Updated, Kasus Pembunuhan Subang, Ada Keruwetan dan Skenario Hingga Kasus Ini Belum Terungkap.

- 23 Desember 2021, 06:57 WIB
Rumah TKP kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang
Rumah TKP kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang /

DESKJABAR - Sejak kasus pembunuh ibu dan anak di Subang muncul pertama kali pada 18 Agustus 2021 lalu, sudah banyak penemuan yang diduga berkaitan dengan kasus ini.

Bukti DNA, puntung rokok, sidik jari dan lainnya yang diduga erat berkaitan dengan tewasnya Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel ditemukan di TKP pembunuh ibu dan anak di Subang.

Selain penemuan di atas, ternyata ada penemuan lain yakni dua jejak kaki yang berbeda di TKP pembunuh ibu dan anak di Subang.

Hal ini sepertinya belum ada atau jarang yang membahas dan memberitakannya.

Baca Juga: UPDATE KASUS SUBANG, Yang Terlupakan Secarik Kertas Temuan Anjing Pelacak, Ternyata Berisi Denah Arahan Pelaku

Temuan adanya dua jejak kaki di lokasi pembunuh ibu dan anak di Subang itu dikonfirmasi oleh Kapolres Subang, AKBP Sumarni. Dalam keterangan resminya ketika itu, ia membenarkan soal jejak dua kaki yang berbeda itu.

Youtuber Anjas Asmara dalam segmen analisa di kanal Youtube Anjas di Thailand yang berjudul: “Penyidik Sudah Siap Umumkan 2 Pelaku Subang?? Tidak Perpect Crime!!” yang diunggah pada Jumat, 17 Desember 2021 mencoba membedah soal dua jejak kaki yang berbeda tersebut.

Beberapa waktu lalu Kapolres Subang Sumarni pernah mengatakan kuat dugaan pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang adalah orang dekat, orang yang kenal, mengetahui lokasi kejadian.

Baca Juga: PEDAS, INI KATA PAKAR SOAL LAMBATNYA KASUS SUBANG: Ada Skenario Menyalahkan Orang Tak Bersalah?

Anjas di Thailand menyangsikan jika jejak kaki tersebut tidak terindikasi dengan sesuatu yang bisa mengarahkan jadi petunjuk terkait kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.

Anjas mengatakan, lokasi kejadian pembunuh ibu dan anak di Subang memang juga dipakai sebagai kantor yayasan. Bahkan keterangan terbaru dari Kompolnas menyebut ada lebih dari 50 DNA yang ditemukan di TKP.

"Ya, wajar aja ada jejak kaki saya di sana, karena memang saya sering ke sana. Jadi ya kalau ditemukan jejak kaki saya, itu hal yang wajar, bukan hal yang baru”, kata Anjas di Thailand menerka alibi yang akan dikatakan saksi pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut.

Beberapa kali pihak kepolisian mengemukakan bahwa mereka sudah mengantongi sejumlah alat bukti. Bahkan, Sumy Hastry menyebutkan dari olah TKP ditemukan jejak sidik jari, puluhan DNA, serta ada benda tertinggal yang ditemukan di kuku Amel.

Tetapi, dengan tim penyidik yang cukup lengkap dengan melibatkan laboratorium Mabes Polri, serta banyak bukti yang telah ditemukan, tetapi hingga saat ini tersangka kasus pembunuh ibu dan anak di Subang belum juga terkuak.

Namun nyatanya, hingga hari ini pengungkapan tersangka kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, belum juga terungkap.

Apakah ada strategi besar yang dijalankan tim penyidik. Seperti dikemukakan Anjas di kanal Youtube Anjas di Thailand, yang menduga tim penyidik ingin mengungkap semua tersangka yang terlibat.

Baca Juga: PENANGKAPAN SEGERA DILAKUKAN: Polisi Sudah Miliki 5 Alat Bukti Kuat KASUS SUBANG, APA SAJA?

Pakar dan praktisi hukum dari Bandung, DR Heri Gunawan mempunyai pandangan khusus tentang lambannya pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini.

Menurut dia, sulitnya pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang itu karena memang sejak awal penyelidikan, penyidik sudah berstatemen bahwa pelakunya orang dekat. Maka, penyidikan pun berkutat pada orang-orang itu saja.

"Tidak ada pengembangan lain. Informasi-informasi di luar yang (seharusnya) bisa diambil penyidik (dibiarkan) karena mereka berstatemen menyatakan bahwa ini pelakunya orang dekat”, ungkap Heri Gunawan kepada DeskJabar beberapa waktu yang lalu.

Padahal seharusnya, ujar Heri Gunawan, terlepas pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang orang dekat atau bukan, informasi apapun yang terkait dengan perkara ini harusnya diperiksa baik itu orang dekat ataupun orang jauh.

"Jadinya kusut, ruwet berkutat di situ-situ juga karena berpikirnya orang dekat orang dekat. Maka begitu muncul Banpol saja, ini jadi semacam tanda kutip (penyidik) seolah-olah tidak menerima keterangan ini gitu lho”, ujar Heri Gunawan.

Prof. Adrianus Meliala pada acara live ‘Forensic Talk’ dengan tema ‘Kasus Subang’ yang diselenggarakan Pusat Forensik Terintegrasi Universitas Indonesia (UI) awal November 2021 lalu mengkhawatirkan, lambatnya pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang karena ada niat buruk menghilangkan barang bukti.

"Atau ada skenario, yang ujung-ujungnya orang yang tidak bersalah dipersalahkan dan orang yang salah justru bisa bebas”, ujar pakar kriminologi dan kepolisian itu

Namun kekhawatiran Prof. Adrianus Meliala, dengan tegas dijawab oleh pakar forensik Polri dr. Sumy Hastry Purwanti yang hadir sebagai narasumber pada acara ‘Forensic Talk’ tersebut.

Menurut dr Sumy Hastry, yang membuat lambatnya pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang karena olah TKP tidak sinergi tidak holistik tidak bersama-sama. Setelah digelar setelah masing-masing ahli berbicara tidak konek.

“Artinya kita ulang lagi dari inafisnya dari reportnya dari penyidikannya dari IT nya bahkan dari kedokteran kepolisian seperti saya dokter forensiknya. Kuncinya memang kita harus selalu bersama-sama”, kata dr Sumy Hastry.

"Dalam waktu dekat sudah mengarah pada nama-nama tersangka. Mohon doa restunya," kata kapolda Jabar Irjen Pol Suntana.

Mantan Wakabaintelkam Polri itu mengungkapkan, dalam mengungkap kasus pembunuh ibu dan anak di Subang pihak kepolisian harus berhati-hati dalam menetapkan seorang tersangka.

Pasalnya, penetapan tersangka harus didasari dengan aspek hukum yang jelas. Karena itu, dalam kasus pembunuhan sadis di Subang tersebut, polisi memerlukan waktu lebih untuk memeriksa sejumlah petunjuk yang ada.

"Pada kasus tertentu juga pembuktiannya harus hati-hati, karena ada konsekuensi dalam menetapkan tersangka," kata Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah