Network
DESKJABAR - Stroke dapat menyerang siapa pun. Gangguan kesehatan ini tak pandang usia, suku, dan jenis kelamin.
Stroke adalah kondisi darurat medis yang dapat menimbulkan kecacatan permanen berupa lumpuh hingga kematian.
Stroke berat atau stroke akut terjadi tatkala pembuluh darah yang memasok darah mengandung oksigen ke otak, menjadi tersumbat atau pecah.
Akibatnya, otak kekurangan oksigen dan mengalami kerusakan (brain damage).
Dalam tinjauan riset terbaru American Heart Association (AHA), seperti dijelaskan Dr. Catherine Schuster-Bruce di laman Insider pada Jumat, 19 Agustus 2022, terungkap gejala-gejala stroke yang kerap dialami, tetapi jarang disadari penderita.
Review yang sehari sebelumnya dipublikasikan di jurnal Circulation tersebut menjelaskan pengetahuan terbaru tentang gejala-gejala kardiovaskular, termasuk stroke.
Mengetahui gejala-gejala stroke menjadi penting agar penderita bisa mendapatkan perawatan secara tepat waktu sekaligus mencegah kecacatan atau bahkan kematian.
Meskipun stroke dapat terjadi pada siapa saja, tapi risiko terkena stroke dapat berbeda-beda untuk setiap orang.
Penderita diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas, dapat meningkatkan risiko terkena stroke.
Gejala stroke biasa terjadi secara tiba-tiba, di antaranya:
- Mati rasa pada sebelah wajah atau anggota tubuh (kanan atau kiri),
- kesulitan berbicara,
- kebingungan,
- pusing,
- kesulitan berjalan karena hilang keseimbangan,
- perubahan ketajaman penglihatan di salah satu atau kedua mata.
Menurut review terbaru dari AHA, berikut ini gejala stroke yang tidak biasa, yaitu:
- gangguan sensori sebagian (partial sensory deficit) meliputi tak dapat merasakan sentuhan, nyeri, atau suhu,
- vertigo,
- penglihatan ganda.
Baca Juga: 2 Tips Ikut Gerakan Food Freedom, Temukan Kembali Rasa Kenyang Anda, Tanpa Diet
Kendati demikian, AHA menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami gejala-gejala stroke dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia, ras, suku, dan jenis stroke.
AHA mengutip tinjauan penelitian tahun 2021 yang menyebutkan wanita lebih mungkin mengalami gejala-gejala nonfokal seperti:
- sakit kepala,
- koma
- penurunan kesadaran
- pingsan.
Gejala-gejala ini membuat seseorang menjadi tidak responsif, tetapi stimulasi fisik yang kuat dapat menyadarkannya.
Baca Juga: Food Freedom, Gerakan Kebalikan dari Diet Ini Ternyata Sehat? Berikut Ini Penjelasannya
Demikian antara lain gejala-gejala stroke yang mungkin tidak disadari penderita, berdasarkan tinjauan riset dari AHA.***
