Ketua Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) Jawa Barat, Suherman, pada Kamis, 18 Mei 2023 malam, menyebutkan, sekarang sudah menjelang empat tahun, belum terlihat ada tanda-tanda akan panen raya cengkeh. Padahal, biasanya panen raya cengkeh berlangsung setiap tiga tahun sekali.
Disebutkan, pasca terjadinya pandemi Covid-19 lalu, ada situasi dimana baru tahun 2023 ini muncul bunga cengkeh. Itu pun baru pada pohon-pohon berumur 7 sampai 26 tahun, dimana produksinya tidak rata. Bahkan, pohon umur di atas 30 tahun tidak muncul bunga.
“Jadi, untuk tahun 2023 ini, bukan panen raya, tetapi panen biasa yang cenderung disebut ‘panen piit’,” terang Suherman.
Baca Juga: Di Subang dan KBB, Perkebunan Cengkeh Masih Andalan, Ada Manfaat Lingkungan Hidup
Namun Suherman memprediksi, mungkin baru tahun 2024, panen raya cengkeh baru kembali bisa diperoleh, dengan catatan iklim yang menunjang, yaitu tidak terlalu banyak hujan.
Disebutkan Suherman, dari 14 kabupaten/kota yang memberikan informasi, ada sepuluh 10 kabupaten mengalami. Jadi, menurut ilmu strategis dianggap semuanya dan kenyataanya benar pohon yang tua sudah kurang produktif.
Dari kondisi ini, selain usia tanaman, juga tampak penyebab akan minimnya panen cengkeh di Jawa Barat lebih disebabkan dampak perubahan iklim. Sebab, hujan di Jawa Barat yang menjadi banyak selama beberapa waktu terakhir.
Baca Juga: Pasar Cengkeh Tumbuh di Tahun 2023, Gairahkan Perkebunan Rakyat dan Lingkungan Hidup
Faktor lainnya, kata Suherman, adalah faktor pemupukan tanaman cengkeh. Seharusnya, pemupukan dapat ditingkatkan disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi pada pohon-pohon cengkeh.