Jalan Asia Afrika Bandung Sungai Cikapundung, Dahulu Dikenal Sarang Kuntilanak

- 19 Juni 2021, 12:45 WIB
Suasana Grote Posweg Bandung tepian Sungai Cikapundung tahun 1935
Suasana Grote Posweg Bandung tepian Sungai Cikapundung tahun 1935 /KITLV Universiteit Leiden Belanda

DESKJABAR – Jalan Asia Afrika Bandung dekat alun-alun merupakan salah satu kawasan bersejarah peradaban kota ini, ketika dahulu dibangun dekat Sungai Cikapundung.

Pada zaman dahulu jalur Jalan Asia Afrika Bandung disebut dengan Grote Postweg dimana dekat Sungai Cikapundung, saat masa kolonial Belanda sampai tahun 1917, aslinya masih dianggap suasana horror.

 

Bukan hanya masyarakat pribumi, bahkan orang-orang Eropa pun mempercayai, bahwa jalur Grote Postweg sekitar Sungai Cikapundung itu adalah sarang makhluk halus, terutama kuntilanak.

Dari sejumlah dokumentasi yang diamati DeskJabar di museum-museum Belanda, Sabtu, 19 Juni 2021, jalur Jalan Asia-Afrika yang dahulu bernama Grote Postweg dekat Sungai Cikapundung, memiliki suasana rimbunan pohon-pohon tua yang indah, sejuk, dan asri, sungai, dan bebatuan besar.

Baca Juga: Covid Menggila di Bandung Raya, Persidangan di PN Bandung Diundur Dua Minggu

Namun suasana lebat pepohonan tua yang rindang yang asri dan sejuk itu, bagi sebagian orang dianggap sebagai sarang makhluk halus, termasuk setan kuntilanak. Walau pun, sebenarnya, kepercayaan terhadap setan kuntilanak, adalah diketahui peninggalan zaman animisme di Pulau Jawa.

De Preanger-bode terbitan 13 Juni 1917/Koninklijke Bibliotheek Delpher Belanda
De Preanger-bode terbitan 13 Juni 1917/Koninklijke Bibliotheek Delpher Belanda

Gambaran angkernya jalur tersebut, diketahui dari pemberitaan suratkabar De Preanger-bode terbitan 13 Juni 1917, yang arsipnya tersimpan di Koninklijke Bibliotheek Delpher Belanda. Disebut-sebut, jalur Grote Postweg di dekat Sungai Cikapundung itu adalah sarang setan kuntilanak.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah