MUNGKINKAH Target Operasi Pembunuhan Subang Hanya Tuti atau Amel, yang Satunya untuk Hilangkan Jejak

27 November 2021, 21:07 WIB
Ahli forensik dr Sumy Hastry Purwanti diwawancara YouTuber Denny Darko /YouTube Denny Darko

DESKJABAR – Hingga 100 hari lebih kasus pembunuhan Subang, polisi belum juga mengumumkan siapa tersangkanya. Meski demikian dalam perkembangan pengungkapan, polisi diyakini sudah mengantongi calon tersangkanya.

Banyak perkembangan menarik detik-detik jelang 100 hari kasus pembunuhan Subang, terutama yang muncul dari pemeriksaan serentak terhadap 12 saksi yang dilakukan di Polda Jabar dan di Polres Subang.

Dari pengakuan pakar forensik Mabes Polri dr.Sumy Hastry, dari pengalamannya, selain kasus pembunuhan Subang ini pelakukan lebih dari satu orang, bisa jadi ada kemungkinan-kemungkinan lain, seperti taret operasi pelaku.

Baca Juga: TERBARU Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, dr. Sumy Hastry : Pembunuhan Terencana Matang

Bisa saja sebenarnya target operasi pembunuh Subang adalah salah satu dari 2 korban yakni Tuti Suhartini atau Amel, yang lainnya dieksekusi untuk menghilangkan jejak.

Hal itu dikemukakan dr. Sumy Hastry dalam kanal Youtube Denny Darko, yang tayang pada Sabtu 27, November 2021.

Dalam pengakuannya, dr. Sumy Hastry mengatakan soal jumlah pelaku di kasus pembunuhan Subang. Dan menurutnya, kasus tersebut juga merupakan kasus pembunuhan berencana.

“Biasanya kalau pembunuhan berecana dilakukan oleh lebih dari satu orang,” ujarnya.

“Tapi kalau lihat jenasah 2 atau 3, saya sering hadapi kasus, biasanya pelakunya lebih dari satu, bisa ya korban melakukan perlawanan,” tuturnya menambahkan.

Baca Juga: BANJIR BANDANG DI GARUT, 100 Jiwa Jadi Korban Banjir Bandang Sukawening, 1 Rumah Hayut, 21 Rumah Rusak

Dr. Sumy Hastry juga tidak menutup ada kemungkinan-kemungkinan lain dari motif kasus pembunuhan Subang yang terjadi pada 18 Agustus 2021 dengan korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustikaratu alias Amel.

Hal itu untuk menjawab pertanyaan netizen apakah ada kemungkinan motif kasus pembunuhan Subang ada motif lain selain, asmara, harta atau konflik sosial.

“Bisa jadi uang. Ekonomi. Mungkin dari dua jenasah hanya satu yang jadi target, tapi yang satu kenapa ikut meninggal padahal bukan target operasi,” ujarnya.

“Mungkin dia melihat, atau pelaku ingin menghilangkan jejak sehingga sekaligus mengeksekusinya,” paparnya.

Baca Juga: Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Ini Saran dr. Sumy Hastry Jika Melihat Jenazah Korban Pembunuhan

Penanganan TKP

Dalam kesempatan tersebut, dr. Sumy Hastry memberikan informasi perlunya tindakan yang harus dilakukan masyarakat ketika menyaksikan sebuah tindak pidan atau pembunuhan.

Biar kalau ada kejadian suatu tidak pindana, menurutnya, TKP mestinya minimal dilindungi. “Jangan dipindakhan karena alasan kasihan, tapi itu jadi kesulitan kita saat olah TKP ketika posisi tubuh sudah berubah,” ujarnya.

Menurutnya, seharusnya masyarakat menjaga TKP jangan sampai ada orang lain masuk. Jika tidak ada police line bisa dilakukan dengan memasang tali di sekitar TKP.

“Tetapi jangan pula missal jenasah ditutup, karena bisa saja saat dibuka ada jejak yang kehapus oleh tutupnya tersebut,” ujarnya.

Baca Juga: Hasil Semifinal Indonesia Open 2021: Greysia/Apriyani berhasil Lolos ke babak Final !

Menjawab pertanyaan mengapa pasca penemuan pembunuhan , tim tidak melakukan otopsi jenasah korban di TKP.

Menurutnya, biasanay otopsi dilakukan di rumah sakit dan kalau otopsi dilakukan di TKP biasanya sulit mendapatkan izin dari pihak keluarga korban.

Meski demikian, menurut dr.Hastry, saat pertama menemukan jenasah korban pembunuhan maka tim penyidik dari kepolisian mengambil foto secara kesleuruhan dari jenasah tersebut, untuk menjadi barang bukti. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Denny Darko

Tags

Terkini

Terpopuler