Perjalanan Malam Ke Pantai Sayang Heulang, Via Bandung-Ciwidey-Garut, Penampakan di Curug Ceret Bikin Penasara

- 22 Agustus 2022, 17:59 WIB
Jumlah pengunjung pantai Sayang Heulang Garut mengalahkan pantai di sekitarnya. Rahmat Ginanjar/Desk Jabar
Jumlah pengunjung pantai Sayang Heulang Garut mengalahkan pantai di sekitarnya. Rahmat Ginanjar/Desk Jabar /

 
DESKJABAR- Uji adrenalin perjalanan malam ke tempat wisata Garut Sayang Heulang, menempuh perjalanan dari Kota Bandung-Ciwidey berakhir di tempat wisata Pantai Sayang Heulang. Penampakan manusia di Curug Ceret Naringgul bikin penasaran.

Berbeda saat melakukan perjalan siang hari dari Kota Bandung ke tempat Wisata Sayang Heulang Garut. Keindahan alam yang tersaji begitu indah apalagi saat menembus perkebunan teh hijau membentang.

Belum lagi kondisi jalan yang bagus sehingga merasa nyaman saat dilalui, meskipun jalan berbelok, turunan dan tanjakan yang memacu adrenalin.

Baca Juga: Sinopsis Preman Pensiun 6 Hari Ini di RCTI, Episode 2: Bang Edi Dapat Perlawanan, Kang Mus Cari Pacar Neng

Sangat berbeda ketika melakukan perjalan di malam hari melalui jalan yang sama, keindahan alam itu nyaris tidak bisa dinikmati tidak ada lagi tempat yang terlihat Instagramable.

Tempat yang terkenal eksotik itu seakan hilang ditelan gelapnya malam dan tebalnya kabut, tidak menampakan keindahan yang selalu memberikan ketentraman yang ada menyeramkan.

Perjalanan Kota Bandung-Ciwidey-Sayang Heulang Garut.

Memulai perjalanan dari Kota Bandung pukul sekitar pukul 16.00 WIB, tidak jauh setelah simpang situ patengan ciwidey sekitar sekitar pukul 18.00 WIB.

Baca Juga: Sidang Pledoi Eks Kades Terdakwa Totom Tamtomo Digelar, Terungkap Negara Kehilangan Diut Rp1,2 miliar

Setelah menjalankan ibadah sholat di masjid terletak diantara perkebunan teh, perjalanan dilanjutkan dengan dingin dinginnya kabut yang turun. akhirnya menepi di warung warga pinggir jalan.

Di warung ini terbayang nikmatnya minum kopi atau sekedar miun teh hangat, tetapi waktu tidak mengijinkan setelah mengenakan jas hujan.

Perjalanan dilanjutkan menembus hujan dan tebalnya kabut, disini tidak bisa mengandalkan nyali saja tapi konsentrasi penuh sangat diperlukan.

Belokan yang tajam terhalang kabut tebal, lengah sedikit akan terperosok ke pinggir jalan, atau menabrak pohon dan tebing, berpapasan dengan orang bisa dihitung jari.

Baca Juga: Penemuan Ikan Raksasa di Wisata Alam Danau Lido Bogor, Benarkah Ikan Jadi-Jadian Penunggu Danau

Terus menembus gunung pabeasan dan tanjakan mala yang terletak di Naringgul, perbatasan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung.

Dahulu tempat ini terkenal dengan keangkerannya, kondisi jalan saat itu hanya bisa dilalui satu mobil saja sehingga untuk melewatinya harus bergantian.

Warga sekitar sekarang tidak perlu membantu mengatur pengguna jalan, kondisi jalan disini sekarang sudah diperlebar terlihat sangat indah, tidak ada kesan angker.

Sekarang sering digunakan tempat berfoto dan beristirahat sambil melihat pemandangan sambil duduk di warung-warung.

Di Kegelapan malam memasuki Curug Ceret Naringgul yang terletak di Jalan Ciwidey-Cidaun Kec naringgul Cianjur. Ada seseorang tidak jelas wanita atau laki-laki berada tepat dibawah jatuhnya air, sedang memandikan anjing.

Baca Juga: Pendukung Habib Bahar bin Smith Turun ke Jalan, Lakukan Orasi Depan Gedung Kejati Jabar, Tuntut Dibebaskan

Kebetulan ingin menanyakan keberadaan warung terdekat untuk beristirahat, karena warung di depan Curug Ceret terlihat tutup, mungkin karena sudah larut malam.

Setelah melewati sekitar 30 meter kamipun putar arah menuju Curug Ceret, sesampainya di curug mungkin teman saya hanya halusinasi karena kondisi badan kecapean dan kedinginan.

Orang tersebut tidak tampak lagi di curug, karena masih penasaran lampu motor disorotkan ke tempat orang tadi, tetapi memang sudah tidak ada.

Sepanjang perjalan kami merasa heran secepat itu dia pergi, mungkin juga ketika dia berjalan pulang, tidak terlihat karena terhalang tebalnya kabut dan gelapnya malam.

Setelah melakukan perjalanan sekitar 2 jam, sampailah di pertigaan Jalan Ranca Buaya, kami beristirahat sejenak untuk peregangan disebuah mini market yang sudah tutup.

Untuk mengusir rasa dingin yang terus memeluk tubuh sepanjang jalan. Kebetulan membawa kopi dan peralatan memudahkan untuk membuat air kopi hangat.

Baca Juga: GEMPA TERKINI Bali, BMKG Sebut Gempa Cukup Kencang Mencapai 5.8 Magnitudo, Warga Diminta Antisipasi

Perjalanan dilanjutkan menuju tempat wisata Sayang Heulang Garut, dilihat dari aplikasi google maps jarak yang akan ditempuh dari tempat ini memakan waktu tempuh sekitar 1 jam dengan jarak tempuh sekitar 45 km.

Perlu diingat selama perjalanan dari sini sampai Sayang Heulang harus berhati-hati, banyak anjing yang menyebrang secara tiba-tiba seandainya tertabrak motor dengan kecepatan tinggi, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi.

Tempat Wisata Sayang Heulang

Ditempat ini jarum jam menunjukan pukul 12 lebih 23 menit, membayar tiket masuk dan menuju pantai untuk rehat sejenak di gazebo yang disediakan pengelola.

Karena sudah terasa lelah dan ngantuk berat, setelah mendapatkan penginapan akhirnya tidur untuk menyambut pagi esok hari.

Harga penginapan disini relatif murah di kisaran harga Rp 250 sampai Rp400 ribu, seandainya banyakan atau bersama keluarga besar bisa menyewa satu rumah.

Tempat wisata Sayang Heulang menjadi primadona baru di Kawasan Kabupaten Garut, penataan tempat ini lebih indah dibandingkan dengan tetangganya pantai Santolo dan Pantai Ranca Buaya.

Baca Juga: Terungkap Sosok Penjaga Pesugihan Desa Bank Gaib, Waspadalah Anak Anda Akan Jadi Tumbal! Ujar Om Hao

Menurut warga sekitar dengan adanya objek wisata ini, diresmikan langsung oleh Gubernur jawa barat Ridwan Kamil. Jumlah pengunjung tempat ini mengalahkan pantai-pantai yang berada disekitarnya.

Pantai Sayang Heulang terletak di Cijambe, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dari Alun-Alun Kota Garut berjarak sekitar 90 km dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.

Aktivitas & Fasilitas

Bagun dari tidur dan gosok gigi langsung menuju pantai untuk menikmati keindahan di pagi hari, berjalan di tempat khusus pejalan kaki di pinggir pantai yang lebar dan sangat terjaga.

Sambil berjalan ditemani hembusan angin pantai terlihat orang bermain di pantai, pengunjung bersantai duduk di gazebo sambil melihat laut lepas dan ombak yang pecah.

Air laut terlihat landai nyaris tidak ada ombak besar mencapai bibir pantai, mungkin ombak besar yang akan menuju bibir pantai terhalang batu karang yang terhampar di pantai ini.

Disini juga disediakan kursi dan meja di atas jalan yang kita lalui, selain itu pengelola menyediakan tempat yang indah untuk pengunjung saat menikmati laut lepas.

Baca Juga: PERSIB vs Bali United, Budiman Yunus: Maung Bandung Bidik Hattrick Kemenangan di GBLA, Besok

Tempat tersebut berada di dekat area parkir dan tempat untuk melihat pantai di ketinggian, menaiki anak tangga dengan dasar terbuat dari kayu dan beton.

Anak kecil terlihat bermain menggunakan perahu kecil, asik mendayung di atas air yang tenang, orang berfoto, mencari ikan di sela-sela batu karang.

Karena bertepatan dengan HUT Ri ke-77, warga disini sangat antusias menyambutnya, dibuktikan dengan adanya pohon pinang tertancap di pantai lengkap dengan hadiah yang digantung.

Air di pantai yang landai dan hamparan batu karang, dimanfaatkan pengunjung dan warga sekitar untuk mencari ikan di sela-sela batu karang.

Di sela-sela batu karang terdapat ikan hias yang beragam dengan warna yang bervariasi, terlihat ular laut berwarna hitam sebesar telunjuk orang dewasa masuk ke sela batu karang.

Estimasi Biaya

Tiket masuk Rp 10.000 per orang

Parkir kendaraan roda 4 Rp 15.000

Parkir kendaraan roda 2 Rp 5.000,-

Sewa perahu anak Rp 30.000 sepuasnya

Sewa hotel Rp 350.000,- (AC, Double Bed)

BBM motor Rp.100.000 PP.***

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah