OMICRON SILUMAN Muncul di Eropa dan AS, Merupakan Varian Hibrida Delta-Omicron, Dijuluki DELTACRON

- 12 Maret 2022, 09:30 WIB
Ilustrasi seseorang memakai masker untuk mencegah virus Covid-19 varian Omicron. Kini di Eropa dan AS muncul Omicron Siluman
Ilustrasi seseorang memakai masker untuk mencegah virus Covid-19 varian Omicron. Kini di Eropa dan AS muncul Omicron Siluman /Pixabay/Tumisu/

DESKJABAR – Omicron siluman, varian baru virus Corona dilaporkan sudah muncul di Eropa dan AS.

Varian baru Omicron siluman tersebut merupakan varian gabungan atau hibrida varian Omicron dan Delta atau dijuluki dengan Deltacron.

Demikian laporan terbaru yang dirilis Live Science hari ini.

Baca Juga: Hindari 4 Makanan dan Minuman Ini Saat Sakit Tenggorokan Omicron, Begini Cara Atasi di Rumah

“Para ilmuwan telah mengkonfirmasi keberadaan varian COVID-19 baru yang menggabungkan mutasi dari varian Omicron dan Delta untuk pertama kalinya, dan ada kasus yang dilaporkan di Eropa dan AS,” tulis Live Science.

Jurnal itu melaporkan, varian hibrida baru, yang secara tidak resmi dijuluki "deltacron," dikonfirmasi melalui pengurutan genom yang dilakukan oleh para ilmuwan di IHU Méditerranée Infection di Marseille, Prancis, dan telah terdeteksi di beberapa wilayah Prancis.

Kasus serupa juga ditemukan di Denmark dan Belanda, oleh database internasional GISAID dan di AS oleh perusahaan riset genetika yang berbasis di California, Helix. Selain itu, sekitar 30 kasus juga telah diidentifikasi di Inggris.

Varian hibrida muncul melalui proses yang disebut rekombinasi — ketika dua varian virus menginfeksi pasien secara bersamaan, bertukar materi genetik untuk menciptakan keturunan baru.

 Para ilmuwan mengatakan bahwa "tulang punggung" varian Deltacron berasal dari varian Delta, sedangkan protein lonjakannya - yang memungkinkan virus memasuki sel inang - berasal dari Omicron.

Baca Juga: Jadwal Lengkap MOTOGP MANDALIKA di TV, Jokowi akan Sambut dan Lakukan Parade dengan Pembalap MOTOGP

"Kami telah mengetahui bahwa peristiwa rekombinan dapat terjadi, pada manusia atau hewan, dengan berbagai varian #SARSCoV2 yang beredar," tulis Dr. Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam cuitannya di Twitter pada Selasa 8 Maret 2022 lalu.

Namun sejauh ini,  Swaminathan mengaku belum mengetahui sifat virus tersebut, dan masih perlu adanya eksperimen.

Menurut database internasional GISAID, varian baru tersebut diyakini sudah beredar sejak Januari lalu, dan terus menyebar hingga saat ini.

Maria Von Kerkhove, pemimpin teknis COVID-19 untuk WHO, mengatakan dalam konferensi pers bahwa sejauh ini para ilmuwan belum melihat adanya perubahan dalam tingkat keparahan varian baru dibandingkan dengan varian sebelumnya, tetapi banyak penelitian ilmiah sedang berlangsung.

"Sayangnya, kami berharap melihat rekombinan karena inilah yang dilakukan virus. Mereka berubah seiring waktu," tambah Von Kerkhove.

 "Kami melihat tingkat sirkulasi yang sangat intens dari SARS-Cov-2. Kami melihat virus ini menginfeksi hewan dengan kemungkinan menginfeksi manusia lagi," katanya.

Sementara di Indonesia, hingga sejauh ini belum ada laporan soal temuan varian baru Covid-19 yang merupakan gabungan Delta dan Omicron tersebut .***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Live Science


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x