Pejabat berwenang di pemerintah Indramayu, Dasuki mengatakan, kelaparan yang terjadi di ini merupakan yang hal ironis. Soalnya, Jawa Barat, khususnya Indramayu adalah lumbung pangan.
Kemarau panas terik yang panjang, kemudian berubah diikuti oleh hujan dahsyat dan banjir sehingga membuat sebagian besar tanaman padi setempat puso alias gagal panen pada tahun 1961.
Kondisi serupa, dikabarkan surat kabar Gereformeerd gezinsblad, terbitan 24 Februari 1964, kelaparan kemudian melanda Jawa Tengah.
Puluhan ribu orang kelaparan di Jawa Tengah yang sudah menjadi gelandangan dan pengemis dari pelosok desa, ramai-ramai berurbanisasi ke Semarang dan Jakarta.
Disebutkan, secara umum di Pulau Jawa sedang terjadi serangan tikus dan hama wereng secara besar terhadap tanaman padi.
Baca Juga: Desa Kudangwangi, Ujungjaya, Sumedang, Contoh Desa Burung Hantu untuk Mengendalikan Hama Tikus
Serangan hama tikus secara besar-besaran umumnya terjadi pada malam hari terhadap tanaman padi. Serangan tikus juga terjadi di berbagai rumah penduduk, sehingga para penghuninya ketakutan.
Dituliskan berita itu, Indonesia memerlukan pasokan beras 10,5 juta ton untuk kebutuhan pangan masyarakatnya. Padahal, Pemerintah Indonesia sejak tahun 1962 dan 1963 sudah mengampanyekan perluasan lahan pertanian padi untuk kepentingan swasembada, agar tak memerlukan lagi impor beras.
Namun kenyataannya, kata berita itu pula, tiga tahun berturut-turut hasil produksi padi dan beras di Pulau Jawa malah terus menurun. Prpduksi padi pada tahun 1962 diperoleh 9 juta ton, namun tahun 1963 menjadi 8,3 juta ton, tahun 1964 hanya 7,5 juta ton.