RUSIA Umumkan Daftar Negara yang Dianggap TIDAK BERSAHABAT, Buntut Konflik Dengan Ukraina

9 Maret 2022, 07:21 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin. Rusia umumkan daftar negara tidak bersabahat, buntut konflik negaranya dengan Ukraina /DimitroSevastopol/ Pixabay/Pixabay

 

 

DESKJABAR – Rusia merilis daftar negara – negara yang dianggap tidak bersahabat dengannya pada Senin, 7 Maret 2022.

Daftar negara tidak bersahabat dengan Rusia itu merupakan buntut dari konfliknya dengan negara Ukraina yang semakin masif.

Konflik Rusia dengan Ukraina telah memicu kemarahan komunitas internasional yakni Uni Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat, yang memberlakukan berbagai sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Baca Juga: Konflik PERANG RUSIA VS UKRAINA: Sejumlah Atlet Ukraina Menyapu Bersih Medali di Paralimpiade Beijing 2022

Seperti dikutip Deskjabar.com dari Aljazeera.com, Rusia mengatakan semua kesepakatan perusahaan dengan perusahaan atau individu dari negara- negara tidak bersahabat harus disetujui oleh pemerintah.

Artinya, perusahaan ataupun individu yang ada di Rusia, tidak bisa begitu saja mengadakan perjanjian tanpa persetujuan dari komisi pemerintah Rusia.

Pemerintah Rusia mengatakan pada hari Senin, 7 Maret 2022, pihaknya menyetujui untuk merilis daftar negara yang dianggap tidak bersahabat.

Hal itu disebabkan tindakan negara – negara tersebut terhadap pemerintah Rusia, perusahaan Rusia, dan warga Rusia setelah sanksi ekonomi yang parah atas konflik mereka dengan Ukraina.

Baca Juga: Tak Hanya Masuk Surga, Allah SWT Juga Bangunkan Istana, Jika Rajin Baca Surat Pendek Ini Tiap Hari

Rilis daftar negara – negara tidak bersahabat itu dikeluarkan Rusia mengikuti keputusan Presiden Vladimir Putin pada Sabtu, 5 Maret 2022.

Keputusan Putin tersebut mengizinkan pemerintah, perusahaan, dan warga Rusia untuk sementara membayar utang mata uang asing kepada kreditur luar negeri dari negara-negara tidak bersahabat dalam mata uang mereka, rubel.

Untuk melakukan pembayaran tersebut, pemerintah Rusia mengatakan debitur harus membuka jenis khusus rekening rubel dengan Bank Rusia.

Kemudian mereka mentransfer rubel setara dengan jumlah mata uang asing yang terutang, menurut nilai tukar resmi bank sentral pada hari pembayaran.

Baca Juga: Nasib Ribuan ANAK UKRAINA, Hindari Gempuran Rusia, Mengungsi Sendiri Tanpa Ditemani Orang Tua

Pengaturan sementara untuk membayar utang luar negeri ini berlaku untuk pembayaran yang melebihi 10 juta rubel atau US 76.000 dolar per bulan.

Menurut pernyataan pemerintah Rusia, daftar negara – negara tidak bersahabat itu yakni:

Albania, Andorra, Australia, Inggris Raya, termasuk Jersey, Anguilla, Kepulauan Virgin Britania Raya, Gibraltar, negara-negara anggota Uni Eropa, Islandia, Kanada, Liechtenstein, Mikronesia, Monako, Selandia Baru, Norwegia, Korea Selatan, San Marino, Makedonia Utara, Singapura, Amerika Serikat, Taiwan, Ukraina, Montenegro, Swiss, dan Jepang.

Mengungsi

Ratusan orang telah tewas di Ukraina sejak Rusia melancarkan invasinya pada 24 Februari 2022. Menurut data PBB, jumlah korban sebenarnya dikhawatirkan akan jauh lebih tinggi.

Data UNHCR atau badan pengungsi PBB menyebutkan, lebih dari 1,7 juta orang telah meninggalkan Ukraina untuk menyelamatkan diri ke negara-negara tetangga.

Baca Juga: Benarkah Menangisi Orang yang Sudah Meninggal Hanya Membuat Jenazah Tersiksa? Begini Kata Buya Yahya

Ratusan ribu diantara pengungsi Ukraina tersebut adalah anak – anak. Banyak diantara mereka yang melarikan diri atau mengungsi tanpa ditemani orang tua maupun pendamping.

Kondisi ini tentu membuat anak –anak Ukraina rentan mengalami kejahatan. Mereka yang tanpa pengasuhan orang tua tersebut berisiko mengalami tindak kekerasan, pelecehan dan eksploitasi.

Ketika anak – anak Ukraina ini dipindahkan melintasi perbatasan, maka risikonya menjadi berlipat ganda. Risiko perdagangan anak juga melonjak dalam keadaan darurat konflik tersebut.

Oleh karena itu, UNICEF dan UNHCR mendesak semua negara tetangga dan yang terkena dampak untuk memastikan identifikasi dan pendaftaran segera anak-anak tanpa pendamping dan terpisah yang melarikan diri dari Ukraina.***

 

 

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler