Menyusuri Petilasan Dewi Rengganis, Pendakian Gunung Argopuro Jatim Bagian 2. Rayakan HUT Setengah Abad

- 13 September 2022, 06:46 WIB
Basecamp Pendakian Gunung Argopuro di kawasan Situbondo Jawa Timur. Dari sini perjalanan selama lima hari dimulai.
Basecamp Pendakian Gunung Argopuro di kawasan Situbondo Jawa Timur. Dari sini perjalanan selama lima hari dimulai. /Dicky Harisman/DeskJabar/

 

DESKJABAR - Tidak banyak pendaki yang ingin melakukan pengembaraan ke Gunung Argopuro, karena harus mengurus ijin cuti kerja antara 7-9 hari. (estimasi perjalanan dari Bandung – Jakarta dsk)

Selain itu, Gunung Argopuro juga tidak mudah dicapai, panjang treknya yang aduhai sudah membuat pendaki keder duluan. Perlu waktu paling cepat empat hari untuk pendaki bisa sampai ke puncak Rengganis (Argupuro).

Bagi saya justru di situlah gunung ini memiliki kelebihan sekaligus tantangan. Allah SWT sudah mengatur segalanya.

Saya melakukan pendakian ke Gunung Argopuro pada hari ulang tahun saya ke 50. Usia yang dalam pandangan umum sebenarnya sudah capek untuk melakukan perjalanan petualangan berat.

Baca Juga: Santer 3 Calon Panglima TNI Pengganti Jenderal Andika Perkasa Mulai Mencuat, Semua Memiliki Peluang Sama

Saya ingin mensyukuri pertambahan usia saya di gunung yang tidak mudah dicapai. Sebagian orang meminjam istilah menaklukan puncak gunung.

Tapi saya kurang sependapat dengan istilah ini. Saya lebih suka memakai istilah mencumbui puncak atau mencapai puncak.

Bersama tiga sahabat saya yang mau menemani saya untuk pendakian juga perenungan atas berkah dan nikmat usia saya setengah abad alias 50 tahun.

Tiga sahabat saya masing-masing Kang Boy dari Kuningan, Bang Igun dari Jakarta dan Kang Didin dari Cianjur.

Baca Juga: SETELAH Rehat Sejenak, Inilah Perusahan Negara Selanjutnya yang Siap Siap Dibocorkan Bjorka

Mereka adalah pendaki yang sudah beberapa kali melakukan pendakian bareng dari mulai Gunung Ciremai di Kuningan, Gunung Gede di Cianjur, Gunung Sindoro di Wonosobo, Gunung Semeru di Lumajang, Gunung Agung Bali, Gunung Kerinci di Jambi.

Kami merencanakan perjalanan dari Stasiun Kiara Condong Kota Bandung pada hari Sabtu, sebagai pendaki yang notabene bergaya hidup backpacker. Kami sengaja memilih moda kereta api dengan harapan bisa menekan biaya keseluruhan, mengurangi risiko kelelahan serta keamanan di perjalanan.

Dari Bandung menuju ke Argopuro dengan moda kereta api sebetulnya ada dua perjalanan. Pertama dengan menggunakan KA Kahuripan (Sta. Kiaracondong Bandung-Kediri-Blitar) dan turun di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta.

Sampai Stasiun Lempuyangan disambung dengan KA Sri Tanjung Jurusan Sta. Lempuyangan Yogyakarta – Banyuwangi. Sebelum Stasiun Banyuwangi turunlah di Stasiun Probolinggo.

Baca Juga: Viral! Video Tiktok Bendungan Leuwikeris Jebol, Alat Berat dan Kendaraan Sepeda Motor Tertimbun

Alternatif kedua dengan menggunakan KA Pasundan (Sta. Kiaracondong Bandung-Sta. Gubeng) dengan tujuan akhir Stasiun Gubeng Surabaya.

Di Surabaya, pendaki harus transit hingga melanjutkan perjalanan dengan menumpang KA Probowangi (Sta. Gubeng – Banyuwangi) turun di Stasiun Probolinggo.

Di Stasiun Tasikmalaya, kami bertemu dengan rombongan pendaki dari Tasikmalaya, mayoritas anak-anak SMA dan ada beberapa yang sudah kuliah.

Kereta yang kami tumpangi tiba di Stasiun Gubeng tiba sesuai waktu. Kami pun mulai berkemas turun dengan satu tujuan toilet.

Baca Juga: Cepat Panjatkan Doa Mohon Ampunan dan Afiat Dunia serta Akhirat, Berikut Teks Bacaan Lengkapnya

Di depan area toilet dan mushola Stasiun kami berkenalan satu sama lain. Kebetulan tujuan kami sama, Argopuro. Kami tawarkan jalan bareng.

Tim bergeser ke luar Stasiun Gubeng menuju sebuah tempat makan favorit para pendaki Semeru, Arjuno-Welirang, Argopuro dll jika berangkat ke Stasiun Gubeng.

Tempatnya ada di pojok Stasiun, tidak jauh dari Hotel Sahid dan Jembatan Merah.

Pilihan menu makanannya dari mulai Nasi Pecel, Rawon, dan makanan Khas Jawa Timuran lainnya, jangan khawatir soal harga.

Si penjual tidak mematok harga tinggi buat para pelanggannya. Saya selalu kangen nasi rawon kalau pendakian ke Jawa Timur.

Kami tiba di Stasiun Probolinggo dan melanjutkan perjalanan dengan angkutan kota menuju terminal Banyuangga Probolinggo.

Banyak terdapat Bis antar kota yang menghubungkan Probolinggo dengan Banyuwangi. Kami memilih menumpang Bus AKAS yang sudah populer di kalangan pendaki di sana. Kami melalui jalur Laut Utara dengan pemandangan khas pantai.

Bus AKAS berhenti di Terminal Baderan. Jangan kaget jika sejak Probolinggo hingga Bremi kita akan sering mendengarkan orang berbicara dengan logat Madura. Di Probolinggo banyak orang Madura yang merantau dan beranak pinak.

Dari sana ada beberapa pilihan kendaraan menuju Basecamp Bremi, bisa menggunakan ojek dengan ongkos 50 ribu atau mencarter kendaraan bak terbuka dengan ongkos lebih murah.***

Bersambung.

Editor: Sanny Abraham

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah