Menurut Update terkini warga Gaza memerlukan bantuan pangan, layanan kesehatan, khususnya bagi anak dan kelompok rentan, bantuan psikososial untuk mengurangi trauma, dan layanan pendidikan.
Di sisi lain, sebagai akibat dari pemutusan saluran energi oleh Pemerintah Israel, saat ini pasokan listrik ke Gaza hanya cukup untuk 2—3 jam saja per harinya. Hal ini tentu akan membawa dampak besar bagi layanan darurat kesehatan untuk para penyintas kekerasan Israel di Palestina. Kondisi di atas kemudian juga diperburuk oleh kenyataan bahwa akses air bersih juga terputus yang berarti membahayakan segenap masyarakat Palestina. Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stéphane Dujarric mengatakan bahwa saat ini banyak orang tidak memiliki akses ke listrik dan internet, dan akan segera kehabisan persediaan makanan dan air yang penting untuk kehidupan mereka.
Baca Juga: Tersangka Y Miliki Peran Antagonis di Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Ini Fakta
“Kerusakan fasilitas air, sanitasi, dan kebersihan telah mengganggu layanan bagi lebih dari 400.000 orang,” kata Dujarric sebagaimana dikutip dari BBC, Senin 9 Oktober 2023. “Pembangkit Listrik Gaza sekarang menjadi satu-satunya sumber listrik dan bisa kehabisan bahan bakar dalam beberapa hari,” lanjut Dujarric. Setelah mengetahui fakta-fakta di atas, Golden Future Indonesia mengajak dan perkuat solidaritas untuk pembebasan serta perdamaian Palestina.***