8 Dampak Buruk Emosi Berlebihan dan Stress Ketika mengandung, Ibu Hamil Harus Memahami

12 September 2022, 14:24 WIB
Ibu hamil stres dan emosi berkepanjangan bisa berdampak buruk bagi janin dan dirinya. pixabay xusenru /

DESKJABAR – Ibu hamil Emosi dan stres berlebihan, keadaan ini bisa berdampak pada dirinya dan juga janin.

Ibu hamil sering merasakan emosi, marah tiba-tiba sedih sepanjang hari, hal ini disebabkan meningkatnya hormon kehamilan.

Dan bisa jadi faktor lain, seperti ibu hamil merasa tidak nyaman dengan perubahan bentuk tubuh, sehingga menjadi stress dan emosi yang berlebihan.

Baca Juga: Update Kasus Ferdy Sambo, Profil, Biodata dan Karir Pemimpin Sidang Kode Etik Polri, Komjen Pol Ahmad Dofiri

Dikutip dari youTube emasuperr 19 mei 2021, dr. Ema menjelaskan tentang delapan penyebab dan efek negatif stress dan emosi berlebihan.

1. Kurang tidur.

Ketika seorang Ibu sedang hamil susah untuk tidur karena perut yang berat, posisi tidur menjadi serba salah.

Apalagi di barengi dengan stress Ibu hamil semakin susah tidur dan membuat tidur karena merasa tidak nyaman.

2.Perubahan selera makan.

Dengan stress ibu hamil akan mengalami perubahan selera makan, bisa membuat penurunan selera makan berimbas ke penurunan berat badan.

Bisa juga menaikkan nafsu makan, berat tubuh akan meningkat dengan begitu akan mengalami resiko terkena diabetes gestasional bahkan obesitas.

Baca Juga: INILAH Hasil Tes Uji Kebohongan Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi, Kuat Ma'ruf, Bharada E, Bripka RR dan Susi

3.Mempengaruhi perkembangan anak.

Akan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak, kalau ibu hamil stress akan menghasilkan hormon yang mempengaruhi perkembangan janin.

Selain itu akan mempengaruhi perkembangan otak, anak yang dikandung dalam keadaan ibunya stres.

Akan mempengaruhi tingkat kecerdasan anak, dan anak bisanya bisa lebih temperamental dikemudikan hari.

Anak akan lebih cepat marah bahkan bisa dua kali lipat, saat usia dewasa mengalami stress dan depresi

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 45 Dibuka! Klik Gabung Gelombang, Simak Tips Lolos Prakerja!

4.Resiko keguguran

Ketika hamil akan mengeluarkan hormon katekolamin, yang akan merangsang kontraksi rahim.

Jika mengalami stress, depresi, kecemasan berkepanjangan, trimester awal kontraksi rahim itu akan berpengaruh terhadap perkembangan janin.

Paling parah ibu hamil akan mengalami keguguran, jika depresi muncul di trimester 2 atau trimester 3 akan meningkatkan resiko kelahiran prematur

Sebelum janin berusia 30 minggu hal tersebut akan meningkatkan resiko cacat janin, berat badan janin jadi rendah bertahan hidup diluar kandungan rendah.

Baca Juga: ADE YASIN Dituntut 3 Tahun Penjara oleh Jaksa KPK, Bupati Bogor nonaktif Ini Minta Dicabut Hak Politiknya

5.Resiko preeklampsia maupun eklampsia

Hormon kelamin tidak hanya meningkatkan kontraksi rahim, bisa juga meningkatkan resiko darah tinggi pada ibu hamil.

Ketika gula darah tinggi bisa mengakibatkan preeklamsi maupun eklampsia, akan terjadi ketika ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi.

Terutama saat mau melahirkan tentunya itu sangat berbahaya bagi kondisi bunda dan janin.

6. Resiko berat badan bayi lahir rendah.

Dengan stress yang berkepanjangan pada ibu hamil, nutrisi tidak terserap dengan sempurna oleh bayi.

Meskipun berat badan ibu hamil meningkat 10 sampai 20 kg, akan tetapi saat melahirkan bayi berat badanya rendah.

Berat badan bayi bisa mencapai 2,2 sampai 2,5 kg, bahkan bisa di bawah 2 kg. tentunya itu sangat tidak diharapkan para orang tua.

Baca Juga: Gempa 7,6 SR Minggu 11 September 2022 di Waktu Dhuha, Panjatkan Doa Ini ketika Bencana Alam Terjadi

7.Berpengaruh saat merespon sesuatu.

Biasanya stress berkepanjangan jika tidak langsung diatasi atau tidak mendapatkan pertolongan, bisa membahayakan ibu hamil dan janin.

Karena stres misalkan ibu hamil merasa ingin berpikir sendiri, atau menggunakan obat-obatan terlarang untuk keluar dari depresi.

Bahkan ingin menggugurkan kandungan, semua itu sangat tidak diharapkan untuk kesehatan ibu hamil dan janin.

8.Pemicu munculnya baby blues

Baby blues atau depresi pasca melahirkan hal ini sangat berbahaya, setelah melahirkan mengalami depresi.

Nanti anaknya tidak mau diurus, sehingga mengakibatkan merasa benci terhadap anaknya bahkan ingin melukai bayinya sendiri.

Ini juga sangat tidak diharapkan, makanya saat hamil untuk selalu berbahagia bagaimanapun caranya asal positif.***

Editor: Zair Mahesa

Tags

Terkini

Terpopuler