OMICRON MELONJAK, Inilah Karantina yang Dijalankan di Era Nabi Muhammad SAW Saat Menghadapi Pandemi

10 Februari 2022, 17:08 WIB
Ilustrasi virus Omicron. Sejak zaman Nabi Muhammad SAW karantina konsep Islam sudah dijalankan untuk menghadapi situasi pendemi atau wabah penyakit menular /pixabay @geralt/

DESKJABAR – Saat ini perkembangan pandemi Covid-19 varian Omicron kembali melonjak di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Upaya karantina atau yang disebut PPKM pun kembali diberlakukan.

Sebenarnya konsep karantina dalam agama Islam juga ada dan sudah dijalankan sejak di era Nabi Muhammad SAW.

Konsep karantina yang dijalankan Nabi Muhammad SAW adalah karantina dengan konsep Islam yang dilengkapi dengan dalil-dalil yang mendasarainya, saat menghadapi pandemi.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU, Tiba-Tiba Danu Mempertanyakan Orang Bermuka Dua dan Si Cupu, Siapakah yang Disentil?

Mengutip dari laman uii.ac.id yang tayang pada 21 April 2020, Direktur Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia atau UII saat itu yakni, Dr. Asmuni, Mth, MA, mengatakan bahwa karantina dapat dikatakan sebagai konsep Islam pada masa awal untuk menyelamatkan nyawa manusia dari ancaman kematian akibat wabah penyakit menular.

Karantina didefinisikan sebagai ukuran sasaran orang yang terpapar penyakit menular, apakah mereka tertular penyakit tersebut atau tidak.

Asmuni mengemukakan bahwa konsep di dalamnya adalah dimana orang-orang yang terpapar diharuskan untuk tinggal di rumah atau di tempat lain.

Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut ke orang lain, dan untuk secara hati-hati memantau efek penyakit pada mereka dan kesehatannya.

Baca Juga: BOLEHKAH Berdoa Dalam Sujud Minta Yang Diinginkan Dengan Bahasa Sehari Hari, Ini Kata Ustadz Adi Hidayat

Seorang sahabat juga pernah berkata:

 “Wabah itu adalah api sedangkan manusia adalah bahan bakarnya, maka hendaklah manusia memisahkan diri dengan manusia yang lain. Dengan cara ini api tidak akan menemukan bahan bakarnya,” ujar Asmuni.

“Rasulullah juga mengatakan bahwa orang yang sedang terinfeksi oleh penyakit menular harus dijauhkan dari orang sehat lainnya,” tambah Asmuni.

Upaya yang tak kalah penting adalah Nabi mengajak umatnya berikhtiar lewat pengobatan.

Menurut Asmuni, hal itu berdasarkan dalam sebuah hadist, yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW  mengatakan “tidak ada penyakit kecuali Tuhan telah menurunkan obatnya kecuali satu penyakit yaitu menua”.

Dari sumber lain menyebutkan, dalam hadist lainnya Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan prinsip-prinsip karantina yang dimaksud.

Baca Juga: WAJIB TAHU! Cara Menutupi Aib Dosa Zina yang Terlanjur Tersebar dalam Islam, Begini Kata Buya Yahya

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Jabir bin Abdullah RA:

"Melarikan diri dari wabah itu seperti melarikan diri dari peperangan, dan orang yang bersabar akan diganjar pahala seperti orang syahid." (HR Ahmad).

Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW bersabda:

"Jangan mencampurkan (unta) yang sakit ke yang sehat." (HR Bukhari dan Muslim)

Upaya karantina denan konsep Islam tersebut tidak serta merta kita menafikkan akan kehendak Allah, namun manusia juga diharuskan untuk berihtiar.

Apalagi, pada hakikatnya kesehatan adalah salah satu berkah dari Allah SWT untuk umat manusia.

Baca Juga: HATI-HATI dengan Lingkungan yang Kamu Pilih! Aa Gym: Inilah Doa agar dikumpulkan bersama Orang Sholeh

Dalam hadits Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:

"Dua berkah yang sering dilupakan orang adalah kesehatan waktu yang luang." (HR Bukhari).

Itulah karantina konsep Islam yang sudah dijalankan sejak zaman Nabi Muhammad SAW, yang masih relevan dengan saat ini, dimana hampir semua negara di dunia masih menghadapi ancaman pandemic Covid-19, khususnya varian Omicron. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber UII.ac.id

Tags

Terkini

Terpopuler