Inilah Cara Mudah Memberikan MPASI Enak, Ampuh Atasi GTM pada Anak

2 Januari 2022, 12:11 WIB
Ilustrasi Anak Makan - dengan memberikan MPASI yang enak untuk anak, tentu harus dibuat dengan menarik.. /pixabay/avitalchn


DESKJABAR 
– MPASI atau Makanan Pedamping Air Susu Ibu adalah momen yang paling dinantikan bagi para ibu yang punya anak atau bayi. Dan, dengan memberikan MPASI yang enak untuk anak, tentu harus dibuat dengan menarik.

Pasalnya, memberikan MPASI itu seperti berjualan. Kalau kita berjualan, kita harus tahu caranya agar pembeli tertarik dengan jualan kita.

Jadi, bayangkan juga MPASI adalah proses komunikasi antara kita sebagai orang tua dengan anak kita. Namun, sering kali saat MPASI, anak mengalami GTM atau Gerakan Tutup Mulut.

Baca Juga: UPDATE Pembunuh Subang Terbaru, Sketsa Wajah Tak Mirip Yosef, Yoris dan Danu, Rohman Hidayat Sebut Mirip Ini

Baca Juga: Cara Menerka Orang yang Mempunyai Khodam Pendamping, Lihatlah 5 Ciri-ciri Ini

Untuk mengatasi GTM pada anak dengan cara memberikan MPASI enak dan mudah, simak penjelasan dr. Yoga Yandika dari Rumah Indonesia Sehat BSD di dalam kanal YouTube Gue Sehat, yang diunggah 6 Desember 2021.

1. Buat makanan homemade yang menarik dan disukai keluarga

Makanan homemade jadi pilihan yang tepat untuk asupan MPASI pada anak. Pasalnya, makanan homemade lebih fresh dan lebih banyak nutrisinya.

“Makanan homemade komposisinya terbaik bagi anak. Yakni, ada kandungan karbohidrat, prohe (protein hewani) dan lemak yang lebih baik,” kata dr. Yoga Yandika.

Baca Juga: UPDATE KASUS SUBANG TERKINI: Pelaku di Sketsa Wajah Ada di Sekitar, Simak Penjelasannya

Baca Juga: Cara Melihat Orang yang Memakai Ilmu Pelet, Inilah Ciri-cirinya

Sedangkan makanan instan komposisinya tidak kurang, tidak lebih. Bentuk dan rasanya juga tidak bervariasi. Sehingga, anak kurang suka. 

Anak juga perlu diberi makanan MPASI yang disukai oleh lingkungan keluarganya. Misalnya, anak yang tinggal di daerah Sumatera, maka anak akan suka makanan yang bersantan.

2. Tambahkan varian rasa 

Si kecil tentunya suka dengan varian rasa yang beragam dan enak. “Supaya tau rasanya enak, harus dicobain dulu sama ibunya, enak gak? Biar tambah enak dan menarik lagi, bisa tambahkan gula, garam atau mecin juga boleh. Yang penting kasih secukupnya,” ucap dr. Yoga Yandika.

Baca Juga: Ternyata Ini Rahasia Orang Yahudi Cerdas, Jenius, dan Memiliki IQ Tinggi, Bunda Wajib Tahu

Varian rasa untuk MPASI pada anak juga memberikan variasi rasa yang baik untuk lidah anak. Agar anak lebih suka, berikan varian rasa yang dominan di keluarga. Contohnya, jika anak tinggal di daerah Jawa, maka cenderung dengan rasa manis.

3. Sayuran dan buah cukup diperkenalkan saja

Sayur dan buah mengandung serat yang tinggi. Maka, menghambat penyerapan zat-zat penting yang dibutuhkan bayi atau anak.

“Untuk MPASI, sayur dan buah sifatnya perkenalan saja. Dulu ada istilah menu 4 bintang, sayur dan buah masuk di dalamnya. Namun, sekarang hanya kenalan saja, tidak wajib dimakan untuk anak,” ujar dr. Yoga Yandika.

Baca Juga: Inilah 10 Ciri-ciri Anak Jenius, Salah Satunya Suka Banyak Bertanya

4. Semua makanan patut dicoba, tetapi yang bergizi

Usia anak atau bayi 6 bulan sampai 2 tahun pertama adalah momen tepat memberikan seluruh variasi makanan. Serta, seluruh varian rasa makanan, sehingga anak memahami seluruh rasa yang ada.

Namun, tetap berikan makanan yang gizi seimbang. Yakni, yang ada kandungan karbohidrat, protein dan lemak, sehingga kalorinya tercapai. 

Adapun indikator pemberian tekstur makanan sesuai usia untuk anak. Yakni, usia 6-9 bulan bentuknya bubur kental, 9-12 bulan bentuknya makanan lunak dan nasi tim. Di atas 12 bulan, bentuknya makanan keluarga.

Baca Juga: Nyeri Otot, Rutinlah Mengonsumsi Buah yang Satu Ini, Insyaallah Sakitnya Berkurang

5. Lakukan MPASI dengan makan bersama keluarga

GTM pada anak saat MPASI sering kali terjadi ketika anak hanya makan sendiri.  “Mums, juga bisa lihat saat anak makannya ngumpul bareng keluarganya, anak makannya jadi banyak.” kata dr. Yoga Yandika.

Berbeda ketika anak makan sendiri, anak merasa makanan orang lain lebih aman karena makanannya tidak ada yang menyentuh.

Maka, anak harus makan bersama keluarganya, sehingga suasana makannya dapat. Bahkan, anak jadi tertarik dengan makanan tersebut.

Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Orang yang Akan Dijadikan Tumbal Pesugihan, Salah Satunya Linglung

6. Lakukan MPASI dengan terapkan jadwal makan

Saat MPASI, penerapan jadwal makan pada anak yaitu setiap satu jam atau dua jam. MPASI juga dibatasi hanya selama 30 menit.

“Itu agar anak tahu proses makan dan bisa mencegah anak untuk ngemut. Kalau lebih dari 30 menit maka kurang efektif,” ujar dr. Yoga Yandika.

7. Lakukan MPASI dengan suasana yang menyenangkan

Saat anak baru makan satu sendok, anak sudah tutup mulut. Sering kali, itu membuat orang tua tidak sabar.

Baca Juga: Inilah 4 Weton Paling Hoki dan Akan Kebanjiran Rezeki di Tahun 2022, Apakah Anda Termasuk ?

“Jadi, ketika anak GTM, jangan berpikir kalau anak saya ngga dapet apa-apa, nanti ngga tumbuh. Itu secara tidak langsung ingin buru-buru memasukkan makanan ke mulut,” tutur dr. Yoga Yandika.

Menurut dr. Yoga, hal itu membuat anak terintimidasi. Sebab, anak jadi tidak merasakan proses menyenangkan di dalam makan. Namun, malah takut untuk makan. Jadi, buatlah suasana yang menyenangkan.

Kalau anak tutup mulut, maka berhenti dulu 5 menit. Setelah itu, kita tawarkan lagi. Kalau dua kali ditawarkan masih tutup mulut, maka harus berhenti kalau sudah 30 menit. Nanti kita kerjakan lagi di jam makan berikutnya.

Baca Juga: KRONOLOGI Penangkapan Tersangka Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Ada Saksi yang akan Dipanggil

Kalau anak GTM juga jangan lansung berasumsi.  Misalnya, saat dikasih ayam, anak langsung mengeluarkan makanannya.

Kalau kita berasumsi anak tidak suka ayam dan kita tidak memberinya lagi, maka anak jadi tidak makan ayam selamanya.

8. Tidak boleh ada distraksi di jadwal makan anak

Saat anak makan, tidak boleh diberi distraksi. Contohnya, anak dikasih lihat nonton gawai. Jika begitu, maka yang dipikirkan anak, kalau dia kenyang, dia harus nonton, bukan makan. Sebab, tidak ada interaksi antara yang memberikan makan dengan yang makan. 

Baca Juga: FAKTA Seputar Sandro Tonali, Pemain Muda Masa Depan Andalan Baru AC Milan

“Jadi, fungsinya tidak ada distraksi itu supaya anak tahu. Oh, kalau ada sendok datang, artinya makan, dengan ini saya kenyang,” ucap dr. Yoga Yandika.***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: YouTube Gue Sehat

Tags

Terkini

Terpopuler