DESKJABAR – Mengungkap siapa pelaku kasus pembunuhan Jalancagak, Subang, Jawa Barat, memerlukan waktu panjang.
Namun diharapkan, penyidik Direktorat Kriminal Umum Polda Jawa Barat yang menangani kasus Subang bisa mengungkapnya dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.
Demikian harapan Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen Pol Benny Josua Mamoto sebagaimana dikutip dari akun YouTube Kompolnas RI berjudul “Kompolnas Gelar Perkara Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang,” publish 24 Juni 2022.
Baca Juga: 8,76 Juta PNS dan Pensiunan akan Terima Rp35,5 Triliun Gaji ke 13, 1 Juli 2022, Jumat Berkah
“Kita doakan teman-teman di jajaran Direktorat Kriminal Umum Polda Jawa Barat dapat mengungkap kasus Subang dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi,” kata Benny.
Harapan Benny yang beberapa waktu lalu melakukan gelar perkara kasus Subang dengan tim penyidik Direktorat Kriminal Umum Polda Jabar itu, tentu merupakan harapan publik selama ini.
Publik, sebagaimana diketahui dari komentar di YouTube Kompolnas RI tadi, sudah kesal menunggu Polda Jabar berhasil mengungkap kasus Subang, dengan menangkap pelaku utamanya.
Publik sebenarnya sempat gembira ketika petinggi di Polda Jabar menyatakan akan menyelesaikan kasus tersebut awal Ramadhan lalu.
Sebelumnya, bahkan ada statemen bahwa kasus itu akan tuntas di awal tahun 2022.
Publik juga sempat gembira ketika kasus Subang yang sebelumnya ditangangi Polres Subang, ditarik ke Polda Jabar dengan maksud untuk mempercepat penanganannya.
Akan tetapi, faktanya, Polda Jawa Barat pada awal Ramadhan lalu, belum menuntaskan kasus tersebut, bahkan hingga kasusnya sudah berjalan hinggal 11 bulan lamanya.
Mengapa?
Ternyata, menurut Benny Mamoto, karena ada kendala di tempat kejadian perkara (TKP) di rumah korban di Jalancagak, Subang.
“Pada dasarnya, pengungkapan satu kasus itu berawal dari TKP,” kata dia.
Menurut Benny yang pernah menjabat sebagai Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional, berdasarkan informasi dari penyidik, TKP kasus Subang sudah tidak utuh lagi (ketika penyidik mulai melakukan penyelidikan).
Ia menyebutkan, cuaca saat itu hujan. Hujan jelas mempengaruhi bekas tapak kaki atau sepatu orang.
“Kelembaban juga mempengaruhi keutuhan sidik jari,” demikian penjelasan Benny.
Hanya saja Benny dalam tayangannya tidak menjelaskan, apakah penyidik melaporkan soal Banpol yang masuk ke TKP dan meminta seorang saksi menguras bak mandi berisi korban atau tidak.
Tetapi mudah-mudahan saja, hal itu termasuk yang dilaporkan penyidik kepada Kompolnas. ***