Budidaya ikan sidat mirip dengan budidaya belut atau ikan yang lain pada umumnya, dibudidayakan di kolam tanah, beton atau terpal. Hal yang terpenting dari budidaya ikan sidat adalah harus ada sirkulasi air dan aerasi yang terus menerus selama 24 jam setiap hari.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada 18 spesies ikan sidat, dan ternyata 12 spesies diantaranya berasal dari Indonesia, Namun nelayan dan masyarakat banyak yang belum mengetahui dan membudidayakan ikan ini.
Di Jepang dan China menu ikan sidat adalah salah satu menu yang banyak disukai bahkan di pasar internasional.
Diketahui bahwa manfaat ikan sidat dan kandungan kalorinya mencapai 270 kkal/100 gram. Vitamin A yang terkandung pada ikan sidat mencapai 7 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan telur ayam, mencapai 4700 IU/100gram.
Berbanding terbalik dengan ikan salmon, maka sikluss hidup ikan sidat dewasa akan mengeluarkan telurnya dilaut yang dalam. Setelah menjadi glass eel dan elver akan bermigrasi ke air tawar atau payau.
Dan setelah dewas ikan sidat akan kembali bermigrasi kembali ke laut dalam untuk melewati proses pemijahan.
Masyarakat di Jepang sangat mengutamakan kualitas. Ikan sidat yang mereka inginkan biasanya adalah yang berukuran 50 gram, selanjutnya akan mereka besarkan hingga ukuran sesuai yang mereka inginkan Dengan cara ini, rasa dan kualitas ikan sidat akan terjaga dengan baik.***