Taman Bahagia Indonesia, Destinasi Wisata Edukasi di Garut untuk Bermain, Bersosialisasi, dan Berdiskusi

- 30 Januari 2021, 07:03 WIB
Anak-anak bisa bermain, belajar, dan bersosialisasi di Taman Bahagia Indonesia,  Kampung Samangen, Desa Wanajaya, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut.
Anak-anak bisa bermain, belajar, dan bersosialisasi di Taman Bahagia Indonesia, Kampung Samangen, Desa Wanajaya, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut. /Instagram/@taman_bahagia/

DESKJABAR - Banyak yang bilang bahagia itu sederhana. Di masa pandemi, hidup bahagia dan jauh dari stres menjadi dambaan setiap orang. Apalagi, kebahagiaan bisa meningkatkan imunitas tubuh di saat wabah virus corona belum juga mereda.

Asep Chaerulloh, pria berusia 50 tahun asal Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, menyadari betul hal itu, tatkala berinisiatif membangun Taman Bahagia Indonesia di wilayahnya. Ia bermaksud meningkatkan indeks kebahagiaan anaknya dan anak-anak di kampungnya.

"Saya bangun tempat ini untuk dimanfaatkan bagi siapa saja mereka yang ingin belajar, belajar yang menyenangkan, bahagia," kata ayah tiga anak itu sebagaimana disiarkan Antara, Sabtu, 30 Januari 2021.

Baca Juga: Sergio Ramos Bisa Hengkang dari Real Madrid, Ini Alasannya

Dengan nuansa perdesaan yang asri, Taman Bahagia Indonesia dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Lokasinya sekitar 13 km dari Ibu Kota Kabupaten Garut.

Saat ditemui Tim dari Dinas Komunikasi dan Informatika Garut, di kediamannya di Kampung Samanggen, Desa Wanajaya, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, Selasa, 19 Januari 2021, Asep menyebutkan, awalnya ia hanya membuat taman itu menjadi semacam homeschooling buat anak-anak.

"Akhirnya dikembangkan lebih jauh ternyata punya potensi lebih untuk dikembangkan menjadi tempat destinasi wisata seperti itu," ujar Asep seperti dikabarkan Humas Pemkab Garut.

Baca Juga: Info Covid-19: Ridwan Kamil Soroti Kasus Positif di Lingkungan Industri dan Kampus di Karawang

Ia mengisahkan proses Taman Bahagia Indonesia seluas 2.500 meter persegi itu bermula pada 2008 berupa peletakan saung kecil (gazebo). Pada 2011, tempatnya mulai ditata jadi ada spot-spot khusus. Setelah itu, dibuat galeri mulai 2018.

Taman Bahagia Indonesia itu diciptakan untuk menjadi wisata edukasi yang terbuka bagi siapa saja. Selain dihiasi berbagai tanaman, terdapat pula kolam kecil yang akan membuat nyaman bagi siapa saja yang datang ke sana.

Asep yang mempunyai tiga anak ini menjelaskan alasan lain ia membangun Taman Bahagia Indonesia, yaitu ingin membantu meningkatkan indeks kebahagiaan Indonesia. Soalnya, indeks kebahagiaan Indonesia dari tahun ke tahun jauh berada di urutan 75, 88, 92, dan bahkan 94.

"Nah karena ingin mengangkat tentang kebahagiaan, maka perlu dibuat sebagai tanda saja. Supaya saya nggak lupa akan misi itu, dibuatlah Taman Indonesia Bahagia ini, gitu," ujarnya.

SANG pencetus Taman Bahagia Indonesia, Asep Chaerulloh, saat menerima kunjungan seniman asal Belanda.
SANG pencetus Taman Bahagia Indonesia, Asep Chaerulloh, saat menerima kunjungan seniman asal Belanda.
Baca Juga: SIM Keliling Bandung 30 Januari 2021 Berlokasi di Dua Tempat Ini, Pastikan Daftar Karena Besok Libur

Asep yang juga tergabung dalam Paguyuban Asep Dunia itu menjelaskan bahwa tempat tersebut sering dipakai anak-anak untuk beraktivitas, bermain, hingga tempat warga bersosialisasi. 

"Mereka bisa berkunjung ke sini. Di belakang sana kadang dijadikan tempat makan bersama. Anak bermain di situ, tempat belajar juga. Selain itu, mahasiswa-mahasiswa kalau ada pembinaan-pembinaan di kampusnya sering ke sini. Kadang kala tiga hari di sini. Kadang kala jadi tempat untuk focus group discussion," tuturnya.

Namun, selama pandemi Covid-19, tempat yang dulunya ramai itu kini pengunjungnya mulai berkurang. Bahkan, pengunjung yang datang pun dibatasi.

"Setelah adanya Covid-19 semakin sedikit. Kami tetap terapkan protokol kesehatan tidak boleh lebih dari 50 orang, harus jaga kapasitasnya. Dari beberapa organisasi ada pembinaan selama tiga hari. Boleh di sini tapi dengan syarat jaga jarak dan izin dulu ke RT, RW, sama lurah. Kalau sama aparat sudah dibolehkan ya silahkan," tuturnya.

Lulusan S-1 Institut Teknologi Tekstil ini menjelaskan jika ia membangun Taman Bahagia Indonesia ini dengan uangnya sendiri. Ia menerapkan gaya hidup sederhana sehingga bisa menyisihkan uang untuk membangun tempat itu. 

Baca Juga: Polemik Jasa Angkut Jenazah di TPU Cikadut, Para Pemikul Akhirnya Bernapas Lega, Ini Alasannya

Baca Juga: Agar Tetap Aman Selama Gempa Bumi, Catat Penjelasan Pakar dari LIPI

Baca Juga: Gempa Bumi Merusak Bisa Berulang Setiap 5,6 Bulan Sekali, Simak Penjelasan Pakar dari LIPI di Sini

Melalui Taman Bahagia Indonesia, Asep juga ingin mendorong kemandirian bangsa yang bisa diterapkan di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Garut pada khususnya.

Asep juga berkeyakinan, pandemi Covid-19 memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Salah satunya orangtua lebih dekat dengan anak. Orangtua memiliki kesempatan banyak untuk mendidik anaknya sekaligus membuat anak-anak di rumah tetap bahagia.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: HUMAS Pemkab Garut Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah