Bisa jadi ada keterlibatan orang-orang dekat yang tahu mengenai gambaran atau kondisi di sekitaran TKP, yang membantu pelaku untuk melakukan aksi pembunuhan Subang.
Soal CCTV di SMA Jalancagak yang mati saat kejadian pembunuhan Subang, Anjas mempertanyakan, apakah tim penyidik sudah mendalami dan menanyakan kepada pihak SMA Jalancagak soal CCTV tersebut.
"Yang perlu ditanyakan kepada pihak sekolah adalah apakah CCTV itu rusak sejak sebelum kejadian pembunuhan Subang terjadi, atau rusak pada saat kejadian terjadi," ucapnya.
Namun yang pasti, menurut Anjas, para pelaku pembunuhan Subang itu sudah merencanakan dengan baik sebelum melakukan aksinya. Soalnya, mereka tahu betul peta di wilayah sekitaran TKP, mana CCTV yang mati, dan mana CCTV yang hidup.
Bukan hanya sekali Anjas menaruh perhatian pada CCTV. Sebelumnya, Anjas juga pernah menganalisa soal CCTV di beberapa video sebelumnya. Ia yakin tersangka juga tahu bagaimana menghindari titik-titik CCTV di sekitar TKP.
"Kita tahu di daerah Subang, ada beberapa lokasi CCTV yang mati, ada beberapa yang hidup. Mungkin saja mereka tahu untuk melewati jalur-jalur CCTV-nya tidak mati di waktu-waktu tertentu yang mendekati dengan waktu kematian berdasarkan hasil autopsi," tuturnya.
Ia menduga, kemungkinan pelaku tahu, CCTV yang akan diambil polisi sebagai barang bukti nantinya. Sehingga mereka melewati pada jam-jam tertentu agar frame-nya tepat.
Sekilas kasus pembunuhan di Subang
Seperti diberitakan, Tuti Suhartini dan anaknya, Amel, menjadi korban pembunuhan pada 18 Agustus 2021.