab nanti setelah terungkap siapa pelakunya," tuturnya.

Tamu agung dikenal korban?

Staf pengajar di Thailand, Anjas, melalui kanal YouTube Anjas di Thailand, sampai menjuluki mereka yang menurut saksi terdiri atas 2 pria dan 1 perempuan itu sebagai tamu agung.

Salah satu alasannya, bagaimana mungkin korban bersedia menerima tamu pada tengah malam jika tidak mengenal mereka.

Analisa Anjas tersebut tayang di kanal YouTube Anjas di Thailand berjudul "TAMU AGUNG MALAM ITU PERSIAPKAN SEMUANYA !!" yang tayang Jumat, 3 Desember 2021.

Lantas siapa 2 pria dan 1 perempuan tersebut?

"Kemungkinan besar mereka orang yang tidak asing. Karena kalau sudah jam malam seperti itu... Lalu ditemukan nasi goreng, ada dugaan mereka makan nasi goreng. Ada dugaan yang memakan nasi goreng bukan Amel karena ada profiling yang menurut Pak Yosef bukan Amel yang mengonsumsinya," tutur Anjas.

Menurut Anjas, hal yang sangat tidak masuk akal adalah jika tamu yang datang mendekati jam 12.00 malam tersebut bukan orang yang dikenal.

Ia menyebutkan bahwa orang yang dikenal bisa jadi keluarga, teman kerja atau teman kantor, teman biasa, atau siapapun yang sudah dikenal korban.

"Hal ini linear dengan temuan olah TKP 18 Agustus 2021, tidak ditemukan kerusakan pintu. Kemungkinan besar, tiga orang tersebut sangat dikenal kedua korban," kata Anjas.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERUPDATE, Polisi Belum Dapat Pastikan 2 Alat Bukti, Anjas: Ini Bagian yang Menurut Aku Sedih

Anjas lalu menganalisa berdasarkan kepada foto-foto kondisi dari jenazah yang babak belur dan sangat mengerikan. Kedua korban berdasarkan hasil autopsi, meninggal dunia karena hantaman benda tumpul di kepala.

Anjas pun menyangsikan orang yang mengenal dekat korban atau memiliki hubungan emosional, tega melakukan perbuatan seperti itu.

Anjas pun menduga, ketiga "Tamu Agung" itu yang kedatangannya dekat dengan kematian korban pertama, kemungkinan memiliki peran membantu.

"Maksudnya membantu seperti membukakan pintu, membersihkan jenazah. Mereka membersihkan kedua jenazah sangat bersih, menggambarkan ada rasa iba atau kasihan (kepada korban)," tutur Anjas sekaligus menegaskan bahwa semua itu adalah pendapatnya pribadi.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: YouTube Fredy Sudaryanto Sport


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x