Penyaluran Kredit Perbankan di Sektor Manufaktur Diproyeksikan Naik Tahun 2024, Ini Penjelasan OJK

- 15 Januari 2024, 09:25 WIB
Ilustrasi Pelabuhan memuat barang-barang ekspor. OJK proyeksikan penyaluran kredit perbankan di sektor manufaktur atau industri pengolahan akan naik signifikan tahun 2024.
Ilustrasi Pelabuhan memuat barang-barang ekspor. OJK proyeksikan penyaluran kredit perbankan di sektor manufaktur atau industri pengolahan akan naik signifikan tahun 2024. /Pixabay/postcardtrip/

DESKJABAR - Tingkat penyaluran kredit perbankan di sektor manufaktur atau industri pengolahan diproyeksikan naik signifikan pada tahun 2024. Hal itu sesuai dengan target penyaluran kredit sektor manufaktur yang ditetapkan sebesar 9-11 persen secara tahunan (year on year) tahun 2024.

Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae, penyaluran kredit perbankan di sektor industri pengolahan diproyeksikan naik signifikan sesuai target antara 9-11 persen pada 2024. Kendati diakui pertumbuhan kredit (data November 2023) masih di bawah pertumbuhan kredit agregat 9,71 persen.

Dia menjelaskan terdapat sejumlah subsektor industri manufaktur yang diprediksi menjadi sumber pertumbuhan pada tahun 2024 ini, Antara lain industri otomotif, industri turunan produk minyak kelapa sawit (CPO), dan hilirisasi produk pertambangan.

Baca Juga: Cek Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini Senin 15 Januari 2024, Berikut Rinciannya

Sedangkan hingga November 2023, tambah dia, kredit perbankan di sektor manufaktur tumbuh sebesar 4,84 persen secara tahunan. Angka ini berarti masih di bawah pertumbuhan kredit secara agregat yakni sebesar 9,71 persen.

Dian mengakui bahwa porsi industri manufaktur relatif besar dalam kredit perbankan yakni sekitar 15,87 persen. "Sehingga pertumbuhan sektor industri pengolahan juga memiliki pengaruh cukup besar terhadap total kredit perbankan," katanya seperti dilansir Antara.

Hadapi Tantangan

Meskipun demikian, menurut Dian, penyaluran kredit perbankan di sektor manufaktur ini masih menghadapi beberapa tantangan. Antara lain dari sisi eksternal seperti ketidakpastian global yang masih mempengaruhi kondisi ekonomi domestik di dalam negeri, baik itu melalui jalur perdagangan, komoditas, dan keuangan atau moneter.

Baca Juga: Sebanyak 11 BPD atau Bank Pembangunan Daerah Belum Penuhi Modal Inti Minimum Rp3 Triliun, Simak Keterangan OJK

Sedangkan tantangan dari sisi internal seperti kecenderungan kenaikan suku bunga yang juga turut membuat permintaan sedikit tertahan. Sehingga sebagian perusahaan korporasi justru menggunakan dana internal (self-financing) untuk kebutuhan pendanaan.

Halaman:

Editor: Ivan W.

Sumber: OJK Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x