Tradisi Presean, Pertarungan Uji Kejantanan Kaum Lelaki Suku Sasak Lombok Tengah

5 Oktober 2022, 12:03 WIB
Dua petarung pada tradisi Presean yang diselenggarakan di desa adat suku Sasak Ende, Lombok Tengah Selasa 5 Oktober 2022/DeskJabar/Dicky Harisman /

DESKJABAR - Pulau Lombok tidak hanya memiliki panorama alam yang sangat eksotis, gunung, laut, pulau dan wisata hutannya.

Kota dengan julukan Pulau Seribu Mesjid ini memiliki peninggalan leluhur berupa tradisi Presean (perisai) yang sudah terkenal bahkan ke mancanegara.

Tradisi leluhur Lombok ini sudah berusia ratusan tahun. Tradisi ini merupakan uji nyali para laki-laki di Lombok dengan cara bertarung satu lawan satu dengan menggunakan rotan (pejalin) yang dibentuk menyerupai pedang dan tameng (perisai) yang terbuat dari kulit kerbau.

Baca Juga: Kartu Prakerja 2023 Terapkan Skema Normal, Nilai Manfaat Lebih Besar! Segera Daftar!

Pertarungan dengan menggunakan perisai atau tameng ini dalam bahasa Lombok dikenal dengan Presean.

Laki-laki petarung disebut Pepadu, dan wasit yang memimpin pertarungan adalah pekembar.

Meski terhitung ekstrim, tradisi Presean masih terus dimainkan di Lombok terutama pada bulan tertentu dan pada helatan budaya yang digelar di Lombok.

Baca Juga: Preman Pensiun 6, Bang Edi Tetap Gunakan Remon atau Cari Jagoan Baru ? Ini Analisa Usai Darman 'Revans'

Pertunjukan bertarung antara dua lelaki dewasa ini dimainkan dalam dua ronde dengan durasi bertarung selama tiga menit.

Dahulu kala pada jaman animisme jika ada seorang pepadu yang saat bertarung terluka mengenai kepala. Maka dianggap pertanda bagus, bahwa hujan akan turun di daerah ini.

Tradisi Presean juga dimainkan sebagai bentuk pertunjukan tradisi untuk event besar di Lombok, salah satunya adalah Baunyale.

Baca Juga: 13 Fakta Menarik Tol Getaci: Tahap 1 Selesai 2024, Terpanjang di Indonesia, View Menawan, Terowongan, Dll...

Event Baunyale rencananya akan dilangsungkan di Lombok pada Februari 2023.
Pada event Baunyale akan dilombakan tradisi Presean Se Lombok.

Diluar kegiatan tahunan, secara rutin tradisi Presean diselenggarakan di Desa Adat Suku Sasak Ende dan Sade.

Wisatawan yang datang ke dua desa adat ini akan selalu disuguhi pertunjukan Presean.

Baca Juga: Mantan KPK Novel Baswedan dan Febri Diansyah Kompak Bicara Formula E, Bela Anies agar Tak Dikriminalisasi?

Meski mendebarkan banyak wisatawan senang menyaksikan tradisi turun temurun warga suku Sasak ini.

Bunyi gamelan dan tetabuhan mengiringi para penari sebelum pertarungan dimulai.

Musik gamelan yang terdiri dari Gendang Beliq, dan suling ini memiliki unsur musik Bali yang merupakan pulau terdekat dengan Lombok.

Baca Juga: Anak Gadis (Dedara) Desa Sukarara Lombok Tengah Harus Bisa Menenun Kain Songket sebelum menikah

Menurut Bajang Yoga salah seorang pemandu wisata di kampung adat Ende, banyak budaya dan bahasa Bali dan Lombok yang memiliki kesamaan.

Jika di Bali pakaian yang dipergunakan didominasi warna putih di Lombok didominasi warna hitam.

Kembali ke tradisi Presean yang secara kasat mata dilihat sebagai pertarungan yang mendebarkan dan mengerikan namun memiliki unsur perdamaian.

Baca Juga: Fakta di Balik Stadion Kanjuruhan Jawa Timur, Aremania Suporter Terbaik dan Predikat Panpel Terbaik Pula

Setiap petarung atau Pepadu dituntut memiliki jiwa satria, tidak mendendam, berani dan rendah hati. ***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler