Selain itu, Elia menyarakan agar para orangtua dan orang dewasa lainnya untuk pintar-pintar menamai perasaan atau bentuk emosi anak. Misalnya, jika dia menangis kencang coba periksa apakah dia lapar atau ingin tidur.
“Menamai perasaan anak itu adalah bentuk empati,” jelas dosen LP3i dan STA LAN Bandung ini.
Baca Juga: Ingin Awet Muda dan Sehat, Ternyata Murah Hanya Rp10ribu Saja, Simak Penjelasan dr. Zaidul Akbar
Tindakan menenangkan anak dengan menyelami perasaannya salah satu bentuk bonding (kelekatan) dan pembelajaran emosi.
“Orang yang stabil emosinya , bersyukurlah, karena itu adalah keberuntungan. Jangan mudah marah dalam menyelesaikan masalah,” saran Elia.
Bagaimana kalau anak tantrum di depan umum atau area publik? Jangan panik, cobalah alihkan perhatian anak ke hal-hal yang mungkin menarik untuknya. Tentu sambil dipeluk ya Bunda. Itu akan lebih efektif dibandingkan jika orang tua marah-marah. ***