Pada tanggal 5 November, 51.000 orang berlari di jalanan Kota New York dan sekitar 8.000 orang menjadi sukarelawan dalam perlombaan tersebut. Briana Navarro adalah salah satunya. Ini adalah pertama kalinya dia menjadi sukarelawan untuk maraton terbesar di dunia.
Ironis, Tenda Pro Israel Tidak Diusir
Navarro tiba untuk menjadi sukarelawan sekitar pukul 4.30 pagi. Saat check-in, dia menerima kredensial dan seragam. Dia ditugaskan untuk membantu mengumpulkan pakaian, seperti jaket yang dilepas dan ditinggalkan pelari menjelang perlombaan.
Selama berada di sana, ia diarahkan ke suatu lokasi di depan salah satu dari sekian banyak tenda yang didirikan dengan bertuliskan “Run for Israel”.
Sementara itu di situ banyak tenda-tenda bernada pro Israel seperti ada tenda bertuliskan “ “Lakukan mitzvah untuk Israel”, dengan foto seorang tentara dan “Bungkus. Berdoa. Berlari".
“Saya memahami tenda itu dimaksudkan untuk sembahyang, namun propaganda di luarnya bersifat bias dan politis,” kata Navarro.
Itulah yang memberinya kekuatan untuk melawan ketidakadilan tersebut. Dia kemudian menempelkan dua tanda yang bertuliskan “Membom anak-anak bukanlah pembelaan diri” dan “Genosida di Gaza. AS bersalah”.
“Saya pikir kalau tenda itu boleh ada di sana, saya juga punya hak yang sama untuk mengutarakan pandangan saya. Namun ternyata hal itu salah,” kata Navarro seperti dikutip dari laman Middle East Eye.
Navarro memapatkan, dia kemudian didekati oleh petugas keamanan acara yang mengatakan kepadanya bahwa orang-orang di tenda “Run for Israel” telah mengeluh tentang dia.
“Tanda-tanda yang saya buat tidak menyebutkan Israel atau Yudaisme, atau apa pun tentang agama,” kata Navarro.