DESKJABAR - Ikan Sidat mulai diminati masyarakat Indonesia, walau secara jumlah masih sedikit tapi menurut data statistik budidaya ikan ini mulai berkembang di Indonesia.
Data sementara pada tahun 2019 produksi ikan Sidat mencapai 515.18 ton, mengalami kenaikan produksi dari tahun sebelumnya hingga 59%.
Sidat adalah ikan yang bersifat predator, memangsa hewan atau ikan lainnya.
Ada perbedaan dengan Belut secara fisik. Belut memiliki warna tubuh kuning kecuklatan, sementara ikan Sidat berwarna abu-abu gelap dipunggung dan berwarna keputihan di bagian perut.
Baca Juga: KASUS SUBANG, dr Hastry Bicara Blak-blakan Mulai Kisah Mistis, Sifat Pelaku hingga Hasil Forensik
Sidat ( Anguila ssp) adalah salah satu sumber daya perairan di Indonesia yang sangat ekonomis. Karakteristik khas ikan sidat adalah 'katadromus' yaitu bisa hidup di air tawar, payau, bahkan laut
Ikan sidat merupakan jenis ikan yang berbahaya yang agresif, dengan ciri giginya yang tajam. Jika tergigit ikan sidat akan mengalami luka yang cukup parah.
Postur tubuh ikan sidat cenderung membulat dengan ekor berbentuk pipih diujungnya. Berbeda dengan belut yang bentuknya agak memipih serta bentuk ekor yang meruncing
Budidaya ikan sidat mulai banyak dikembangkan di indonesia untuk menunjang perekonomian masyarakat.
Baca Juga: GEMPA TERKINI, Gorontalo Diguncang Gempa Bumi Kekuatan 5,0 Magnitudo, Berpotensi Tsunami Atau Tidak?