PROFIL Perusahaan Vitol Group, Penjual BBM Murah yang Akhirnya Diminta Pemerintah RI Menaikkan Harga BBM-nya

- 6 September 2022, 08:47 WIB
SPBU Vivo yang menjual BBM murah di Indonesia merupakan anak usaha dari Vitol Group, pemasok energi global yang sudah terkenal
SPBU Vivo yang menjual BBM murah di Indonesia merupakan anak usaha dari Vitol Group, pemasok energi global yang sudah terkenal /vito.com/

DESKJABAR – Saat pemerintah mengumumkan kenaikan harga Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter pada Sabtu 3 September 2022, jagat maya diramaikan dengan SPBU Vivo.

Banyak warganet yang menyarankan agar membeli BBM di SPBU Vivo karena harganya lebih murah yakni Rp 8.900 per liter.

SPBU Vivo kemudian menjadi viral karena menjual harga BBM dengan harga murah, namun tak lama berselang pemerintah meminta Vivo untuk menaikkan harga jenis yang sama dengan Pertalite. Padahal, Vivo per 1 September baru mengumumkan penurunan harga jenis Perlatile-nya.

Baca Juga: KENAIKAN Tarif Sudah Mulai Terjadi, Bansos Dinilai tak Akan Mampu Atasi Dampak Kenaikan Harga BBM

Siapakah Vivo, ternyata Vino dibawah pengelolaan PT Vivo Energy Indonesia, yang merupakan anak perusahaan dari Vitol Group.

Nama Vitol Group sudah tidak asing di dunia. Mereka adalah sebuah perusahaan energi dan komoditas global yang berkantor pusat di Swiss.

Mengutip dari laman iraqbritainbusiness.org, Vitol Group didirikan di Rotterdam pada 1966 dan saat ini sudah memiliki hamper 40 kantor di seluruhan dunia.

Kantor operasi terbesarnya berada di Jenewa (Swiss), Houston (AS), London (Inggris), dan Singapura.

Omzet perusahaan pada tahun 2014 mencapai 270 miliar dolar AS.

Vitol Group bergerak di bidang pasokan, logistic, dan distribusi minyak mentah dan produk olahan sebagai bisnis intinya.

Namun, Vitol Group juga bergerak di lini bisnis pemurnian, pengapalan, terminal, eksplorasi dan produksi, pembangkit listrik, hingga pertamabangan dan ritel.

Bisnis di jaringan hilir energinya sudah meluas ke berbagai benua. Saat ini Vitol Group memiliki total kapasitas penyulingan lebih dari 350 kbpd dan memasok 2,7 juta bbls per hari minyak mentah dan bahan baku.

Bisnis di sector hulir ini sudah berkembang hingga di Afrika, Australia, dan Eropa.

Baca Juga: Alasan Pelatih Persib Bandung Luis Milla Geser Posisi Daisuke Sato Saat Lawan RANS Nusantara, Liga 1 Indonesia

Di Afrika Vitol Group bertanggung jawab atas lebih dari 1400 SPBU di 16 negara di Afrika, dan menbuka 100 SPBU setiap tahunnya.

Di Australia, Vitol Group berinvestasi di sector hilir melalui Viva Energy, setelah sebelumnya mengakuisisi sector hilir Shell di Australia.

Viva memasok sekitar 30 persen kebutuhan bahan bakar di Australia selatan, baik melalui impor maupun produk yang disuling di kilang Geelong, miliknya di Victoria.

Di Eropa yang dikelola melalui Varo Energy, bergerak di bidang kilang, penyimpanan dan logistic dan jaringan distribusi.

Sedangkan di Indonesia, Vitol Group bergerak melalui anak usahanya PT Vivo Energy Indonesia.

Mereka membanyun SPBU pertamanya di Indonesia pada 2017 di Jalan Raya Cilangkap, Jakarta Timur.

Baca Juga: 5 Manfaat Sertifikat Kartu Prakerja Saat Melamar Kerja, Simak Uraian Selengkapnya Berikut Ini!

Mengutip dari laman Bloomberg, Vitol Group awal bisnisnya bermula ketika Detiger dan 7 mitranya sepakat menjual perusahaan Vitol kepada karyawannya yang brjumlah sekitar 40 orang termasuk di antaranya Ian Roper Taylor.

Ian yang sekarang menduduku jabatan CEO The Vitol Group, sebelumnya memang dikenal sebagai pebisnis Inggris yang dermawan.

Itulah profil perusahaan Vitol Group, perusahaan yang menjual BBM harga murah saat Presiden Jokowi mengumumkan harga Pertalite naik menjadi Rp 10.000 per liter.

Sayangnya, karena adanya permintaan dari pemerintah , seperti dikemukakan Dirjen Migaskementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tutuka Ariadji, pihaknya sudah meminta manajemen Vivo untuk menyesuaikan terkait harga BBM-nya. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: vitol.com iraqbritainbusiness.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah