WASPADA! Cacar Monyet atau Monkeypox, Gejala, Cara Penyebaran, Mencegah dan Perawatan Pasien Menurut WHO

28 Juni 2022, 13:17 WIB
Dokter Rosamund Lewis memaparkan gejala, cara penyebaran, mencegah dan perawatan pasien Cacar Monyet atau Monkeypox. /Tangkapan layar YouTube Science in 5 WHO/

DESKJABAR - Cacar monyet atau Monkeypox kini kian menyebar dan penduduk banyak negara, termasuk negara tetangga kita seperti Singapura dan Australia.

Meskipun belum lama ini juru bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan belum ada laporan kasus cacar monyet di Indonesia, tapi tetap waspada.

Kemenkes tetap melakukan sejumlah kewaspadaan untuk mencegah terjadinya penularan di Indonesia.

Sebagai upaya kewaspadaan ada baiknya kita mengetahui gejala cacar monyet ini dan bagaimana penyebarannya, juga mencegahnya.

Baca Juga: Jumlah Kasus Cacar Monyet Meningkat Menjadi Lebih dari 3.400 Secara Global kata WHO, Bagaimana Indonesia?

Belum lama ini WHO memberikan informasi terkini tentang cacar monyet. Dalam YouTube Science in 5, Technical Lead for Monkeypox WHO Health Emergencies Programme, Dr Rosamund Lewis menjelaskan tentang cacar monyet ini.

Disebutkannya, Cacar Monyet bukan hal baru dan sudah ada sejak 1958. Infeksi pertama pada manusia ditemukan tahun 1970 diderita seorang anak kecil di Republik Demokratik Kongo.

Gejala Cacar Monyet antara lain:

- Ruam yang tidak nyaman

- Ruam yang gatal, dan bisa menyakitkan

Baca Juga: Orang Amerika Penderita Cacar Monyet Melarikan Diri dari Rumah Sakit Meksiko

Mencegah penularan dan merawat pasien:

Karena penyakitnya menyerang kulit makan untuk merawat pasien adalah tetap menjaga kebersihan kulit.

Setelah penelitian bertahun-tahun kini sudah ada beberapa vaksin dan perawatan untuk Cacar Monyet.

Kedanti begitu, karena vaksin ini masih baru, sehingga belum tersedia secara luas.

Vaksin ini direkomendasikan untuk orang yang pernah kontak dengan penderita Cacar Monyet.

"Kebanyakan orang tidak membutuhkan produk (vaksin) baru. Kebanyakan orang tidak memiliki kasus Cacar Monyet yang parah dan dapat dikelola secara konservatif dengan perawatan rutin jika diperlukan," kata Rosamund Lewis.

Baca Juga: WASPADA! Cacar Monyet Mulai Menyebar di Beberapa Negara, Kenali Gejalanya

Penyebaran:

Cacar Monyet atau Monkeypox menyebar melalui tatap muka, kulit ke kulit, kontak langsung.

Namun, katanya, hal ini bisa berkembang, dan pihaknya terus mempelajari kemungkinan wabah baru ini berkembang.

Saat ini orang yang paling berisiko tertular adalah pria yang berhubungan seks dengan pria (homoseks).

"Dan saat ini, orang-orang itu adalah laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, atau orang lain yang mungkin berhubungan dengan mereka," ujarnya.

Kelompok berisiko juga mencakup keluarga dekat ataupun orang-orang yang bepergian ke daerah wabah.

Namun demikian, katanya, tetap berhati-hati untuk tidak membuat stigma terhadap kelompok berisiko maupun pasien.

Jadi virus ini menyebar melalui kontak dekat dan kontak orang ke orang.

Artinya, dalam perawatannya, seorang petugas kesehatan hendaknya tahu betul tentang gejala cacar monyet ini. Sehingga ia memakai alat pelindung diri yang tepat saat berdekatan dengan pasien.

"Jadi kami juga ingin memastikan bahwa petugas kesehatan memiliki pengetahuan jika mereka melihat seseorang yang mungkin memiliki ruam yang tidak terdiagnosis atau belum pernah didiagnosis sebelumnya, sangat penting untuk menyadari bahwa virus ini sekarang baru menyebar di berbagai tempat," paparnya.

Kekhawatiran WHO terkait dengan kebanyakan pasien penderita Cacar Monyet ini tidak parah, jadi menganggap enteng.

Padahal penyebarannya begitu cepat, sehingga orang harus berhati-hati dan berusaha menurunkan risikonya. ***

 

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: YouTube Science in 5 WHO

Tags

Terkini

Terpopuler