TERGUSUR Tol Getaci, Inilah Syarat Relokasi SMAN 8 Garut, Kepala Sekolah Bingung Mau Minta Bantuan Fisik

15 Maret 2023, 07:55 WIB
Bangunan SMAN 8 Garut terancam tergusur proyek Tol Getaci, Anggota DPRD Jabar ajukan syarat relokasi /kemdikbud.go.id/

DESKJABAR –Pembangunan konstruksi jalan Tol Getaci yang ditargetkan akan dimulai awal tahun 2024, ternyata akan menggusur keberadaan bangunan SMAN 8 Garut. Proyek calon jalan terpanjang di Indonesia ini, mengancam bangunan sekolah harus direlokasi. Untuk itu Anggota DPRD Jabar dan Kepala Sekolah mengingtaknan sejumlah syarat jika bangunan sekolah harus direlokasi.

SMAN 8 Garut lokasinya berada di Jalan Raya Cilawu, Pasanggrahan, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut. Lokasi ini berada dalam jalur bentangan jalan Tol Getaci, yang akan masuk dalam Seksi 2 antara garut utara hingga Tasikmalaya.

Baca Juga: DAMPAK Ekonomi Tol Getaci Mulai Terlihat di Garut dan Tasikmalaya, Awal Lompatan Ekonomi di Wilayah Ini

Meski pembangunan kontruksi jalan Tol Getaci belum dimulai, dan proses pembebasan lahan saat ini baru fokus di Seksi 1 antara Gedebage hingga Garut utara, namun nasib SMAN 8 Garut ini harus dipikirkan dari sekarang.

Sebab, jangan sampai pembangunan proyek Tol Getaci nantinya akan menganggu proses belajar siswa. Untuk itulah dalam kunjungannya Anggota Komisi V DPRD Jabar, Enjang Tedi meminta jika memang bangunan SMAN 8 Garut harus direlokasi, maka ada sejumlah syarat yang harus dipenuhinya.

Kepala Sekolah SMAN 8, Jujun, mengatakan bahwa dirinya sejak lama sudah tahu bahwa sekolahnya akan terdampak proyek Tol Getaci. Karena belum ada kepastian yang jelas dampak yang akan terjadi, membuat pihaknya bingung mau memohon bantuan dana untuk pembangunan fisik ke Dinas Pendidikan, karena khawatir begitu selesai dibangun akan tergusur Tol Getaci.

Jika Direlokasi Lokasi dan Bangunan Harus Lebih Baik

Mengutip dari kantor berita Antara, Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat, Enjang Tedi, dalam kunjungannya ke SMAN 8 Garut pada Selasa, 14 Maret 2023, mengajukan sejumlah syarat jika terjadi relokasi.

Menurut Enjang, bangunan sekolah yang terdampak pembangunan jalan tol  Getaci harus diganti oleh pemerintah ke tempat lebih ideal agar siswa tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan nyaman.

"Kalau nanti ada relokasi karena akan terkena dampak pembangunan jalan tol, maka sekolah harus pindah. Kami minta pemerintah ke depan sekolah ini boleh pindah setelah ada relokasi baru yang ideal," kata Enjang.

Baca Juga: DAFTAR Desa yang Sudah Menerima UGR Tol Getaci Serta Jumlah Uang Ganti Rugi yang Telah Digelontorkan

Enjang menambahkan, karena menyangkut proses belajar banyak siswa,khusus bangunan sekolah yang terdampak, maka pemerintah harus lebih memprioritaskan rencana relokasinya.

Menurutnya, harus lebih dulu disiapkan tempatnya yang ideal sebelum sekolahnya dihancurkan untuk pembangunan jalan tol. Hal itu, menurutnya, harus sudah ada kepastian, sebab jika tidak akan bingung. Tempat relokasinya harus disiapkan terlebih dahulu sebelum dihancurkan.

Adaoun mengenai lokasi relokasi, menurut Enjang, harus ke tempat yang ideal seperti ada akses mudah bagi par siswa, seperti halnya saat ini bangunan SMAN 8 Garut berada di pinggir jalan raya Cilawu.

Kemudian, kata dia, luas lahan sekolah jika memungkinkan bisa lebih luas lagi, lalu bangunan sekolah yang lebih baik, nyaman dan aman bagi siswa maupun tenaga pendidik di sekolah tersebut.

"Ini harus menjadi perhatian kita semua bahwa pembangunan infrastruktur itu jangan sampai mengganggu proses belajar mengajar," katanya.

Kepala Sekolah Bingung

Belum ada informasi apakah nantinya proyek Tol Getaci akan menggusur semua bangunan SMAN 8 garut atau hanya sebagian saja. Meski demikian, jika dampaknya hanya sebagian pun tetap saja dikhawatirkan akan mengganggu proses belajar siswa.

Mau tidak mau, relokasi adalah jalan terbaik.

Baca Juga: Jadwal Badminton All England 2003 Hari ini, 10 Wakil Indonesia Bertarung, Empat Diantaranya Saling Berhadapan

SMAN 8 Garut dibangun sejak tahun 1990 dengan luas hampir mencapai 1 hektare. Saat ini jumlah siswa yang mengikuti proses belajar sebanyak 860 siswa.

Kepala SMA Negeri 8 Garut, Jujun mengakui bahwa rencana pembangunan jalan Tol Getaci yang akan akan berdampak pada bangunan sekolah itu sudah diketahuinya sejak beberapa tahun lalu.

Ia sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar hanya dapat mengikuti kebijakan pemerintah untuk mendukung program pembangunan jalan tol tersebut.

Namun, Jujun berarap kalau sekolah mereka akan direlokasi maka ia nanti disiapkan lahan relokasi di tempat yang mudah aksesnya oleh siswa.

"Syaratnya tempatnya strategis lagi, sekolah ini kan mudah dijangkau oleh angkutan umum, kalau di tempat lain agak susah, terutama akses jalan, dan keinginan ada pengganti lebih luas lagi," katanya.

Karena belum ada kepastian jelas, Jujun mengakui, pihaknya kebingungan. Selama ini pihaknya belum berani membangun bangunan sekolah baru untuk menunjang kegiatan belajar maupun memperbaiki kondisi bangunan yang ada.

Alasannya karena khawatir setelah selesai dibangun justru dihancurkan untuk pembangunan jalan Tol Getaci

"Kami jadi bingung, jadi enggak ada kepastian itu. Sekolah lain berupaya dapat bantuan fisik, kita terkendala masalah jalan tol, takut dibongkar lagi," katanya. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler