AEROCITY Kertajati, Kota Modern di Sekitar Bandara Seluas 3.480 Hektare, Bagian dari Kota Metropolitan Rebana

25 Januari 2023, 14:30 WIB
ilustrasi desain Aerocity Kertajati, salah satu kota mandiri di kawasan Kota Metropolitan Rebana /mediatataruang.com/

DESKJABAR – Bagian dari rencana pembangunan kawasan Kota Metropolitan Rebana adalah dibangunnya 13 kota mandiri baru di Jawa Barat, salah satunya kota mandiri Kertajati, Majalengka.

Berbeda dengan kota mandiri dari 13 kota atau Kawasan Peruntukan industry (KPI) lainnya, kota mandiri di Kerjati akan dinamakan Aerocity Kertajati sebuah kota modern.

Kota modern yang terhubung dengan aktifitas Bandara Kertajati Majalengka yang sekarang sudah beroperasi. Inilah aerocity pertama di Indonesia.

Aerocity Kertajati akan berdiri di kawasan seluas 3.480 hektare dengan biaya investasi menelan Rp 53 triliun.

Baca Juga: TOL Getaci Terbaru, Bobotoh Tasikmalaya Kian Cepat Nonton Persib di GBLA, Secepat Bobotoh dari Soreang

Bahkan proyek ini sudah dijajakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada ajang rangkaian KTT G20 di Bali yang berlangsung November 2022.

<H2>Desain Aerocity Kertajati</H2>

Usai mempromosikan proyek Aerocity Kertajati di Investment Forum, bagian dari rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali pada November 2022, Ridwan Kamil memaparkan tentang Aerocity Kertajati.

Menurutnya, Aerocity Kertajati akan menjadi kawasan terintegrasi yang terdiri dari area perumahan, perkantoran, hingga rekreasi. Ia berharap kawasan ini tak bernasib sama seperti kawasan hub transportasi lainnya yang tidak memiliki peradaban manusia.

Aerocity Kertajati merupakan kawasan yang didesain sebagai kota aerotropolis pertama di Indonesia yang memiliki konsep kota mandiri. Aeropolis menyediakan fasilitas meliputi hotel bertaraf internasional, fasilitas haji dan umroh, rumah sakit, apartemen, residensial komersial, gedung perkantoran, bussines park, industry, dan logistik di area seluas 3.480 hektar

Untuk pembangunan Aerocity Kertajati ini butuh investasi sebesar Rp 53 triliun.

Dalam dokumen business opportunity Grand Kertajati Aerocity, nantinya kota modern ini mencakup lahan seluas lebih dari 2.000 hektare. Ini terdiri dari logistic hub seluas 589 hektar, aerospace park seluas 224 hektare, business park seluas 668 hektare, creative technology center seluas 486 hektare, dan residensial seluas 261 hektare.

Baca Juga: Jadwal Daihatsu Indonesia Masters 2023 Hari Ini 25 Januari, Tim Tuan Rumah Berjuang Untuk Lolos 16 Besar

Berdasarkan Peraturan Presiden tentang Percepatan Pengembangan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Bagian Selatan, Aerocity Kertajati ditetapkan sebagai kawasan perkotaan inti kawasan Rebana, bersama dengan Kota Cirebon dan Kota Patimban.

<H2>Perkembangan Realisasi Aerocity Kertajati Sudah Sampai Mana?</H2>

Ridwan Kamil mengemukakan bahwa proyek pembangunan Aerocity Kertajati telah mendapat dukungan dari sejumlah aturan yang dikeluarkan pemerintah.

Di antaranya adalah Peraturan Presiden tentang Percepatan Pengembangan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Bagian Selatan. Menurutnya, aturan tersebut, Aerocity Kertajati ditetapkan sebagai kawasan perkotaan inti kawasan Rebana, bersama dengan Kota Cirebon dan Kota Patimban (Subang).

Bahkan, pihak BIJB dalam laman resminya pada tahun 2020 menyatakan bahwa pada saat itu ada 12 investor yang berminat terlibat dalam pembangunan Aerocity Kertajati.

Sayangnya, Bandara Internasional Kertajati yang menjadi infrastruktur utama Aerocity Kertajati belum berkinerja maksimal sampai saat ini.

Baca Juga: Budidaya Ikan Wader, Peluang Usaha Perikanan Kuliner Diburu, dan Kesehatan Menghindari Stunting

Bandara yang diresmikan pada 28 Mei 2018 itu, sempat dinyatakan mati suri atau terbengkalai, karena tidak ada penumpang yang mau datang ke bandara ini.

Beberapa tahun lalu sempat viral di medsos bahwa bandara ini terlihat kosong dan hanya jadi tempat foto prewed.

Penumpang pesawat terbang lebih memilih ke Bandara Husein Sastranegara Bandung atau Soekarno Hatta Tangerang daripada harus ke Kertajati.

Menurut Ridwan Kamil hal ini terjadi karena tol Cisumdawu yang tak kunjung selesai. Padahal tol ini digadang-gadang sebagai akses utama dari Kota Bandung ke Bandara Kertajati.

Namun mulai November 2022, bandara ini sudah memperlihatkan geliatnya, meski pengiriman kargo masih berjalan, bandara itu juga mulai digunakan untuk penerbangan jemaah umroh wilyah Jawa Barat mulai bulan November.

Sekretaris Daerah Jabar Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, hingga Januari 2023 diprediksi terdapat 40.000 hingga 60.000 calon jemaah umrah dari Jabar yang akan diterbangkan dari Bandara Internasional Kertajati.

Apalagi kemudian Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono dalam Rapat Kerja dengan DPR pekan lalu mengatakan, pihaknya berharap Tol Cisumdawu bisa beroperasi penuh pada akhir Februari 2023. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler