PPTK Gambung Bandung Munculkan 19 Klon Kina Unggul untuk Bangkitkan Bisnis Perkebunan

- 8 Desember 2023, 10:54 WIB
Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat munculkan 19 klon kina unggulan, untuk bisnis perkebunan.
Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat munculkan 19 klon kina unggulan, untuk bisnis perkebunan. /Instagram @pptk_id

DESKJABAR – Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat munculkan 19 klon kina unggul, untuk mengangkat kembali bisnis perkebunan kina Indonesia. Bisnis kina Indonesia potensial kembali merajai pasar internasional dan domestik, mengingat kebutuhan kina dunia yang tetap tinggi.

 

Pihak PPTK menyebutkan, selain untuk pengobatan malaria, antara lain dalam pengobatan untuk kram kaki, obesitas, migrain, alergi, diare, produk konsumen seperti minuman berkarbonasi, kosmetik, produk perawatan rumah, serta aplikasi dalam perikanan dan peternakan sebagai antibakterial.

Pulau Jawa, terutama Jawa Barat dan sebagian Jawa Timur pernah dikenal sebagai penghasil utama komoditas kina Indonesia. Tetapi pada masa kini, perkebunan kina di Indonesia belum dapat kembali dioptimalkan, termasuk daerah yang biasanya menjadi sentra utama, yaitu Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat, serta sebagian Kabupaten Cianjur.

 Baca Juga: Pabrik Gula di Cirebon Gunakan Tebu Unggulan Sendiri, Produk Dinas Perkebunan Jabar Dicuekin ?

Klon-klon unggulan dan Potensi bisnis

Pihak PPTK sudah melakukan penelitian intensif dalam mengidentifikasi varietas unggul kina, khususnya klon dengan kadar Quinine sulphate (QS7) yang tinggi, senyawa aktif penting dalam industri farmasi, terutama sebagai obat antimalaria.

Salah seorang peneliti dari Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Kabupaten Bandung, Hilman Maulana, di Bandung, Jumat, 8 Desember 2023 menyebutkan, PPTK terus mengembangkan klon kina unggul dan mengeluarkan 19 klon pohon kina yang memiliki bobot kulit kering yang berkisar antara 3,02 kg hingga 7,43 kg per pohon dan kadar kinina sulfat yang berkisar antara 10,08% hingga 15,60%.

 

Diantara klon-klon tersebut, terdapat klon-klon seperti QRC, Cib 5, KP 105, dan GA 22 telah menunjukkan karakteristik unggul yang berpotensi besar untuk pemuliaan dan produksi kina masa depan.

“Berdasarkan studi kami pun, luas areal kina di Indonesia diproyeksikan stabil di 500 hektar hingga tahun 2025, dengan produksi yang konsisten sekitar 109 ton, menunjukkan bahwa efisiensi dan efektivitas budidaya serta pengolahan kina diharapkan meningkat meskipun tanpa ekspansi area,” ujar Hilman Maulana.

Baca Juga: Dinas Perkebunan Jawa Barat Produksi Benih Tebu, Dukung Kebangkitan Tebu Rakyat dan Pabrik Gula

Indonesia berpotensi menyediakan sekitar 115 ton dari total permintaan 400 ton, hal ini menunjukkan peran penting Indonesia dalam perdagangan kina global dan cerminan peluang bagi Indonesia untuk fokus pada pengembangan produk turunan kina yang inovatif.

PPTK selaku lembaga penelitian bersama PT Sinkona Indonesia Lestari dan dukungan PT Kimia Farma serta PTPN VIII sebagai produsen utama kina dan garam kina di Indonesia, telah menerbitkan buku "Kina Kita, Kini dan Ke Depan".

Buku ini menggambarkan perjalanan kina di Indonesia, menggambarkan tantangan dan dinamika industri, serta berfokus pada pentingnya transformasi berkelanjutan dalam industri kina.

“Kami juga menekankan pentingnya diversifikasi pemanfaatan produk kina, tidak hanya dalam industri farmasi, tetapi juga dalam industri kesehatan dan hijau, termasuk pengembangan bisnis inovasi ke natural essential oil,” kata Hilman Maulana.

Baca Juga: Perkebunan, HUT PTPN VIII ke-26/2022, Kina dan Pohon Endemik Kembali Ditanam di Kabupaten Bandung

Keanekaragaman produk ini tidak hanya menyoroti nilai tambah kinina tetapi juga potensi inovasi berkelanjutan yang dapat membuka jalan bagi pengembangan lebih lanjut dalam pasar global.

Pihak PPTK berusaha meningkatkan nilai tambah kina di rantai nilai global, yang mencakup pengembangan produk turunan kina dan peningkatan kualitas produksi kina secara umum. Usaha perkebunan kina juga diarahkan lebih efisien, cepat menghasilkan dengan kualitas bagus, dll,

Pada tanggal 13 Desember 2023, PPTK akan menyelenggarakan FGD (Focus Group Discussion) dan Talkshow dengan tema "Keberlanjutan Ekosistem Industri Kina Kita Kini Kedepan", yang akan melibatkan berbagai stakeholder dan ahli di industri kina.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut dan membuka peluang baru dalam industri kina di Indonesia. PPTK akan terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas industri kina di Indonesia melalui penelitian ilmiah, inovasi, dan berbagi pengetahuan. Kami percaya bahwa ini akan membantu mengukuhkan posisi Indonesia sebagai salah satu produsen kina utama di dunia.

Industri kina di Indonesia saat ini berada pada titik penting yang diwarnai kompleksitas dan dinamika yang signifikan.  Pada saat ini, bisnis kina sedang menghadapi tantangan untuk diatasi berkaitan mempertahankan dan meningkatkan kembali luas areal perkebunan kina.  ***

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah