DESKJABAR - Peristiwa kasus Subang akan berakhir, ada saran dari Profesor Muradi untuk Polda Jabar dan Pakar Kriminologi Profesor Adrianus Meliala bilang merasa pesimis kasus ini akan segera diungkap dan begini alasannya.
Profesor Muradi yang merupakan Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran, Bandung memberikan saran kepada Polda Jabar terkait kasus Subang yang menewaskan Tuti dan Amel.
Muradi memberikan saran ke Polda Jabar jangan memaksakan diri mengungkap pelaku dan dalang dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, jika barang buktinya belum kuat.
Baca Juga: KASUS SUBANG MENGEJUTKAN, Ini Komentar dari Pakar Kriminologi Adrianus Meliala yang Meragukan Polisi
“Baiknya, jika barang buktinya kurang, penyidik jangan memaksakan diri. Tunda dulu. Lebih baik telat ketimbang nanti ada masalah,” kata Muradi ketika dihubungi DeskJabar.com melalui telefon selularnya Sabtu 26 Maret 2022 sore.
Profesor Muradi khawatir, jika Polda Jabar salah menetapkan tersangka karena barang buktinya tidak kuat, nantinya akan berimbas kepada Polda sendiri, misalnya bisa dipraperadilankan oleh orang yang disangka membunuh, padahal sebenarnya tidak.
“Jadi, baiknya pastikan betul dulu orangnya, dengan berdasarkan barang bukti yang kuat,” ucap Muradi memberikan saran.
Muradi mengatakan dalam skema penyelidikan dan penyidikan sebuah kasus termasuk kasus Subang ini, polisi biasanya akan mengumpulkan barang bukti yang menguatkan, minimal dua barang bukti.
Terkait kasus Subang yang akan memasuki bulan kedelapan, penyidik kemungkinan belum berhasil menemukan minimal dua barang bukti tersebut, sehingga pengungkapannya lama.
Karena itu, Profesor Muradi meminta Polda, tidak tergesa-gesa mengungkap siapa tersangka pelaku dan dalang kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, kalau memang barang bukti yang bisa dipakai dasar menetapkan seseorang jadi tersangka, kurang atau tidak kuat.
“Penyidik bagusnya fokus saja dulu mencari barang bukti agar lebih valid,” katanya.
Pesimis terungkap
Sementara itu Pakar Kriminologi dari Universitas Indonesia, Prof. Adrianus Meliala menyampaikan pendapat yang mengejutkan.
Adrianus Meliala tidak yakin kasus pembunuhan Subang yang telah menghilangkan nyawa ibu dan anak yaitu Tuti dan Amel ini, akan segera terungkap karena alasan ini.
Seperti diketahui kasus Subang ini terjadi pada 18 Agustus 2021 lalu, namun hingga saat ini pelaku pembunuh ibu dan anak yaitu Tuti dan Amel belum juga terungkap.
“Feeling saya, kasus ini tidak mungkin bisa maju. Bukti sudah berantakan,” ucap Adrianus Meliala kepada DeksJabar.com, Jumat 25 Maret 2022.
Adrianus Meliala juga mengatakan bahwa dirinya memiliki keyakinan jika kasus Subang ini akan jalan di tempat.
“Yang paling ingin kasus ini maju ya kepolisian kan. Lha kalau mereka sendiri tidak berani mengajukan ke kejaksaan, artinya apa?” tuturnya.
Mengenai saksi sebanyak 119 dan 200 barang bukti serta keyakinan Polda Jabar bisa mengungkap misteri kasus pembunuhan Subang ini sebelum Ramadhan tahun ini, Adrianus Meliala tetap tidak yakin kasus ini akan cepat terungkap.
“Kita tunggu saja,” tuturnya singkat.
Sebelumnya di bulan Januari 2022, kepada DeskJabar, Adrianus Meliala memaparkan beberapa alasan mengapa kasus Subang ini sulit terungkap.
Adapun alasan alasan yang diberikan Adrianus adalah :
1. Karena petunjuk yang dipegang polisi sejauh ini termasuk sedikit dan lemah.
2. Pelaku pintar dalam menghapus jejak di kurun waktu 6 jam pertama saat kejadian, pada 18 Agustus 2021.
3. Kacaunya pola lidik dan sidik dimana banyak pihak terlibat dan mengacaukan TKP (Tempat Kejadian Perkara).
4. Ada masalah dengan kualitas hasil otopsi oleh dokter forensik setempat.***