TOL Getaci Mendobrak Hambatan Potensi Ekonomi Kawasan Jabar Selatan dan Membuka Keran Investasi

4 Februari 2023, 15:15 WIB
Panorama indah Pantai Karang Tawulan, Kabupaten Tasikmalaya, salah satu potensi wisata Jabar selatan yang akan terongkrak dengan keberadaan tol Getaci /Internet/Ainun Wastu Alif/

DESKJABAR-  Pembangunan tol Getaci atau tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap yang akan membentang sepanjang 206,65 kilometer, menjadikannya sebagai tol pertama yang akan membuka akses ke wilayah Jawa Barat selatan.

Keberadaan tol Getaci tersebut akan mendorong potensi ekonomi di wilayah Jawa Barat selatan untuk bangkit dan membuka keran investasi yang selama ini terhambat karena keterbatasan akses jalan dan infrsatruktur pendukungnya.

Pengamat ekonomi Universitas Pasundan (Unpas), Acuviarta Kartabi bahkan meyakini bahwa dampak keberadaan calon tol terpanjang di Indonesia itu akan ada lompatan ekonomi di wilayah Jabar selatan.

Hal itu terjadi karena potensi ekonomi wilayah Jabar selatan terbilang sangat besar, terutama di sektor terkait pertanian, perikanan, perkebunan dan kehutanan, serta pariwisata.

Di sektor pariwisata potensi destinasi wisata pantai hampir semuanya berada di Jabar selatan yang membentang dari pantai Pangandaran hingga Ciletuh, Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga: HARGA Lahan di Gedebage, Titik Awal Tol Getaci, Melejit Gila-Gilaan dari Rp 50.000 Jadi Rp 15 Juta per Meter

Sayangnya potensi yang sangat besar itu terhambat karena keterbatasan infrastruktur, termasuk akses jalan tol, yang akan diyakini akan mempercepat dan mempermudah mobilitas orang dan barang.

Miris, Potensi Jabar Selatan Belum Banyak Dilirik Investor

Acuviarta mengemukakan bahwa potensi ekonomi Jawa Barat Selatan sangat besar, terutama di sektor terkait pertanian, perikanan, perkebunan dan kehutanan, serta pariwisata.

Banyak destinasi wisata pesisir maupun wisata alam pegunungan dan pantai di wilayah Jabar Selatan yang membentang dari Kabupaten Garut hingga Kabupaten Pangandaran.

“Namun sayangnya potensi yang besar tersebut belum optimal dikelola sedemikian rupa, terutama karena faktor keterbatasan infrastruktur jalan serta transportasi,” tutur Acuviarta.

Kurangnya akses jalan yang memadai untuk ke wilayah Jabar selatan memang menjadi kendala utama. Untuk bisa mencapai kawasan tersebut membutuhkan waktu hingga 7 sampai 9 jam. Itu pun jika tidak dihadang kemacetan di titik-titik tertentu.

Demikian pula, kawasan Jabar selatan memiliki potensi besar di sector industri, terutama industri kecil berbasis industri rumah tangga baik mikro maupun ultra mikro.

“Sayangnya potensi besar tersebut belum banyak dilirik investor dari luar sehingga hanya mengandalkan pada pengembangan investasi lokal dengan skala yang masih sangat rendah,” paparnya.

Baca Juga: Klasemen BRI Liga 1, Arema FC Vs PSM Makassar Incar Posisi Puncak Menggeser Persija Jakarta dan Persib Bandung

Menurutnya, saat ini kontribusi Kabupaten Garut dilihat dari distribusi PDRB Jawa Barat hanya sebesar 2,7 persen, begitu juga kontribusi Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran, masih relatif sangat kecil masing-masing hanya sebesar 1,7 persen, 1 persen, 1,5 persen, 0,2 persen, dan 0,4 persen.

Jadi kalau ditotal kira-kira kontribusi ekonomi dari Kabupaten Garut hingga Kabupaten Pangandaran sebagai kawasan Jabar Selatan baru sebesar 7,5 persen.

“Bayangkan dengan wilayah yang luas dari 6 Kabupaten/Kota di Jawa Barat Selatan kontribusinya hanya 7,5 persen. Kalah dengan 1 Kabupaten Karawang yang kontribusinya mencapai 10,8 persen,” papar Acu.

Sentra produk kulit Sukaregang, Garut, potensi ekonomi yang perlu terus dikembangkan
Tol Getaci Medobrak Hambatan dan Membuka Investasi ke Jabar Selatan

Acuviarta memaparkan, rencana pembangunan Tol Getaci yang menghubungkan kawasan Bandung Raya hingga ke Cilacap yang akan melintasi kawasan Jabar Selatan sangat diharapkan dan dinanti-nanti.

Menurutnya, kehadiran tol tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi Jabar maupun Kabupaten/Kota di Jabar Selatan jauh lebih tinggi.

“Ada banyak faktor saya kira yang mendukung pengembangan ekonomi selain terkait pertanian dan pariwisata, bahwa jumlah penduduk, tenaga kerja, lahan sangat terbuka lebar di Jabar Selatan, apalagi masing-masing Pemda-nya melek akan pengembangan ekonomi,” ujar Acuviarta.

Baca Juga: 2 Faktor Utama Penyebab Munculnya Dinasti Politik di Indonesia

“Jumlah penduduk Kabupaten Garut misalnya sangat besar, kurang lebih 5, 34 persen dari total penduduk Jabar dan termasuk 5 besar Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk tertinggi. Jumlah penduduk Kota Bandung saja kalah dari jumlah penduduk Kabupaten Garut,” papanya.

Menurutnya, banyak faktor yang mendorong perkembangan ekonomi daerah, namun salah satu upaya untuk mempercepatnya adalah meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat melalui ketersediaan jaringan infrastruktur transportasi yang baik.

“Jadi kalau infrastruktur Jabar Selatan baik, aka ada lompatan ekonomi yang luar biasa. Jadi kalau ingin pertumbuhan ekonomi Jabar melesat dari kondisi naturalnya, saya kira pilihan pengembangan ekonomi Jabar Selatan adalah pilihan yang logis,” ujarnya.

“Investasi pengembangan infrastruktur Jabar Selatan memang tidak murah, tapi akan sepadan dengan penggalian potensinya,” papar Acuviarta.

Untuk itu, Acuviarta juga meyakini kehadiran tol Getaci akan membuka keran investasi ke wilayah Jabar selatan.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler