Kontestasi Pilgub Jabar 2024 Akan Seru, 3 Mantan Bupati dan 1 Mantan Wali Kota Akan Saling Jegal

15 Agustus 2023, 06:25 WIB
Ilustrasi Gedung Sate tempat berkantor Gubernur Jabar. Jika Ridwan Kamil jadi Cawapres, kontestasi Pilgub Jabar 2024 akan seru. Ada 3 mantan Bupati dan 1 mantan Wali Kota akan saling jegal. /Tangkapan layar/Net/

DESKJABAR - Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto "disuruh" Ridwan Kamil untuk maju di Pilgub Jabar 2024. Kang Emil mengatakan hal itu pada acara agenda kopi darat (kopdar) persiapan pelaksanaan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu pekan lalu.

"Kalau saya nggak lagi Gubernur Jawa Barat, Cellica (Bupati Karawang) sudah ketawa-ketawa saja, Bima (Wali Kota Bogor) juga. Da hak mangga (maju di jadi Gubernur Jawa Barat). Pokoknya didoakan kira-kira begitu, takdir siapa yang tahu," ujar Ridwan Kamil.

Baca Juga: Sekitar 100 Desa di Jabar Lenyap secara Fisik, Menghilang dari Peradaban, Terhapus dari Peta: Ini Penyebabnya

Baca Juga: Gaji PNS Naik Diumumkan Besok oleh Presiden Jokowi: Ini Besaran Gaji Gol 1-IV Saat Ini dan Tukin

Meski dengan nada bercanda, tentu saja pernyataan Ridwan Kamil pada acara yang dihadiri oleh seluruh kepala daerah se-Jawa Barat itu membuat kaget yang hadir. Mereka bertanya-tanya apakah itu merupakan isyarat Ridwan Kamil tidak akan maju lagi di Pilgub Jabar 2024?

Sebagai informasi, Ridwan Kamil memang akan habis masa jabatannya sebagai  Gubernur Jabar pada 5 September 2023. Ia digadang-gadang akan menjadi Cawapres atau maju di Pilgub DKI Jakarta 2024.

Setidaknya sampai hari ini, belum ada keterangan resmi dari Ridwan Kamil sendiri opsi mana yang akan dipilihnya selepas dia tak lagi menjadi Gubernur Jabar.

Meski beberapa hari lalu, Ketua DPP Partai Golkar, Lamhot Sinaga mengakui ada proposal permintaan dari salah satu partai ke Partai Golkar agar Ridwan Kamil bersedia menjadi Cawapres di Pilpres 2024.

Begitu pula belum ada konfirmasi dari Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yang disebut Ridwan Kamil apakah akan maju di Pilgub Jabar 2024 atau tidak.

Namun seandainya benar Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto tergiur untuk maju di Pilgub Jabar 2024, itu berarti nanti akan ada 4 mantan kepala daerah (3 mantan Bupati dan 1 mantan Wali Kota) yang akan saling sikut dan saling jegal di Pilgub Jabar 2024.

Baca Juga: Ridwan Kamil Diusulkan Relawan Ganjar Jadi Cawapres: Positif Tak Akan Maju di Pilgub Jabar 2024?

Dua mantan kepala daerah selain Cellica dan Bima Arya adalah Dedi Mulyadi mantan Bupati Purwakarta dan Uu Ruzhanul Ulum mantan Bupati Tasikmalaya yang kini menjadi Wagub Jabar.

Khusus Dedi Mulyadi dan Uu Ruzhanul Ulum, dua figur ini sudah terlebih dahulu dalam berbagai kesempatannya kerap menyatakan diri akan maju di Pilgub Jabar 2024.

Terbaru, Dedi Mulyadi misalnya, pada acara deklarasi Prabowo Mania Jawa Barat, di Kuningan Jumat 21 Juli 2023 lalu mengatakan, mencalonkan diri sebagai Cagub pada Pilgub Jabar 2024 merupakan kesempatan yang paling mungkin terlaksana.

"Saya jadi camat tidak mungkin, saya menjadi bupati dua periode (lagi) tidak mungkin, paling mungkin jadi gubernur,"  kata Dedi Mulyadi.

Profil 4 mantan kepala daerah di Pilgub Jabar 2024

Sebagai informasi, Cellica Nurrachadiana san Bima Arya Sugiarto, saat ini memang masing-masing masih menjabat Bupati Karawang dan Wali Kota Bogor.

Namun jika maju sebagai Cagub di Pilgub Jabar 2024, keduanya harus menanggalkan jabatannya sehingga berstatus mantan Kepala Daerah.

Baca Juga: Ridwan Kamil Harus Waspada, Program Gagal Bisa Diserang Lawan di Pilgub Jabar 2024: Figur Ini Siap Melawan

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut sekilas profil 3 mantan bupati dan 1 mantan Wali Kota yang akan saling jegal jika mereka sama-sama akan mencalonkan diri sebagai Jabar 1 di Pilgub Jabar 2024.

1. Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi lahir di Subang 11 April 1971. Ia adalah mantan Bupati Purwakarta dua periode berturut-turut dari 2008 sampai 2018.

Dedi Mulyadi meraih gelar Sarjana Hukum (SH) dari Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman Purwakarta pada tahun 1999. Semasa kulah ia sudah menjadi aktivis dan menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Islam cabang Purwakarta.

Dedi Mulyadi disebut-sebut sejumlah pengamat sebagai satu-satunya kandidat Cagub kuat dalam Pilgub Jabar 2024, seandainya harus bertarung melawan Ridwan Kamil sekalipun.

Hal itu diakui Firman Manan, Pengamat Politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesian Politics Research and Consulting (IPRC) beberapa pekan lalu di Bandung.

Dia mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan pihaknya, Dedi Mulyadi satu-satunya kandidat Cagub kuat yang bisa menjadi pesaing Ridwan Kamil dalam Pilgub Jabar 2024.

Kiprah Dedi Mulyadi di pemerintahan, berawal dari terpilihnya dia sebagai Bupati Purwakarta periode 2008-2013 pada Pilkada Purwakarta 2008 berpasangan dengan Dudung Bachtiar Supardi sebagai wakilnya.

Sebagai informasi, sebelum terpilih menjadi Bupati, Dedi Mulyadi terlebih dahulu menjai Wakil Bupati Purwakarta (2003-2008).

Pada Pilkada Purwakarta selanjutnya, ia kembali terpilih menjadi Bupati untuk masa jabatan keduanya yaitu periode 2013–2018.

Selepas tak lagi jadi Bupati Purwakarta, secara demokratis Dedi Mulyadi diaklamasikan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Jawa Barat untuk masa bakti 2016–2020 menggantikan posisi Irianto Syafiuddin.

Pada saat Pilgub 2018, ia diusung oleh partainya, Golkar, untuk menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat mendampingi wakil gubernur petahana yang juga kader Partai Demokrat, Deddy Mizwar.

Baca Juga: KASUS Subang 2021 Terbaru, Polda Jabar Periksa Mulyana dan Mantan Kepala Sekolah, Posisi Mobil Yaris Terkuak

Beberapa pekan lalu Dedi Mulyadi mundur dari Partai Golkar yang telah membesarkan namanya selama ini, dan menyatakan diri masuk Gerindra.

Konon kepindahan Dedi Mulyadi ke Gerindra dalam upaya memuluskan pencalonannya untuk maju sebagai Cagub di Pilgub Jabar 2024 karena di Golkar ada Ridwan Kamil yang Januari 2023 lalu masuk Golkar.

2. Uu Ruzhanul Ulum

Uu Ruzhanul Ulum, Wakil Gubernur Jabar saat ini yang akan habis masa jabatannya bersamaan dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada 5 September 2023 ini adalah mantan Bupati Tasikmalaya dua periode.

Uu Ruzhanul Ulum kelahiran Tasikmalaya 10 Mei 1969 merupakan sarjana lulusan Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya tahun 1997.

Pada tahun 2011, Uu Ruzhanul Ulum bersama wakilnya Ade Sugianto berhasil memenangkan pilkada Kabupaten Tasikmalaya untuk Periode 2011-2016.

Selanjutnya Uu Ruzhanul Ulum mencalonkan diri kembali dan terpilih menjadi Bupati Tasikmalaya untuk peride keduanya 2016-2021. Tak sampai tuntas, ia mengudurkan diri karena terpilih menjadi Wagub Jabar pada tahun 2018

Sebagai petahana Wagub Jabar, Kang Uu, demikian sapaan akrab Uu Ruzhanul Ulum memang lebih diuntungkan baik dari segi popularitas maupun kedekatannya dengan masyarakat Jabar.

Paling tidak Uu Ruzhanul Ulum, meski harus diakui berada di belakang bayang-bayang Ridwan Kamil, memiliki investasi suara dan masih adanya dukungan birokrasi.

Baca Juga: Titik Akhir Tol Getaci Ditetapkan di Ciamis: Exit Tol Ada di Daerah Ini, 2024 Akan Tersambung

3. Cellica Nurrachadiana

Wanita bernama lengkap dr. Cellica Nurrachadian yang akrab disapa Teh Cellica ini lahir di Bandung, 18 Juli 1980. Sejak tahun 2016 hingga sekarang ia menjadi Bupati Karawang.

Sebelum menjadi Bupati Karawang, alumni Fakultas Kedokteran Umum Universitas Maranatha Bandung dan Pascasarjana Magister Hukum Kesehatan Universitas Soegiapranata ini pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat 2009-2010.

Pada tahun 2010-2014, Teh Cellica menjadi Wakil Bupati Karawang. Kemudian 2014-1015 menjadi Plt. Bupati Karawang. Baru pada tahun 2026 hingga sekaran ia menjadi Bupati Karawang.

Selain menjadi politikus,  Cellica Nurrachadian atau Teh Cellica ini ternyata pernah bernain film layar lebar yang berjudul Surat Kecil untuk Tuhan (2011) dan serial web Behind the Boss (2021).

Selama memimpin Kabupaten Karawang, sejumlah penghargaan telah diraih Teh Cellica. Antara lain penghargaan kategori lingkungan hidup dari MNC group, penghargaan Anugerah Perempuan Indonesia Ke-5 Tahun 2017 dengan Kategori "Perempuan Tangguh"

Kemudian mendapatkan piagam penghargaan dalam hal pelayanan melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang merupakan role model penyelenggaraan pelayanan publik dengan katagori "Sangat Baik".

Lalu beberapa kali menyandang opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), menjadi peringkat ke 3 Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD) Award 2019, menerima penghargaan Manggala Karya Kencana, Dan banyak lagi yang lainnya.

Baca Juga: Tol Getaci Sampai Ciamis Semakin Nyata: Ini Lokasi 7 Exit Tol dan 2 Rest Area yang Akan Dibangun

4. Bima Arya Sugiarto

Nama lengkapnya Dr. H. Bima Arya Sugiarto. Namun pria kelahiran Bogor 17 Desember 1972 ini akrab disapa dengan panggilan Bima Arya.

Bima Arya saat ini menjabat Wali Kota Bogor untuk periode kedua (2019-2024). Sebelumnya ia menjadi Wali Kota Bogor periode pertama (2014-2019).

Bima Arya adalah lulusan Sarjana Hubungan Internasional di FISIP Unpar Bandung tahun 1996. Dua tahun kemudian (1998) dia mendapatkan gelar Master of Arts untuk Studi Pembangunan di Monash University Melbourne, Australia.

Kemudian pada 2006 lalu, Bima kembali menambah gelarnya sebagai Doktor Ilmu Politik, yang ditempuhnya di Australian National University Canberra, Australia.

Selain aktif di partai politik, Bima juga dikenal sebagai akademisi. Dia sempat mengajar di beberapa kampus ternama di Indonesia. Antara lain dosen Fisip di Unpar (1998-2001). Lalu tahun 2001 sampai sekarang, dosen di Universitas Paramadina.

Saat menjadi mahasiswa di kampus Unpar, Bima Arya pernah menjadi wakil ketua Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI), Ketua II Senat Mahasiswa FISIP dan Badan Pekerja Sekretariat Forum Mahasiswa HI Indonesia.

Bima Atya juga beberapa kali dipilih untuk mengetuai organisasi kepanitiaan dengan puncaknya pada 1995 menjadi ketua umum Panitia Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia (PNMHII) ke VII di Gedung Asia Afrika

Pengalaman organisasi dan kepemimpinannya membuat Bima Arya juga sering diminta menjadi konsultan di berbagai lembaga internasional, dan menjadi pembicara di berbagai forum mengenai isu-isu kebangsaan, kepemudaan dan kepemimpinan.

Selama menjabat jadi Wali Kota Bogor, tak terhitung penghargaan yang telah diraihnya. Antara lain, penghargaan JDIH Terbaik I dari Kemenhumkam, Peringkat Ketiga Nasional Debitur Terbaik Kemenkeu.

Baca Juga: Akan Ada Penerbangan dari BIJB Kertajati ke Bandara Nusawiru Pangandaran: Ini Jadwalnya!

Lalu  penghargaan Peringkat III BKN Award, penghargaan IGA (Innovative Government Award), penghargaan PeGi (Pemeringkatan e-Government INDONESIA).

Penghargaan Pemda Terinovatif dari Kemendagri, Best Government Officer For Accelerated Growth Pada Ajang People of The Year 2020.

Kemudian sebagai Pembina Pelayanan Publik Kategori Sangat Baik Pada Wilayah I, penghargaan SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik) 2019, penghargaan SMART CITY 2019.

Di bawah kepemimpinan Bima Arya pula, Pemkot Bogor setiap tahun selalu mendapat Predikat WTP dari BPK.

Sebagaimana diketahui, WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) atau unqualified opinion artinya menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa, menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.***

Pantau berita menarik DeskJabar.com lainnya di Google News:. KLIK DI SINI

Editor: Zair Mahesa

Tags

Terkini

Terpopuler