PENYEBAB GEMPA CIANJUR Menurut Peneliti BRIN Bukan dari Sesar Cimandiri, Pakar Gempa Dibuat Bingung

30 November 2022, 13:07 WIB
penyebab Gempa Cianjur bukan dari sesar Cimandiri, ini kata peneliti BRIN /Yulius Satria Wijaya /ANTARA FOTO/

DESKJABAR - Penyebab gempa Cianjur berkekuatan 5,6 magnitudo hingga mengakibatkan tiga ratusan korban jiwa dan ratusan ribu mengungsi.

Penyebab gempa Cianjur, sesar Cimandiri sempat menjadi perbicangan menjadi penyebab gempa yang meluluhlantakan ribuan rumah warga Cianjur tersebut.

Namun hal tersebut dibantah oleh para ahli yang menyebut sesar Cimandiri bukan penyebab gempa Cianjur tapi sesar lain yang kini masih belum diketahui.

Baca Juga: Penegakan Hukum Pelanggar Lalu Lintas Secara Elektronik di Bandung Segera Berlaku, Cek Jadwal dan Mekanismenya

Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN Mudrik Rahmawan Daryono menjadi salah satu peneliti yang menyebut bukan sesar Cimandiri mengakibatkan gempa Cianjur.

Menurutnya, peristiwa gempa Cianjur bukan dari sesar Ciamandiri. Hal ini diketahui berdasarkan peta gempa. Artinya, peristiwa ini bukan dari pergerakan sesar Ciamandiri.

"Jadi gempa bumi yang kemarin Cianjur itu sumbernya setelah di float secara parsial, itu posisinya ada di utara sesar Cimandiri, jadi dia jelas bukan dari sesar Cimandiri tapi dari suatu sesar yang untuk sampai saat ini belum diketahui," ujar Mudrik saat dikonfirmasi, Rabu 30 November 2022.

Mudrik melanjutkan, berdasarkan catatan sejarah Belanda, terdapat katalog fiser yang menunjukkan bahwa di lokasi gempa Cianjur pernah terjadi gempa bumi tahun 1900 dam 1800 sekian. Sehingga, secara jelas di lokasi titik gempa pernah terjadi gempa bumi dan ada sesar aktif.

"Jadi belum diketahui secara pasti secara sains kemudian di sepakati bersama itu juga belum ada," ungkapnya.

Selain itu, Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Dr. Ir. Ismawan juga mengatakan, penyebab gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5,6 di Cianjur yang diduga dipicu pergerakan Sesar Cimandiri patut diragukan.

Salah satu yang mendukung hipotesis tersebut adalah lokasi episenter gempa yang berada jauh dari bentangan Sesar Cimandiri. "Yang jelas, saya yakin ini bukan bagian dari sesar Cimandiri, meskipun arahnya sama," kata Ismawan berdasarkan keterangan resmi.

Baca Juga: Sayap Ayam Kentang Pedas, Masakan Keren sebelum Nonton 16 Besar Piala Dunia, Berikut Ini Resep Istimewanya

 

Ismawan mengatakan, kawasan Cugenang yang menjadi episenter gempa Cianjur berjarak sekira 10 kilometer di sebelah utara jalur patahan Cimandiri. Sedangkan, Jalur sesar Cimandiri sendiri bermula dari Palabuhanratu lalu membentang ke arah timur dan berbelok ke utara di sekitar kawasan episenter gempa kemarin.

Dugaan ini juga diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa lebar dari sesar Cimandiri adalah berkisar 8 – 10 meter. Selain itu, kontur dari sesar Cimandiri memiliki kemiringan ke arah selatan, sehingga lokasi episenter gempa dengan kedalaman 10 kilometer dipastikan berada di luar jalur sesar tersebut.

Lebih lanjut Ismawan menganalisis, kemungkinan gempa ini diakibatkan oleh pergerakan sesar baru yang belum banyak diketahui orang. Dikatakan belum banyak diketahui orang karena bisa jadi jejak-jejak pelurusan sesar tersebut tertutupi oleh beberapa faktor.

Jika melihat lokasi episenter yang berada dekat dengan Gunung Gede, maka kemungkinan jejak-jejak sesar tersebut tertutupi oleh endapan gunung api.

"Ini dimungkinkan karena kalau sesar lama biasanya ada jejak-jejak pelurusan yang menunjukkan bahwa di situ ada sesar. Di sana karena batuan vulkanik, jejak pelurusannya itu kelihatan tidak ada," ungkapnya.

 

Baca Juga: Indonesia, Tanah Surga di Garis Katulistiwa yang Memiliki 1.001 Pesona

 

Ismawan mengatakan, dilihat dari focal mechanism gempa Cianjur, ada dua kemungkinan jalur sesar yang belum teridentifikasi tersebut, yaitu: barat-timur atau utara-selatan. Namun, kemungkinan besar, jalur sesar tersebut mengarah barat-timur.

Ismawan pun menyanggah bahwa gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas gunung api. "Justru sebaliknya, dikhawatirkan aktivitas sesar tersebut apakah akan memicu aktivitas vulkanik atau tidak," katanya.

Ismawan mengatakan, gempa Cianjur memiliki kekuatan yang cukup besar. Ini diperparah dengan lokasi episenter yang berada di daratan serta kedalaman gempa yang cukup dangkal, yaitu 10 kilometer. Hal ini menyebabkan banyak bangunan di atasnya menjadi rusak parah.

"Sesar-sesar yang di darat memang tidak akan menimbulkan tsunami, tetapi akibat primernya itu gedung-gedung banyak yang roboh. Kalau kedalamannya cukup dangkal, gempa kecil pun bisa merusak," katanya

Analisis mengenai gempa dipicu pergerakan sesar baru menandakan bahwa bisa jadi ada banyak sesar baru yang belum teridentifikasi dan dapat memicu gempa cukup serius.

"Kemarin kejadian satu daerah yang selama ini tidak disinggung ada patahan ternyata menghasilkan gempa bumi cukup besar. Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran," jelasnya.

Baca Juga: Tempat Kulineran Tradisional Paling Cozy di Banyuwangi Monggo Kerso Dengan Nuansa Rumah Adat dan Pesawahan

Selain itu, dampak peristiwa gempa bumi tidak hanya dilihat dari besaran magnitudonya, tetapi juga kedalamannya. Gempa dengan magnitudo tidak besar, tetapi dengan kedalaman yang dangkal dan akan menimbulkan efek besar.

"Meskipun di daerah kita disebutkan jauh dari patahan, kita tidak tahu ternyata ada beberapa retakan yang mungkin kita belum tahu," kata dia.***

Editor: Yedi Supriadi

Tags

Terkini

Terpopuler