Kabar Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan Jabar, Tak Surutkan Warga Bandung Datang Ke Pangandaran

11 Oktober 2020, 07:53 WIB
Ribuan wisatawan memadati pantai pangandaran /yedi supriadi

DESKJABAR- Kabar bakal terjadi tsunami setinggi 20 meter di sepanjang pantai laut selatan Jawa Barat tidak menyurutkan kedatangan para wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Pangandaran. Ribuan pengunjung tetap saja datang ke pantai terindah di Jawa Barat ini. Hotel dan sejumlah penginapan pun terisi walaupun tidak penuh.

Terlihat ribuan pengunjuk memadati pantai barat Pangandaran. Pengunjung yang datang dari berbagai wilayah tampak asyik menikmati indahnya pantai Pangandaran yang menjadi icon pariwisata pantai di Jawa Barat.

Pantauan “DeskJabar.Pikiran-Rakyat.com” pada Minggu 11 Oktober 2020, wisatawan mulai berdatangan ke pantai barat untuk melakukan aktivitas pantai, seperti berenang, main pasir, wisata berkuda atau sekedar duduk duduk sambil sarapan di pinggir pantai.

Baca Juga: Uang Rakyat Sebesar Rp126 Miliar Dipakai Bangun Gedung Kejaksaan Tinggi Jabar

Cuaca pantai Pangandaran sendiri sejak pagi mendung, bahkan dari sore hingga malam hari turun hujan. “Alhamdulillah sekarang tidak turun hujan. Jadi saya sekarang bisa berenang,” kata Endun saat ditemui di Pantai Barat Pangandaran.

Endun mengaku mengetahui kabar tentang adanya tsunami setinggi 20 meter dari media massa dan media social. Namun semuanya tidak bisa memastikan kapan itu bisa terjadi. “Apakah besok atau lusa. Itukan tiada ada tahu,” ujarnya saat ditemui di Pantai Pangandaran.

Makanya kami datang ke pantai pangandaran dengan tidak terlalu banyak ke khawatiran akan tsunami tersebut. “Urusan tsunami itulah hanyalah kehendak Alloh SWT. Kami hanya berdoa agar tidak terjadi sehingga kami pun tidak terlalu risau saat berkunjung ke Pangandaran. Tapi kalau waspada mah tentu saja harus,” ujarnya.

Endun sendiri datang ke Pantai Pangandaran bersama rombongan pengusaha UKM Kabupaten Bandung kurang lebih sebanyak 60 orang. “Saya bersama rombongan dari Kabupaten Bandung, selain untuk refresing kami juga melakukan rapat untuk kordinasi langkah kedepan dalam menghadapi covid,” ujarnya.

Baca Juga: Membahayakan, 14 Perlintasan Sebidang Liar Ditutup di Cirebon

Dampak covid sendiri sebenarnya sudah dirasakan industri pariwisata Jawa Barat termasuk obyek wisata Pangandaran. Penurunan jumlah pengunjung pun cukup signifikan. “Memang tiap Sabtu dan Minggu ada lonjakan pengunjung, tapi tidak sebanyak sebelum covid-19, lihat saja pantai tidak terlalu penuh,” ujar Parman salah seorang pedagang pakaian dan oleh oleh di pantai barat Pangandaran.

Menurut Parman, sebelum covid-19 pendapatan tiap hari Sabtu dan Minggu juga hari tanggal merah meningkat tajam, namun setelah ada covid-19 omset jualannya tidak signifikan. “Sekarang mah hanya bisa bertahan untuk tetap berjualan juga sudah untung, pasalnya omset turun terus,” ujarnya.

Titin Supriatin, salah seorang pengunjung dari Bandung mengaku senang untuk berliburan ke pantai Pangandaran karena pantai terbaik di Jawa Barat ini menjadi tempat wisata pantai favoritnya. “Saya sejak kecil dibawa untuk berwisata pantai itu pasti ke Pangandaran jadi udah gede gini juga tetap selalu ingin ke Pangandaran. Mungkin sudah mendarah daging, sehingga selalu rindu untuk datang ke Pangandaran. Jadi meskipun ada isu tsunami setinggi 20 meter tidak menyurutkan saya untuk datang ke Pangandaran,” ujarnya.

Baca Juga: Guru Besar Asep Warlan Bongkar Kebobrokan Kinerja DPR RI Dalam Membahas UU Cipta Kerja

Selain keindahan pantainya, Pangandaran juga terkenal makanan lautnya. Sehingga kalau ke Pangandaran tidak makan seafood rasanya ada yang kurang. Titin yang makan seafood di Rumah Makan Pantai TImur Pangandaran sempat kaget karena harganya cukup mahal. Misal sekilo udang di Bandung dengan ukuran satu kilo ada 30 ekor seharga Rp120 ribu.

Tapi di Rumah Makan di Pantai TImur Pangandaran harga udang Rp 200 ribu per kilo. Harga cumi Rp150 ribu per kilo. Harga ikan kakap dan bawal laut Rp 150ribu perkilo. “Yah meski harganya mahal-mahal tetap saja makan disana karena kalau ke Pangandaran tidak makan seafood rasanya ada yang kurang,” ujarnya.***

 

Editor: Yedi Supriadi

Tags

Terkini

Terpopuler