Menyusuri Petilasan Dewi Rengganis, Pendakian Gunung Argopuro Jatim Bagian 5, Siang Hari Ada Auman Harimau

14 September 2022, 07:23 WIB
Sungai Cikasur yang indah sekaligus seram, kawasan ini pada malam hari menjadi tempat minum si kaki empat. /Dicky Harisman /

 

DESKJABAR - Selasa, pagi. Mentari pagi yang kami tunggu keluar di ufuk timur Cikasur yang masih basah didekap kabut.

Cahayanya mulai merekah menyapu mayapada yang megah.

Rekahan senyumnya yang sumringah semburatkan warna emas yang elok diantara embun pagi yang belum beranjak tinggalkan rerumputan ilalang Cikasur. Menambah nuansa pagi yang harmoni.

Suara Burung Merak kembali hangatkan awal pagi kami di Cikasur yang mempesona, sesekali kepakkannya terdengar membuat senandung alam yang tulus.

Baca Juga: Luis Milla: Masa Depan Persib tidak Bergantung pada Nama Besar Pemain, Tapi Inilah yang Menjadi Faktor Utama

Satu pers atu teman-teman kami menyembul dari balik tenda untuk siap-siap beraktivitas memasak dan berkemas untuk melanjutkan perjalanan di hari ketiga menuju pos berikutnya, Sabana Lonceng.

Sabana (savana) Lonceng adalah kawasan sepi nyaris tak berpenghuni kecuali pendaki yang bermalam di sana, kawasan tinggi ini tidak terlalu jauh jaraknya dari puncak Rengganis. Diperlukan waktu 15 menit ke puncak Rengganis dari Sabana Lonceng.

Sementara jarak tempuh ke puncak Argopuro dan puncak Arca memerlukan waktu kurang lebih 30 menitan.

Perjalanan menuju Pos Sabana Lonceng akan melewati satu sungai lagi yaitu Sungai Cisentor. Pendaki diimbau untuk berhati-hati melewati hutan dan lembahan sebelum Sungai Cisentor.

Baca Juga: Terungkap, Ini Photo Jasad Brigadir J Bersimbah Darah Tersungkur di Pojok Dekat Pintu, 1 Jam Setelah Ditembak

Karena kita akan melewati banyak sekali pohon Jelatang di sepanjang jalur pendakian dengan bagian kanan jalur menggangga tebing-tebing berketinggian 100-250 meter.

Sementara di bagian kiri jalur yang kita lalui akan kita saksikan lembah yang dalamnya mencapai ratusan meter, pucuk-pucuk pohon raksasa yang dari jalan terlihat penanda bahwa lembah atau jurang ini sangat dalam.

Jelatang adalah pohon dengan jenis daunnya yang berduri, bentuknya kecil namun beracun.

Jika pendaki menyentuh daunnya maka racunnya akan mulai bereaksi dengan ditandai gatal, perih dan bengkak pada kulit.

Konon rasa sakit ini bisa bereaksi berhari-hari. Jika sudah kadung terkena daun Jelatang ada beberapa tindakan yang bisa diambil, seperti mandi dengan menggunakan sabun antiseptik.

Baca Juga: Preman Pensiun 6 Episode 21 Hari Ini, Kang Mus Perintahkan Perang dan Kalau Mau Damai Kita Harus Siap Perang

Sayangnya beberapa gunung yang berada dibawa pengawasan Taman Nasional melarang pendaki membawa perlengkapan mandi seperti sabun, Detergen dan pasta gigi.

Selain dengan cara mandi menggunakan sabun antiseptik, Alkohol yang biasanya dibawa pendaki sebagai P3K diharapkan mampu meredakan rasa sakit.

Kita benar-benar kesulitan menghindar dari pohon Jelatang Argopuro, karena jalur pendakian Argopuro terbilang rapat, belukar, pohon dan ilalang yang kita pijakpun tidak lama akan tumbuh seperti kembali ke posisi sediakala.

Hal ini terjadi karena jalur pendakian Argopuro sendiri tidak terlalu banyak dilalui dan diinjak. Jadi wajar jika kita nyaris menemukan jalur yang “botak” bekas lintasan pendaki.

Ada kejadian seram yang menimpa dua teman saya sebelum menuju Pos Cisentor. Setelah savana yang entah ke berapa kalinya (di kawasan Argopuro kita akan menemukan puluhan hektar Savana).

Saya dan satu teman berjalan belakangan karena harus mengambil Video untuk dokumentasi perjalanan.Sementara dua teman saya saat melewati kawasan belukar setelah ladang Edelweiss mendengar suara Raja Rimba yang membuat bulu kuduk berdiri.

Suaranya yang menggelegar sempat membuat dua teman saya mematung. Untungnya binatang nocturna ini tidak turun dan menampakkan diri. Amit-amit jabang bayi.

Si raja rimba biasanya memiliki kebiasaan berburu di pinggiran tebing dengan jurang atau Lembahan.

Cara berburu (mencari mangsanya) dengan menyergap buruan kemudian menjatuhkannya ke lembahan untuk nanti dia kembali lagi sambil memeriksa buruannya dan diberikan kepada anggota keluarganya.

Menurut cerita yang beredar, pernah ada kabar di kawasan Argopuro ini ada orang yang memergoki Macan Albino dengan tinggi dua meteran.

Lain macan lain pula srigala yang memiliki insting berburunya sebatas menyergap mangsa dan meninggalkan begitu saja. Cara berburunya lebih banyak berkelompok.

Salah satu hewan liar yang dihindari pendaki adalah babi hutan. Itulah kenapa di jalur pendakian Argopuro disarankan tidak membuka tenda di jalur mereka.

Babi hutan ini biasanya langsung menyerang tenda yang di dalamnya ada pendaki. Duri kulitnya yang dipakai menyerang musuh akan menancap di tubuh si musuh dan langsung menyebarkan racun.

Selama kami melakukan perjalanan panjang di jalur pendakian Argopuro kami hanya berjumpa dengan dua orang pendaki di jalur sebelum Cisentor dan bertemu di Pos Cisentor untuk kemudian pisah lagi.

Berikutnya kami bertemu pendaki saat bermalam di Pos Sabana Lonceng. Kami sampai di Pos Cisentor sekira pukul 16.00 sore. Turun ke sungai untuk bersih-bersih badan, ngambil Wudlu langsung Shalat Ashar di tepian Pos Cisentor.

Biasanya kami menghitung apakah kami bisa melaksanakan Shalat tepat waktu. Jika tidak kami menggabungkan dua waktu shalat. Karena seberat dan sedarurat apapun, kami tetap tidak boleh meninggalkan kewajiban kami sebagai Muslim.*** (Bersambung)

Editor: Sanny Abraham

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler