Pergerakan Tanah di Sukabumi Kian Masif, Simak Data dari ProBumi dan BPBD di Sini

- 21 Februari 2021, 06:06 WIB
Ilustrasi rumah terdampak pergerakan tanah. Personel TNI bersama petugas gabungan lain membongkar rumah warga yang terdampak bencana pergerakan tanah di Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Ilustrasi rumah terdampak pergerakan tanah. Personel TNI bersama petugas gabungan lain membongkar rumah warga yang terdampak bencana pergerakan tanah di Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. /Antara/Dok/ProBumi Indonesia/

Puluhan rumah tersebut ditempati 24 kepala keluarga (KK), total 58 orang. Sebanyak 108 rumah lainnya terancam bencana pergerakan tanah yang dihuni 122 KK, total 392 jiwa.

Dampak dari bencana itu, sebanyak 57 KK atau 170 jiwa mengungsi. Perinciannya, 20 KK atau 66 jiwa mengungsi di bangunan SD yang berada di daerah tersebut dan sisanya atau 37 KK (104 jiwa) mengungsi di rumah kerabat mereka.

Fasilitas umum yang berada di Kampung Ciherang seperti SDN Ciherang, masjid, MCK, mushala, dan lainnya ikut terancam. Jika pergerakan tanah semakin masif, tidak menutup kemungkinan fasilitas lain ikut terdampak.

Baca Juga: PON XX Papua 2021 Diikuti 6.484 Atlet dan Mempertandingkan 37 Cabang Olahraga

Menurut Asep Has, retakan tanah di Kampung Ciherang itu rata-rata 1-5 meter dengan kedalaman berbeda antara 0,5 meter hingga 7 meter. Bahkan, jalan lingkungan dari arah Jalan Cibodas ke Ciherang mulai hancur.

Setiap hari, tebing mengalami longsor dan retakan di jalan terus melebar sehingga jalan penghubung antardesa itu, sulit dilalui kendaraan roda empat.

Sebagai antisipasi hal yang tidak diinginkan, sebanyak 14 rumah terpaksa harus dibongkar karena ambles akibat retakan tanah. Rumah-rumah ini sudah tidak bisa dihuni.

Baca Juga: Inilah Tip Menghadapi Banjir dan Pasca Banjir Agar Anda dan Keluarga Aman dan Selamat

"Kondisi pergerakan tanah sekarang lebih aktif karena di beberapa lereng ada longsoran serta anjlokan semakin masif. Warga beberapa kali dikejutkan dengan adanya suara dentuman dari sekitar lokasi bencana," ujar Asep Has.***

Halaman:

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah