DESKJABAR – Produksi padi Jawa Barat pada awal tahun 2023 diprediksi menurun, disebabkan hama dan penyakit serta pupuk pada pertanian.
Diketahui, para petani padi Jawa Barat umumnya sedang menjelang masa panen raya di Jawa Barat pada awal 2023.
Musim panen raya padi, menjadi harapan pasokan beras lokal segera mengalir.
Baca Juga: Cerita Tol Cisumdawu Sumedang di Gerbang Tol Pamulihan Begini Suasana Dahulu
Prediksi jumlah penurunan produksi padi Jawa Barat
Sekretaris Perpadi Jawa Barat, Muchlis Anwar, di Bandung, kepada DeskJabar, Senin, 13 Februari 2023 menyebutkan, ada kemungkinan produtivitas padi Jawa Barat turun hampir 30-35%.
Menurut Muchlis Anwar, prediksi dirinya tersebut adalah untuk musim panen raya Jawa Barat pada akhir Maret s.d April, bahkan Mei 2023.
Muchlis Anwar mengatakan, bahwa prediksi bakal turunnya produksi padi, disebabkan kondisi utama, yaitu serangan tikus dan kurangnya pemupukan.
Baca Juga: Pasar Jagung Bakal Meninggi, Peluang Usaha Pertanian Tahun 2023
“Kondisi jebloknya produksi padi tampaknya akan dialami di beberapa sentra produksi, yaitu Karawang, Subang, Indramayu Cirebon, Majalengka, Sumedang, serta Bandung Raya dan sekitarnya,” ucap Muchlis Anwar.
Soal kurangnya penggunaan pupuk, disebutkan, karena petani yang biasa menggunakan pupuk bersubsidi, akibat dibatasi menjadi belum biasa dan berani menggunakan pupuk harga kekinian yang diprogramkan holding Pupuk Indonesia.
Muchlis Anwar selain menjadi Sekretaris Perpadi (Persatuan Penggilingan Padi dan Pedagang Beras Indonesia) Jawa Barat, juga menjadi Wakil Ketua I APKA (Asosiasi Pedagang Komoditas Agro) Jawa Barat.
Baca Juga: Kertajati Majalengka, Antara Bandara Kertajati, Serta Pesawahan Sarang Tikus dan Ular Kobra
Versi Kementerian Pertanian
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong penggilingan padi bisa menggunakan kredit usaha rakyat (KUR) pertanian sebagai akses permodalan dalam meningkatkan skala usaha.
"Semua penggilingan yang lama itu ganti, terus ditingkatkan. Kan gini, kalau mau liat sawah itu bagus, hasilnya baik lihat saja penggilingannya. Kalau mau tingkatkan sawah perbaiki penggilingan," ujar Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, usai meninjau panen raya di Desa Sujung, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, Rabu, 8 Februari 2023.
Syahrul mengatakan, caranya adalah menggunakan KUR, dimana Pemerintah punya Rp 100 triliun untuk kredit tersebut.
Baca Juga: Di KBB, Panen Baby Corn Punya Pasar Bagus, Selamatkan Usaha Pertanian Jagung dari Serangan Tikus
Menurut Syahrul, permodalan KUR menjadi sangat penting karena kapasitas pabrik kecil bisa menjadi besar. Apalagi, selama ini, kredit usaha rakyat itu memiliki bunga rendah yang bisa diproses secara mudah. “Terbukti, dari ratusan triliun KUR yang disediakan, yang macet hanya 0,03 persen,” klaimnya.
Sebelumnya Syahrul menyakini ketersediaan beras dan komoditas pangan lainnya jelang Ramadhan dan Lebaran, dalam kondisi aman.
Hal itu merujuk pada data Kerangka Sampel Area (KSA BPS), dimana pada bulan Februari 2023, kurang lebih ada satu juta hektar yang akan panen.
Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, menambahkan, panen di bulan Februari akan dilakukan di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat juga Banten.
"Dengan perkiraan produksi lebih dari 3 juta ton beras. Ini tentu mencukupi konsumsi beras nasional 2,5 juta ton per bulan. Namun, memang jika dipanennya Februari, masuk pasarnya akan sekitar awal Maret, karena ada proses panen, penggilingan dan sebagainya ” ujar Suwandi. ***